Suara.com - Ketersediaan kereta cepat yang akan menghubungkan Jakarta-Bandung dinilai dapat memindahkan pengguna pesawat terbang menjadi pengunaan kereta, kata pengamat transportasi Djoko Setijawarno.
Dari keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin, Djoko menilai total waktu tempuh yang makin ringkas menjadi keunggulan ketimbang penggunaan pesawat terbang dengan waktu tempuh satu jam.
Djoko mencontohkan perjalanan dari Paris, Prancis ke Brussel, Belgia menggunakan pesawat dengan waktu tempuh satu jam bisa tidak laku karena ada Kereta cepat yang ditempuh dengan waktu 2 jam 15 menit.
"Kurun waktu tiga bulan, semua maskapai penerbangan rute tersebut gulung tikar," kata Djoko.
Kendati perjalanan menggunakan pesawat hanya satu jam, kata dia, namun waktu di luar tersebut seperti perjalanan ke bandara dan check in bisa memakan waktu yang lama. Jika ditotal waktu perjalanan menggunakan pesawat bisa lebih lama dibanding menggunakan kereta.
Terlebih apabila stasiun kereta berada di lokasi yang dekat dengan permukiman, di tengah kota, dan terintegrasi dengan moda transportasi lain.
"Di Eropa sudah jarang penerbangan dengan waktu di bawah satu jam, kalah dengan kereta cepat," kata Djoko.
Djoko berpendapat hal tersebut juga bisa terjadi di Indonesia melalui proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang sedang dilaksanakan. [Antara]
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Ucapan Rampok Uang Negara Diusut BK, Nasib Wahyudin Moridu Ditentukan Senin Depan!
-
Survei: Mayoritas Ojol di Jabodetabek Pilih Potongan 20 Persen Asal Orderan Banyak!
-
Sambut Putusan MK, Kubu Mariyo: Kemenangan Ini Milik Seluruh Rakyat Papua!
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban