Suara.com - Jelang pelaksanaan Super Tuesday, "primary election" yang digelar di sejumlah negara bagian di Amerika Serikat (AS), muncul kabar tak sedap soal Donald Trump. Tuduhan kekerasan seksual yang pernah menjerat kandidat presiden dari Partai Republik beberapa tahun silam kembali dibicarakan.
Lansiran The Guardian, Trump pernah dituduh melakukan kekerasan seksual dan mencoba memperkosa seorang perempuan pada awal era 1990-an. Dalam tuntutan hukum yang diajukan korban, Trump dituduh menganiayanya secara fisik dan mental. Perempuan itu menuduh Trump menggerayanginya dengan paksa. Perbuatan itu, kata si perempuan, terjadi setelah sang kekasih melakukan bisnis dengannya.
Namun, perempuan yang tidak disebutkan namanya tersebut mencabut tuntutannya di Manhattan sebulan berikutnya. Pencabutan tuntutan itu dilakukan bersamaan waktunya dengan rampungnya sengketa hukum antara Trump dan mantan kekasih si perempuan. Kabarnya, sengketa itu berkaitan dengan wanprestrasi kontrak dalam bisnis kontes kecantikan yang dijalankan Trump.
Kala itu, Trump mengklaim bahwa tuntutan kekerasan seksual yang diajukan si perempuan, adalah upaya untuk menekan dirinya. Tujuannya, supaya Trump menyelesaikan sengketa dengan kekasih si perempuan.
Pada Rabu (24/2/2016), penasihat Trump, Michael Cohen, mengatakan bahwa tuduhan kekerasan seksual itu tidak benar.
"Penuntut dalam kasus itu akan mengakui hal yang sama (bahwa tuduhan itu tidak benar)," kata Cohen.
Namun, ketika dihubungi Guardian lewat pesan pendek, si perempuan mengaku bahwa tuduhan itu benar adanya. Sayang, perempuan yang kini berprofesi sebagai pakar make up di New York, menolak untuk membicarakan tuduhan tersebut secara detail.
Uniknya, perempuan tersebut kini malah menjadi pendukung Trump dalam usahanya menuju kursi orang nomor satu di AS. Kepada Law Newz, perempuan itu mengaku bahwa ia akan memberikan suaranya untuk Trump.
"Saya bertemu dia (Trump) baru-baru ini, dan dia bilang saya terlihat cantik," kata perempuan itu seperti dikutip Law Newz.
"Saya hanya akan mengatakan hal-hal baik tentang Donald," sambungnya.
Sebelum kasus kekerasan seksual itu dibahas kembali oleh Law Newz, si perempuan memasang foto-fotonya dengan Trump. Ia juga mengunggah status-status bernada dukungan kepada Trump, si jutawan properti.
Tuduhan kekerasan seksual
Dalam tuntutan yang diajukan bulan April 1997, di mana ketika itu ia masih berusia 34 tahun. Ia menuduh Trump memaksanya masuk ke dalam sebuah kamar di kawasan Mar-A-Lago estate di Palm Beach, Florida, setelah sebuah rapat bisnis di Januari 1993.
Di situ, kata si perempuan, Trump menggodanya, menyentuh bagian intim dan melakukan upaya yang ia sebut pemerkosaan. Kemudian, di bulan yang sama, perempuan itu mengklaim dalam sebuah pembicaraan bisnis lewat telepon, Trump kembali menggodanya. Perempuan itu juga menuduh ada dua rekan bisnis Trump yang ikut-ikutan melecehkannya.
Masih dalam tuntutan itu, si perempuan mengklaim, upaya Trump untuk menyentuh bagian intimnya terjadi dalam sebuah acara makan malam pada 12 Desember 1992. Saat itu, Trump memperkenalkan si perempuan sebagai "pacar barunya".
Pelecehan itu, kata si perempuan, berlanjut setelah dirinya menjadi mitra kerja Trump dalam American Dream Festival. Sang mantan kekasih, yang ia nikahi pada tahun 1995, juga ambil bagian dalam acara tersebut. Kini, keduanya sudah berpisah.
Tak cuma itu. Si perempuan juga mengklaim bahwa Trump kerap melontarkan komentar melecehkan kepada perempuan lain, salah satunya adalah kontestan pemilihan ratu kecantikan asal Chechnya yang masih berusia 17 tahun.
Lansiran New York Daily News, setelah sengketa bisnis antara Trump dan mantan suami rampung, si perempuan dan sang mantan menghadiri sebuah pesta yang digelar Trump di Florida. Pesta itu digelar untuk merayakan perceraian Trump dengan istrinya, Marla Maples. (Independent)
Tag
Berita Terkait
-
Buntut Dokumenter Kontroversial, Trump Tuntut BBC Ganti Rugi Miliaran Dolar
-
Film Terbaru Tom Cruise Dikabarkan Batal Produksi, Ini Alasannya
-
Donald Trump Dituding Dalang Kesepakatan Terburuk Piala Dunia 2026, Kota-Kota AS Terancam Bangkrut
-
Isu Kesepakatan AS-Indonesia Batal Imbas Langgar Janji, Kemenko Perekonomian Klarifikasi
-
Donald Trump Mau 'Cawe-cawe' The Fed: Jangan Mematikan Pertumbuhan!
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Cek Fakta: Viral Klaim Pigai soal Papua Biarkan Mereka Merdeka, Benarkah?
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
Terkini
-
Arief Rosyid Dukung Penuh Bahlil: Era Senior Atur Golkar Sudah Berakhir
-
Wagub Babel Hellyana Resmi Jadi Tersangka Ijazah Palsu
-
Eksklusif! Jejak Mafia Tambang Emas Cigudeg: Dari Rayuan Hingga Dugaan Setoran ke Oknum Aparat
-
Gibran Bagi-bagi Kado Natal di Bitung, Ratusan Anak Riuh
-
BNI Salurkan Bantuan Pendidikan dan Trauma Healing bagi Anak-Anak Terdampak Bencana di Aceh
-
Si Jago Merah Ngamuk di Grogol Petamburan, 100 Petugas Damkar Berjibaku Padamkan Api
-
Modus 'Orang Dalam' Korupsi BPJS, Komisi 25 Persen dari 340 Pasien Hantu
-
WFA Akhir Tahun, Jurus Sakti Urai Macet atau Kebijakan Salah Sasaran?
-
Kejati Jakarta Tetapkan 2 Pegawai BPJS Ketenagakerjaan Jadi Tersangka Tindak Pidana Klaim Fiktif JKK
-
Sempat Kabur dan Nyaris Celakai Petugas KPK, Kasi Datun HSU Kini Pakai Rompi Oranye