Ilustrasi tes urine [Antara]
Direktur Pemberdayaan Alternatif Badan Narkotika Nasional Sinta Dame Simanjuntak menyarankan tes narkoba kepada para peserta pemilu dilakukan pada rambut mereka karena hasilnya lebih valid ketimbang tes urine.
"Kalau di rambut, zat-zatnya itu bertahan lama, bahkan zat zat lain juga bisa terdeteksi di situ. Jadi lebih lama di rambut, karena tidak berubah strukturnya sehingga lebih valid," kata Sinta dalam rapat koordinasi evaluasi persyaratan calon pilkada tahun 2015 bersama IDI, BNN, dan KPK di gedung KPU, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (21/3/2016).
Hal itu disampaikan Sinta untuk membantu Komisi Pemilihan Umum tak kecolongan.
"Kalau pakai tes urine, yang namanya air dalam tubuh pasti sering berganti, pasti setelah tiga hari paling lama satu minggu setelah pakai, itu sudah bersih. Jadi pengguna situasional itu, selama satu minggu dia tidak pakai, kalau kemudian dicek sudah tidak dapat, hasilnya akan negatif," kata Sinta.
Sinta mengatakan tes melalui sampel rambut memang biayanya lebih mahal dibandingkan tes urine.
"Kalau tes rambut memang mahal, saya belum bisa memprediksi. Tetapi yang pasti lebih mahal dari tes urine yang masih terjangkau. Sekarang, kan kalau tes urine paling sekitar Rp75 ribu sampai Rp300 ribu saja," kata Sinta.
Tetapi, kata Sinta, BNN siap membantu KPU dalam memeriksa para kandidat, baik calon presiden, anggota legislatif, maupun kepala daerah.
"Pokoknya BNN siap bantu KPU, tapi mekanismenya harus diatur rapi, harus cepat pengiriman dari daerah. Kalau pengiriman dari daerah satu hari plus tiga hari kita proses, satu hari kemudian kita kembalikan, saya pikir nggak ada masalah," kata Sinta.
"Kalau di rambut, zat-zatnya itu bertahan lama, bahkan zat zat lain juga bisa terdeteksi di situ. Jadi lebih lama di rambut, karena tidak berubah strukturnya sehingga lebih valid," kata Sinta dalam rapat koordinasi evaluasi persyaratan calon pilkada tahun 2015 bersama IDI, BNN, dan KPK di gedung KPU, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (21/3/2016).
Hal itu disampaikan Sinta untuk membantu Komisi Pemilihan Umum tak kecolongan.
"Kalau pakai tes urine, yang namanya air dalam tubuh pasti sering berganti, pasti setelah tiga hari paling lama satu minggu setelah pakai, itu sudah bersih. Jadi pengguna situasional itu, selama satu minggu dia tidak pakai, kalau kemudian dicek sudah tidak dapat, hasilnya akan negatif," kata Sinta.
Sinta mengatakan tes melalui sampel rambut memang biayanya lebih mahal dibandingkan tes urine.
"Kalau tes rambut memang mahal, saya belum bisa memprediksi. Tetapi yang pasti lebih mahal dari tes urine yang masih terjangkau. Sekarang, kan kalau tes urine paling sekitar Rp75 ribu sampai Rp300 ribu saja," kata Sinta.
Tetapi, kata Sinta, BNN siap membantu KPU dalam memeriksa para kandidat, baik calon presiden, anggota legislatif, maupun kepala daerah.
"Pokoknya BNN siap bantu KPU, tapi mekanismenya harus diatur rapi, harus cepat pengiriman dari daerah. Kalau pengiriman dari daerah satu hari plus tiga hari kita proses, satu hari kemudian kita kembalikan, saya pikir nggak ada masalah," kata Sinta.
Komentar
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
Pilihan
-
Dari Baper Sampai Teriak Bareng: 10+ Tontonan Netflix Buat Quality Time Makin Lengket
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
Terkini
-
Gerakan Cinta Prabowo Tegaskan: Siap Dukung Prabowo Dua Periode, Wakil Tak Harus Gibran
-
Usai Dipecat PDIP, Anggota DPRD Gorontalo Wahyudin yang 'Mau Rampok Uang Negara' Bakal di-PAW
-
Siapa Bupati Buton Sekarang? Sosoknya Dilaporkan Hilang di Tengah Demo, Warga Lapor Polisi
-
Stok Beras Bulog Menguning, Komisi IV DPR 'Sentil' Kebijakan Kementan dan Bapanas
-
Prabowo Terbang ke Jepang, AS, hingga Belanda, Menlu Sugiono Beberkan Agendanya
-
Jokowi Gagas Prabowo - Gibran Kembali Berduet di 2029, Pakar: Nasibnya di Tangan Para "Bos" Parpol
-
Pidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Mengulang Sejarah Perjuangan Diplomasi Prof Sumitro
-
Prabowo Ubah IKN jadi Ibu Kota Politik Dinilai Picu Polemik: Mestinya Tak Perlu Ada Istilah Baru!
-
11 Tahun DPO hingga Lolos Nyaleg, Jejak Litao Pembunuh Anak Ditahan usai Jabat Anggota DPRD
-
Apa Itu Tax Amnesty? Menkeu Purbaya Sebut Tidak Ideal Diterapkan Berulang