Suara.com - Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), M Riyadi mengatakan siklus gempa bumi yang disertai tsunami di Indonesia rata-rata terjadi dua tahun sekali.
"Kalau melihat sejarah kegempaan yang mengakibatkan kerusakan, selama kurun waktu 20 tahun tercatat sebanyak 34 gempa bumi yang merusak, sehingga dalam satu tahun bisa saja terjadi lebih dari satu kali gempa bumi," tuturnya dalam acara "workshop" yang digelar BMKG Karangkates Malang di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jember, Jawa Timur, Rabu (24/2/2016).
Dari 34 gempa bumi yang cukup besar dan mengakibatkan kerusakan, tercatat sebanyak 14 gempa bumi di antaranya yang berpotensi tsunami, sehingga rata-rata potensi tsunami di Indonesia terjadi setiap dua tahun sekali.
"Terakhir kali gempa bumi yang berpotensi tsunami terjadi pada tahun 2014 di wilayah Maluku Utara dengan kekuatan gempa bumi mencapai 7,3 skala richter (SR) dan sejak itu hingga Februari 2016 masih belum terjadi gempa bumi yang berpotensi tsunami," tuturnya.
Gempa bumi yang berpotensi tsunami memiliki kekuatan lebih dari 7,0 SR dan kedalaman sumber gempa dangkal kurang dari 60 kilometer, serta terjadi deformasi vertikal dasar laut (menimbulkan gerakan tiba-tiba naik atau turun pada dasar laut).
"Pihak BMKG terus berupaya untuk memberikan peringatan dini yang lebih cepat kepada masyarakat, sehingga diharapkan jumlah korban jiwa akibat tsunami dapat ditekan," katanya.
Riyadi menjelaskan sejumlah daerah sudah memiliki 'warning receiver system' (WRS) 2 way yang memberikan informasi gempa dengan kecepatan 5 menit sampai di lokasi terjadinya gempa, sehingga diharapkan masyarakat sudah mengetahui sejak dini akan gelombang tsunami.
"Kami juga memberikan WRS 2 way itu kepada BPBD Jember, sehingga ada beberapa nomor telepon seluler yang sudah masuk dalam WRS dan informasi gempa bumi yang berpotensi tsunami bisa diketahui masyarakat lebih cepat," ujarnya.
Riyadi menjelaskan sejumlah daerah di selatan Pulau Jawa yang belum pernah dilanda tsunami dan berada di kawasan "seismic gap" sepanjang Pangandaran hingga Banyuwangi harus diwaspadai.
"Kalau Banyuwangi pernah terjadi tsunami pada 1994, kemungkinan siklus berulang kembali diprediksi puluhan tahun. Namun untuk beberapa daerah yang belum dilanda tsunami patut waspada," katanya.
Data BMKG mencatat jumlah sensor "Early Warning System" EWS tsunami yang berada di seluruh Indonesia sebanyak 164 unit yang tersebar di beberapa daerah yang rawan tsunami dan EWS berupa sirine sebanyak 52 unit.
Sementara Kepala Stasiun Geofisika BMKG Karangkates, Musripan mengatakan sebanyak delapan kabupaten di Jatim rawan tsunami karena masuk zona I (tinggi) rawan gempa bumi.
"Delapan kabupaten itu yakni Kabupaten Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, Malang, Lumajang, Jember, dan Banyuwangi," tuturnya. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Terpopuler: Geger Data Australia Soal Pendidikan Gibran hingga Lowongan Kerja Freeport
- 5 Fakta SUV Baru Mitsubishi: Xforce Versi Futuristik, Tenaga di Atas Pajero Sport
- Bawa Bukti, Roy Suryo Sambangi Kemendikdasmen: Ijazah Gibran Tak Sah, Jabatan Wapres Bisa Gugur
- Mahasiswi IPB Jadi Korban Pengeroyokan Brutal Sekuriti PT TPL, Jaket Almamater Hangus Dibakar
- Diundang Dolce & Gabbana, Penampilan Anggun Mayang Banjir Pujian: Netizen Bandingkan dengan Fuji
Pilihan
-
Jor-joran Bangun Jalan Tol, Buat Operator Buntung: Pendapatan Seret, Pemeliharaan Terancam
-
Kerugian Garuda Indonesia Terbang Tinggi, Bengkak Rp2,42 Triliun
-
Petaka Arsenal! Noni Madueke Absen Dua Bulan Akibat Cedera Lutut
-
Ngamuk dan Aniaya Pemotor, Ini Rekam Jejak Bek PSM Makassar Victor Luiz
-
Menkeu Bakal Temui Pengusaha Rokok Bahas Cukai, Saham-saham 'Tembakau' Terbang
Terkini
-
Dapur MBG Bogor Sajikan Ribuan Porsi Sehat, Jamin Kecukupan Gizi dan Bantu Perekonomian Keluarga
-
Mirisnya Pensiunan Askes: Uang Hari Tua Tertahan di BPJS, Terpaksa 'Ngemis' ke DPR Demi Sesuap Nasi
-
Seluruh Tubuh Melepuh, Buruh Lumpia Korban Ledakan Gas di Bogor Minta Tolong Dedi Mulyadi, Kenapa?
-
Bela Ijazah Gibran, Kreator Konten Ini Akui Bukan Ternak Mulyono dan Bahagia di Singapura
-
Pendemo Hari Tani Nasional di Jakarta Rela Setengah Badan Dicor: Badan Hancur, Suaramu Tak Didengar!
-
Viral SPBU Dijaga Ketat Polisi: Kendaraan Mati Pajak Dilarang Isi BBM!
-
Senggol Terus Ijazah Jokowi dan Gibran, Apa Latar Belakang Pendidikan Roy Suryo?
-
Titiek Soeharto Angkat Bicara Soal Jokowi Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode: Ada Apa?
-
Aksi Hari Tani Bubar: DPR Kabulkan Tuntutan, Lembaga Agraria Langsung di Bawah Presiden?
-
Ratusan Siswa Cipongkor Tumbang Keracunan MBG, Gejala Mual, Sesak Napas, Hingga Kejang-kejang