Suara.com - Prancis mengancam akan mengakui Palestina sebagai sebuah negara berdaulat, jika Israel terus mempertahankan sikap kepala batu, menolak solusi dua negara yang ditawarkan negara-negara Barat.
Menteri Luar Negeri Prancis, Laurent Fabius, pada Jumat (29/1/2016), kembali memperingatkan Israel bahwa sikap keras kepalanya akan menutup peluang terwujudnya solusi dua negara dan akan menguntungkan kelompok teroris Negera Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Upaya terakhir untuk mendamaikan Israel dan Palestina, dengan memberikan solusi pendirian dua negara terpisah bagi keduanya, oleh Amerika Serikat rontok pada April 2014. Setelah itu, tak ada lagi perundingan serius antara Israel dan Palestina.
Pada 2015 Prancis juga gagal membujuk AS mengeluarkan resolusi Dewan Keamanan PBB untuk menetapkan parameter-parameter yang diperlukan dalam melanjutkan pembicaraan damai dan menetapkan tenggat waktu perundingan antara Israel dan Palestina.
Sementara itu keputusan Israel baru-baru ini untuk memperluas pemukiman Yahudi di Tepi Barat - yang dikecam oleh Sekretaris Jenderal PBB sebagai langkah provokatif - dinilai Prancis sebagai sikap inkonsistensi Israel terhadap komitmen solusi dua negara.
"Kami tak bisa membiarkan solusi dua negara gagal. Ini adalah tanggung jawab kami sebagai anggota Dewan Keamanan PBB," kata Fabius dalam pertemuan tahunan para diplomat asing di Paris, seperti dikutip Reuters.
Fabius mengatakan bahwa Paris, dalam beberapa pekan ke depan, akan mulai mempersiapkan konferensi internasional untuk mempertemukan pihak-pihak bertikai, para mitra utama mereka dari AS, Eropa, dan Arab. Ini akan menjadi upaya terakhir Prancis untuk menekan Israel dan Palestina.
Jika upaya ini gagal mencari solusi, kata Fabius, "maka kami harus bertanggung jawab dengan mengakui Palestina sebagai sebuah negara."
Seorang sumber dari Departemen Luar Negeri Prancis mengatakan bahwa rencananya konferensi itu digelar sebelum musim panas dan tak akan membutuhkan resolusi dari Dewan Keamanan PBB, karena pasti akan ditolak oleh AS, sekutu Israel.
Sebelumnya Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu telah mengeritik inisiatif Prancis, yang dia sebut "kontraproduktif".
AS sendiri, yang geram dengan rencana pembangunan pemukiman Yahudi, tampaknya tak akan mendukung inisiatif Prancis. Presiden Barack Obama, yang akan lengser dalam 10 bulan mendatang, diyakini tak akan mengecewakan lobi Yahudi di Gedung Putih.
Janji Prancis ini disambut gembira oleh Presiden Palestina, Mahmoud Abbas.
"Tak diragukan bahwa pengakuan Prancis atas Negara Palestina akan berkontribusi besar bagi perdamaian dan stabilitas di kawasan," kata Nabil Abu Rdainah, juru bicara Abbas.
Palestina sendiri kini sudah diakui sebagai negara pemantau nonanggota di PBB, sama seperti Vatikan. Bendera Palestina juga telah berkibar di markas PBB di New York, AS sejak September 2015.
Swedia adalah negara pertama yang mengakui kedaulatan Palestina sejak 2014 dan langkahnya itu diikuti oleh beberapa negara Eropa lainnya.
Berita Terkait
-
Profil Eric Cantona: Pemain Legendaris Ini Dukung Palestina, Tak Mau Israel di Pildun
-
Solidaritas untuk Palestina, Massa Gelar Aksi di Depan Kedubes AS
-
Wanda Hamidah Ungkap Alasan Nekat ke Gaza: Tak Bisa Diam Lihat Warga Palestina Dibantai
-
Eric Cantona Desak FIFA dan UEFA Hukum Israel Seperti Rusia Terkait Konflik Politik Global
-
Ada Pemotongan Anggaran, 800 Ribu Buruh hingga Guru Mogok Kerja
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
- Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
Pilihan
-
3 Catatan Menarik Liverpool Tumbangkan Everton: Start Sempurna The Reds
-
Dari Baper Sampai Teriak Bareng: 10+ Tontonan Netflix Buat Quality Time Makin Lengket
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
Terkini
-
Tragedi Freeport: 2 Pekerja Ditemukan Tewas, 5 Hilang di Tambang Maut Grasberg
-
Hitung-hitungan Jelang Muktamar X PPP: Mardiono Disebut Masih Kuat dari Agus Suparmanto
-
Jokowi Beri Arahan 'Prabowo-Gibran 2 Periode', Relawan Prabowo: Tergantung Masyarakat Memilih
-
DPR Desak Penghentian Sementara PSN Kebun Tebu Merauke: Hak Adat Tak Boleh Dikorbankan
-
Usai Pecat Anggota DPRD Gorontalo, PDIP Beri Pesan: Jangan Cederai Hati Rakyat!
-
Mahasiswa Green Leadership Academy Tanam Semangat Baru di Tabung Harmoni Hijau
-
Profil Alvin Akawijaya Putra, Bupati Buton Kontroversial yang Hilang Sebulan saat Dicari Mahasiswa
-
Mendagri Tito Sebut Bakal Ada 806 SPPG Baru: Lahannya Sudah Siap
-
'Warga Peduli Warga', 98 Resolution Network Bagikan Seribu Sembako untuk Ojol Jakarta
-
Perlindungan Pekerja: Menaker Ingatkan Pengemudi ODOL Pentingnya BPJS Ketenagakerjaan