Saat ditanyakan mengenai hal itu kepada wakil rakyat dari Dewan Perwakilan Daerah (DPD), jawaban yang diberikan mengindikasikan kenyataan masih sulitnya posisi LGBT. Anggota DPD dari daerah pemilihan Jawa Timur, Emilia Contessa misalnya, mengaku bahwa mereka (DPD) mendukung namun sekaligus juga anti-LGBT. Dia sendiri mengaku merupakan salah satu yang menentang perkawinan atau hubungan sesama jenis.
"Jelas saya menentang. Saya sependapat pada mayoritas. Saya sangat setuju (menentang LGBT). Walaupun di sisi lain, setiap manusia mempunyai hak. Yang saya takutkan, seperti saya seorang ibu, tentu saya sangat khawatir anak saya tidak bias terjaga. Itu yang saya khawatirkan. Terus kemudian bahwa LGBT itu mengkampanyekan diri mereka," tuturnya.
Emilia juga mengatakan bahwa LGBT jelas menyimpang. Tepatnya dia berpendapat, bahwa walaupun tidak membahayakan, namun LGBT jelas menyimpang. Menariknya, hal itu diungkapkannya sembari mengakui bahwa salah satu keponakan laki-laki sepupunya menikah dengan laki-laki di Amerika.
"Saya mau jujur. Salah satu keponakan (lelaki) sepupu saya, dia menikah dengan laki-laki. Tapi dia tinggal di Amerika. Tapi dia sungkan banget ketemu saya. Semua keluarga menemui saya, yang dari Amerika, tapi dia tidak datang. Tapi dia bilang sudah menikah dengan laki-laki. Mereka di Amerika memang dilegalkan," ujarnya.
Pertanyaan yang kemudian juga berkembang adalah apakah kaum LGBT perlu dibuatkan kolom khusus di KTP, sehingga memudahkan untuk memantaunya. Lebih jauh, ada juga wacana dibuatnya undang-undang khusus terkait keberadaan LGBT. Namun terhadap hal ini, Emilia secara tegas menolaknya.
"Nggak usahlah. Itu membuat mereka menjadi semakin diistimewakan,"tukasnya.
Pro-kontra Masyarakat dan Kondisi di Negara Tetangga
Septi Rizky Amelia (23) yang bekerja sebagai admin di salah satu perusahaan di daerah Senayan City, termasuk salah satu anggota masyarakat yang tegas menyatakan kontra dengan keberadaan dan aktivitas LGBT.
"Saya sih tidak setuju, karena sudah melanggar asusila juga sih jatuhnya. Karena kan emang juga nggak manusiawi juga LGBT. Kan kita udah dikodratin sepasang, dan nggak mungkin kita sejenis," ujarnya, saat diwawancarai beberapa waktu lalu.
"Menurut saya itu udah penyimpangan (dari) kodratnya manusia. Karena kan manusia itu harusnya berpasang-pasangan. Antara laki-laki dengan perempuan, bukan laki-laki dengan laki-laki atau perempuan dengan perempuan," ungkap Reza Septian (27), seorang karyawan swasta di Jakarta.
Namun di sisi lain, ada juga warga yang tak mempermasalahkannya, bahkan cenderung memberikan dukungan, terutama dengan pertimbangan hak asasi. Salah satunya adalah Adji Febrizky Tiara, seorang pelajar SMA di Jakarta.
"Jika suka sama suka, ya udah, emang kenapa? Menurut saya, orang-orang yang melarang LGBT karena menurut mereka salah itu aneh. Oke, mereka (boleh) percaya kalau LGBT itu salah. Tapi nggak berarti orang-orang nggak boleh (jadi) LGBT juga," tuturnya.
Salah satu pandangan yang berkembang di masyarakat, terutama untuk yang kontra dengan keberadaan dan aktivitas LGBT adalah pemahaman bahwa LGBT itu menular. Menanggapi hal ini, aktivis LGBT, Agustine, tegas membantah pemahaman yang dinilai keliru tersebut.
"Orientasi seksual itu seluruhnya potensi, datangnya dari hati dan perasaan. Saya tidak percaya orientasi seksual itu menular. Kalau dia seorang hetero dan punya teman gay, ia tidak akan menjurus seperti temannya kan. Jika ia memutuskan untuk mencoba berhubungan sesama jenis karena penasaran, biasanya ia pun akhirnya akan kembali berhubungan dengan lawan jenis," ujarnya.
"Sama juga dengan gay yang dipaksa berkeluarga oleh tekanan keluarga mereka. Setelah mereka menikah dan mempunyai anak, mereka biasanya akhirnya kembali lagi menjadi homoseksual," tambah Agustine.
"Sebuah lembaga survei di Australia mengeluarkan hasil surveinya. Dari 168 pria hetero di Australia, (sebanyak) 148 mengaku pernah punya pengalaman berhubungan sesama jenis hanya karena penasaran dan ingin mencoba. Nah, itu kok bisa tetap jadi hetero? Ketika ditanya mengapa mereka kembali, mereka mengatakan bahwa mereka hanya mencoba dan ternyata tidak cocok dan bukan gay," tuturnya lagi.
Tag
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Di Balik OTT Bupati Bekasi: Terkuak Peran Sentral Sang Ayah, HM Kunang Palak Proyek Atas Nama Anak
-
Warga Bener Meriah di Aceh Alami Trauma Hujan Pascabanjir Bandang
-
Mutasi Polri: Jenderal Polwan Jadi Wakapolda, 34 Srikandi Lain Pimpin Direktorat dan Polres
-
Tinjau Lokasi Bencana Aceh, Ketum PBNU Gus Yahya Puji Kinerja Pemerintah
-
Risma Apresiasi Sopir Ambulans dan Relawan Bencana: Bekerja Tanpa Libur, Tanpa Pamrih
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra