Suara.com - Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta mengeluarkan surat edaran meminta pengampu kebijakan di wilayah dan masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap Virus Zika.
"Kami segera sampaikan surat edaran ke wilayah agar meningkatkan kewaspadaan terhadap Virus Zika dengan menjalankan pola hidup bersih dan sehat di lingkungan masing-masing," kata Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Agus Sudrajat di Yogyakarta, Rabu (3/2/2016).
Menurut dia, penanganan terhadap serangan virus zika sebenarnya tidak berbeda jauh dengan penanganan penyakit demam berdarah (DB) karena vektor atau pembawa virus untuk kedua penyakit tersebut sama yaitu nyamuk.
Salah satu faktor penting yang harus diperhatikan masyarakat adalah mencegah munculnya tempat perkembangbiakan nyamuk dan menggalakkan pemberantasan sarang nyamuk.
"Gerakan pemberantasan sarang nyamuk dengan prinsip 3M yaitu menguras tempat penampungan air, mengubur barang bekas yang bisa menampung air dan menutup tempat penampungan air harus dilakukan sehingga nyamuk tidak berkembang biak," katanya.
Selain itu, pola makan yang sehat juga harus diperhatikan agar daya tahan tubuh meningkat sehingga tidak mudah terkena virus atau penyakit lainnya.
"Penyakit yang disebabkan oleh virus dapat dilawan jika daya tahan tubuh dalam kondisi baik. Sehingga pola makan yang sehat harus dilakukan," katanya.
Agus juga meminta warga untuk segera memeriksakan diri ke puskesmas atau tempat pelayanan kesehatan apabila mengalami demam agar dapat ditangani lebih cepat.
"Gejala yang timbul akibat serangan virus zika sama seperti demam berdarah yaitu demam tinggi, muncul nyeri di persedian, ruam, mata pedih dan kemerah-merahan," katanya.
Berdasarkan tingkat keganasan, Agus mengatakan, virus demam berdarah justru lebih ganas dibanding Virus Zika.
Hanya saja, Virus Zika yang menyerang ibu hamil bisa menyebabkan kelainan pada janin yaitu bayi yang dilahirkan mengalami "microchepalus" atau lingkar kepala yang lebih kecil dari normal. Agus menjamin, seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di Kota Yogyakarta siap menangani penyakit tersebut.
"Sampai saat ini, belum ada laporan adanya warga yang terkena virus zika. Mudah-mudahan tidak ada," katanya.
Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta juga akan meminta surveilans yang ada di tiap kelurahan untuk terus meningkatkan pengawasan di wilayahnya masing-masing dan melaporkan jika ada temuan serangan virus. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
-
Heimir Hallgrimsson 11 12 dengan Patrick Kluivert, PSSI Yakin Rekrut?
-
Pelatih Islandia di Piala Dunia 2018 Masuk Radar PSSI Sebagai Calon Nahkoda Timnas Indonesia
-
6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
Terkini
-
Pesan Pengacara PT WKM untuk Presiden Prabowo: Datanglah ke Tambang Kami, Ada 1,2 Km Illegal Mining
-
Misteri Penculikan Bilqis: Pengacara Duga Suku Anak Dalam Hanya 'Kambing Hitam' Sindikat Besar
-
Babak Baru Korupsi Petral: Kejagung Buka Penyidikan Periode 2008-2015, Puluhan Saksi Diperiksa
-
Aliansi Laki-Laki Baru: Lelaki Korban Kekerasan Seksual Harus Berani Bicara
-
Ahli BRIN Ungkap Operasi Tersembunyi di Balik Jalan Tambang PT Position di Halmahera Timur
-
Jeritan Sunyi di Balik Tembok Maskulinitas: Mengapa Lelaki Korban Kekerasan Seksual Bungkam?
-
Mendagri Tito Dapat Gelar Kehormatan "Petua Panglima Hukom" dari Lembaga Wali Nanggroe Aceh
-
'Mereka Mengaku Polisi', Bagaimana Pekerja di Tebet Dikeroyok dan Diancam Tembak?
-
Efek Domino OTT Bupati Ponorogo: KPK Lanjut Bidik Dugaan Korupsi Monumen Reog
-
Bukan Kekenyangan, Tiga Alasan Ini Bikin Siswa Ogah Habiskan Makan Bergizi Gratis