Ilustrasi KPK [suara.com/Nikolaus Tolen]
Baca 10 detik
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Agus Rahardjo mengatakan penyidik belum menemukan unsur korupsi dalam kasus pembelian lahan rumah sakit Sumber Waras oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Tapi, kata dia, penelusuran akan terus dilakukan.
"Kami masih pendalaman, kan kalau sudah ada potensi korupsi yang merugikan negara, kita sudah naikkan ke penyidikan," kata Agus di gedung KPK, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Kamis (10/3/2016).
Agus mengatakan penyidik telah dan akan terus mengumpulkan informasi dari saksi.
"Jadi sudah ada 33 saksi sekarang yang sudah kami mintai keterangannya, nanti akan terus kami dalami," kata Agus.
Agus meminta publik jangan salah paham dengan komentar Komisioner KPK Basaria Panjaitan yang mengatakan belum ada indikasi tindak pidana korupsi dalam kasus tersebut. Pernyataan ini sempat menimbulkan kecurigaan di kalangan DPRD DKI Jakarta bahwa ada konspirasi dalam penanganan kasus.
Agus mengatakan KPK terdiri dari lima pimpinan. Jadi pendapat Basaria belum tentu mencerminkan semua komisioner.
"Jadi gambarannya bukan yang lain setuju yang lain tidak, bukan begitu, kami belum menentukan apa-apa, kami masih butuh penyelidikan lebih lanjut," kata Agus.
Sebelumnya, BPK menilai pembelian lahan RS Sumber Waras seluas 3,7 hektar untuk membangun pusat pengobatan kanker dan jantung terindikai merugikan keunangan pemerintah sebesar Rp191 miliar. Selisih harga tersebut terjadi karena perbedaan harga Nilai Jual Objek Pajak pada lahan di sekitar dengan lahan rumah sakit.
BPK menemukan indikasi penggelembungan harga dalam pembelian tanah. Mereka telah memanggil sejumlah pihak, mulai dari Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah, hingga Ketua DPRD DKI Ferrial Sofyan untuk dimintai keterangan.
Tag
Komentar
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Gerakan 'Setop Tot tot Wuk wuk' Sampai ke Istana, Mensesneg: Semau-maunya Itu
-
Koalisi Sipil Kritik Batalnya Pembentukan TGPF Kerusuhan Agustus: Negara Tak Dengarkan Suara Rakyat!
-
Menkeu Purbaya Bahas Status Menteri: Gengsi Gede Tapi Gaji Kecil
-
Semua Agama Dapat Porsi, Menag Nazaruddin Umar: Libur Nasional 2026 Sudah Adil
-
Presiden Prabowo 'Ketok Palu!' IKN Resmi Jadi Ibu Kota Politik 2028 Lewat Perpres Baru
-
Penggugat Ijazah Gibran Bantah Bagian dari Musuh Keluarga Jokowi: Saya Tidak Sedang Mencari Musuh!
-
Rekam Jejak Wahyudin Anggota DPRD Gorontalo, Narkoba hingga Video Rampok Uang Negara
-
Bongkar Gurita Korupsi Pertamina, Kejagung Periksa Jaringan Lintas Lembaga
-
Guntur Romli Murka, Politikus PDIP 'Rampok Uang Negara' Terancam Sanksi Berat: Sudah Masuk Evaluasi!
-
Dasco: UU Anti-Flexing Bukan Sekadar Aturan, tapi Soal Kesadaran Moral Pejabat