Suara.com - Wakil Ketua DPR Fadli Zon menilai wajar kalau kemudian muncul kecurigaan bahwa pemanggilan Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk mengikuti rapat dengar pendapat dengan Panitia Kerja Penegakan Hukum Komisi III DPR kental nuansa politiknya. Pemanggilan yang antara lain mengagendakan pembahasan kasus penutupan Kalijodo dan pembelian tanah untuk Rumah Sakit Sumber Waras dilakukan di tengah persiapan Ahok mengikuti Pilkada DKI Jakarta.
"Yang tidak politis itu apa di republik ini? Semuanya itu politis. Tapi, politisnya untuk kepentingan negara, untuk kepentingan nasional," kata Fadli Zon di DPR, Kamis (10/3/2016).
Rapat dengar pendapat diagendakan digelar pekan depan. Seharusnya dilakukan Senin (7/3/2016) lalu, tapi ditunda karena sedang ada agenda Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Kerjasama Islam kelima di Jakarta Convention Center, Senayan.
Fadli mengatakan Komisi III memang punya kewenangan untuk memanggil Gubernur Jakarta, khususnya untuk klarifikasi dugaan korupsi pengadaan tanah untuk RS Sumber Waras yang telah dilaporkan anggota DPRD DKI Jakarta ke KPK. KPK merupakan rekanan Komisi III sehingga wajar kalau Ahok dipanggil untuk mengetahui perkembangan kasus.
"BPK kan juga sudah melakukan audit investigasi atas permintaan dari KPK soal itu. Nah KPK, bagaimana menindaklanjuti dari hasil audit investigasi ini. Apakah audit investigasi ini betul-betul bisa menemukan suatu indikasi kerugian negara? Kalau tidak salah, ada 6 indikasi kerugian negara di situ dari proses yang terjadi," kata Wakil Ketua Umum Gerindra.
Fadli menerangkan pimpinan KPK periode sebelumnya pernah mengatakan pengadaan lahan 3,7 hektar seharga Rp755 miliar terindikasi merugikan negara.
"Nah pimpinan KPK yang lama bicara kepada saya jelas ada kerugian negara. Kalau ada pimpinan KPK yang sekarang ini apakah seluruh pimpinan atau salah seorang, ini kita harus pertanyakan. Ayo kita berdebat, kita mengadu data. Jangan ada oknum pimpinan KPK ini jadi alat kepentingan yang lain. Kita tidak mau KPK ini disusupi oleh orang-orang yang memiliki kepentingan yang lain. Kita ingin KPK ini kuat, independen, dan betul-betul mau memberantas korupsi bukan atas pesanan. Oleh karena itu KPK tidak boleh tebang pilih," katanya.
"Jadi saya heran kok ada pimpinan baru yang sekarang konon mengatakan tidak ada korupsi di situ. Sementara pimpinan lama bicara jelas ada tindak pidana korupsi di situ," Fadli menambahkan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
Korupsi Kuota Haji: KPK Endus Aliran Duit Haram Sampai ke Meja Dirjen, Hilman Latief Dicecar 11 Jam
-
Siswi MTS Cipayung Gantung Diri Akibat Bullying, Menteri PPPA: Anak Butuh Ruang Aman untuk Curhat
-
5 Fakta Dugaan Skandal Panas Irjen Krishna Murti dan Kompol Anggraini Berujung Mutasi Jabatan
-
Ribuan Siswa Keracunan MBG, Warganet Usul Tim BGN Berisi Purnawirawan TNI Diganti Alumni MasterChef
-
Detik-detik Mengerikan Transjakarta Hantam Deretan Kios di Jaktim: Sejumlah Pemotor Ikut Terseret!
-
Serukan Green Policy Lawan Krisis Ekologi, Rocky Gerung: Sejarah Selalu Berpihak ke Kaum Muda
-
Kunto Aji Soroti Kualitas Makanan Bergizi Gratis dari 2 Tempat Berbeda: Kok Timpang Gini?
-
Rekam Jejak Sri Mulyani Keras Kritik BJ Habibie, Kinerjanya Jadi Menteri Tak Sesuai Omongan?
-
Pajak Kendaraan di RI Lebih Mahal dari Malaysia, DPRD DKI Janji Evaluasi Aturan Progresif di Jakarta
-
Jalan Berlubang di Flyover Pancoran Makan Korban: ASN Terjatuh, Gigi Patah-Dahi Sobek