Suara.com - Deputi Pencegahan Komisi Pemberantasan Korupsi, Pahala Nainggolan, menegaskan KPK tidak akan mengawasi dana desa hingga tingkat desa karena kewenangan itu sudah diberikan kepada aparat pengawasan internal pemerintahan daerah.
"Oleh karena dana desa ini sifatnya kecil di desa, tapi besar di nasional, oleh karena itu saya tegaskan bahwa KPK tidak akan melakukan pengawasan atau pengawalan ditingkat desa. Tapi kami akan membantu instansi terkait ditingkat pusat untuk pembangunan sistem pengawasan dan seterusnya," kata Pahala di gedung KPK, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Selasa (15/3/2016).
Pahala mengatakan pada 2015, KPK telah melakukan kajian awal tentang pelaksanaan dana desa yang awalnya sekitar Rp20 triliun dan 2016 naik menjadi Rp40 triliun.
Dari hasil kajian KPK, tahun 2015 didapati ada dana bergulir dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat sebesar Rp12,6 triliun yang masih perlu diselesaikan kepemilikannya.
"Yang berikutnya KPK menemukan juga rekruitment fasilitator yang perlu diperbaiki. Terutama soal evaluasi kinerja dan sanksi bagi mereka yang tidak bekerja dengan baik," katanya.
Selain itu, kata Pahala, masih ada beberapa masalah teknis, terutama akuntabilitas atau pelaporan dana desa. Itu sebabnya, KPK mengundang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Desa, Kementerian Keuangan untuk memperkuat pengawasan.
"Jadi BPKP telah membuat aplikasi namanya siskeudes (sistem keuangan desa). Dan Pak Dirjen Kemendagri telah membuat pedoman pengawasan dana desa. Kita pikir dengan sistem yang sudah ada kita sosialisasi ke seluruh desa untuk segera di implementasikan. Jadi pelaporan dari 74 ribu lebih desa akan dilakukan dengan siskeudes," kata Pahala.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
Terkini
-
Prabowo Tegas Bantah Dikendalikan Jokowi: Aku Hopeng Sama Beliau, Bukan Takut!
-
Pamer KTA Palsu Dalih Tangkap Orang di Kalijodo, Polisi Abal-abal Gondol HP hingga Motor Abang Ojol
-
KPK Sita Aset Satori: Dari Ambulans hingga Kursi Roda Diduga Dibeli Pakai Uang Haram
-
Formappi: Putusan MKD DPR RI Mengecewakan, Abaikan Pelanggaran Etik Cuma Fokus pada Hoaks
-
Modal Airsoft Gun, Dandi Ngaku Reserse Narkoba Polda Metro, Sikat Motor-HP Ojol di Penjaringan
-
Ratusan Insan Sinar Mas Tuntaskan Pendidikan Komponen Cadangan
-
Dikirim ke Bali, ASN Terlibat Modus Baru Peredaran Ganja Lewat Kerangka Vespa
-
Pencarian Berakhir Pilu: Jasad Mahasiswa KKN UIN Semarang Ditemukan 10 Km dari Lokasi Hanyut
-
Detik-detik Kakak Adik di Kendal Ditemukan Lemas, 2 Minggu Jaga Jasad Ibu Cuma Minum Air Putih
-
Ditangkap di Laut Natuna Utara, Kapal Berbendera Vietnam Diduga Angkut 80 Ton Ikan Hasil Curian