Suara.com - Fenomena alam gerhana matahari total terpantau dari Bukit Solang, Silaut, yang berlokasi di perbatasan Sumatera Barat (Sumbar) dengan Bengkulu sekitar pukul 07.31 WIB pada Rabu (9/3/2016).
Tepat pukul 07.31 WIB suasana langit di Silaut yang sebelumnya cerah tiba-tiba gelap. Langit berubah warna menjadi merah jingga seperti kondisi saat matahari terbenam dalam waktu 50 detik.
Sang surya yang pada awalnya telah bersinar terang redup karena ditutup bulan yang terlihat kehitaman.
Puluhan warga setempat yang sudah memadati lokasi sejak pukul 06.30 WIB untuk menyaksikan fenomena alam tersebut takjub dan terus mengamati fenomena saat matahari, bulan dan bumi dalam posisi yang sejajar.
"Luar biasa, ini benar-benar kekuasaan sang Pencipta, suasananya indah," ucap warga setempat Dodi.
Para warga menyaksikan gerhana matahari total melalui alat bantu kacamata yang dilapisi rol film bekas.
Dodi mengetahui dari media massa untuk menyaksikan gerhana matahari total sebaiknya menggunakan alat bantu agar mata tidak rusak.
Selain menyaksikan langsung warga lainnya terlihat sibuk mengabadikan peristiwa tersebut menggunakan kamera.
Sementara Sekretaris Camat Silaut Amrizal mengatakan di Silaut warga menggelar shalat sunnah gerhana matahari pada dua lokasi yaitu Masjid Mubarak Kota Terpadu Mandiri Silaut dan Pasir Binjau Silaut II.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Padang Panjang, Sumbar menyampaikan dua wilayah di provinsi itu dilalui gerhana matahari total pada 9 Maret 2016.
"Ada dua daerah yang dilewati jalur gerhana matahari total, yaitu Desa Seai, Sikakap Kepulauan Mentawai dengan magnitudo gerhana sebesar 1,012 dan Silaut, Pesisir Selatan, dengan magnitudo sebesar 1,002, kata Kepala Stasiun Geofisika kelas I BMKG Padang Panjang Rahmat Triyono.
Ia menyebutkan untuk Desa Seai Kepulauan Mentawai durasi gerhana matahari terjadi 1 menit 51,6 detik dan Silaut Pesisir Selatan 0 menit 50,9 detik.
Desa Seai Kepulauan Mentawai merupakan lokasi totalitas gerhana matahari total paling barat di Indonesia, ujarnya.
Sementara itu, pada sebagian besar daerah di Sumbar gerhana yang teramati berupa gerhana matahari sebagian dengan magnitudo gerhana terentang antara 1,000 sebelah Utara Silaut di Pesisir Selatan hingga 0,900 di Sumbar bagian utara.
Ia mengatakan secara umum, puncak gerhana di Sumbar akan terjadi pada pukul 07.20 WIB dan gerhana akan berakhir pada pukul 08.27 WIB.
Durasi gerhana yang teramati di Sumbar rata-rata adalah 2 jam 6 menit. Namun, dalam realisasinya durasi gerhana yang akan teramati di setiap kota akan kurang dari waktu tersebut. Hal ini mengingat waktu kontak awal gerhana terjadi sebelum matahari terbit, lanjut dia.
Rahmat menjelaskan gerhana matahari adalah peristiwa ketika terhalangnya cahaya matahari oleh bulan sehingga tidak semuanya sampai ke bumi. Peristiwa yang merupakan salah satu akibat dinamisnya pergerakan posisi matahari, bumi, dan bulan ini hanya terjadi pada saat fase bulan baru dan dapat diprediksi sebelumnya.
Sementara magnitudo gerhana adalah perbandingan antara diameter matahari yang tergerhanai oleh bulan dan diameter matahari secara keseluruhan saat puncak gerhana terjadi. Jika magnitudo gerhananya satu atau lebih dari satu, matahari tergerhanai total, namun, jika magnitudonya kurang dari satu matahari tergerhanai sebagian, tambah dia. (Antara)
Berita Terkait
-
Peringatan 16 tahun Gempa Padang
-
Dari Musik hingga Pacuan Kuda: Festival SARGA Siap Meriahkan Payakumbuh di IHR Cup II 2025!
-
Lokomotif Mak Itam Kembali Dioperasikan Untuk Wisatawan
-
Viral Gerhana Matahari Total 2 Agustus 2025 Bikin Bumi Gelap, BMKG Tegaskan Hoaks! Ini Faktanya
-
BMKG: Gerhana Matahari 2025 Hoax! Ini Jadwal Gerhana yang Benar dan Bisa Dilihat di Indonesia
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
Terkini
-
Geger Keracunan Massal, Program Makan Bergizi Gratis Didesak Setop, Kantin Sekolah Jadi Solusi?
-
Dokter Tifa Tawarkan Obat Autoimun Manjur untuk Jokowi, Syaratnya Cuma Satu: Tobat Nasuha!
-
KPK Panggil Eks Dirut PGN untuk Kasus Korupsi Jual Beli Gas
-
Dituduh Cabul Hingga Diusir Warga, Benarkah Eks Dosen UIN Malang Ini Korban Fitnah Tetangga Sendiri?
-
Sebar ShopeePay: Tebar Saldo Gratis hingga 2,5 Juta, Klik Linknya Sekarang Juga!
-
Viral Perang Tetangga di Malang: Yai Mim Diusir Warga Dituduh Cabul, Ternyata Ini Akar Masalahnya
-
Di DPR, BGN Ungkap Ada 75 Kasus dan 6 Ribuan Siswa Keracunan MBG Sejak Januari-September
-
Orang Tua Murid Cemas Pasca 21 Siswa SDN 01 Gedong Keracunan MBG, Tuntut Tanggung Jawab!
-
Demi Makanan Bergizi Aman, BGN Dorong Sterilisasi dan Penggunaan Air Galon di SPPG
-
Dian Sandi PSI Pasang Badan, Sebut Penggugat Ijazah Gibran Bahayakan Hubungan RI-Singapura