Suara.com - Pengamat politik Afif Afifuddin mengatakan kampanye pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta yang menggunakan isu suku, agama dan ras merupakan hal buruk dan tergolong "kampungan" karena tidak sesuai dengan nilai-nilai kemajemukan bangsa.
"Dalam Pilkada Jakarta 2012 lalu, isu SARA juga ramai menjadi kampanye negatif yang ditujukan ke salah satu kandidat. Isu SARA dalam pilkada merupakan isu paling jelek dan 'kampungan' yang dilakukan tim sukses," kata Afif di Jakarta, Sabtu (2/4/2016).
Isu SARA, kata dosen Fisip UIN Jakarta ini, terlihat sederhana tetapi punya daya rusak ke masyarakat yang luar biasa. Salah satu tantangan masyarakat menjelang Pilkada Jakarta adalah bagaimana mendorong kampanye-kampanye yang dilakukan tim sukses memang berdasar daftar keinginan memajukan Jakarta dan minus kapitalisasi isu SARA.
Menurut Afif, semakin mendekati hari pemilihan biasanya isu-isu SARA yang berkembang semakin banyak dan bervariasi baik melalui pemberitaan, kampanye terbuka, maupun penyebaran informasi lewat media sosial yang saat ini memang menjadi tren dan cepat sekali berkembang.
Atas dasar itu, dia meminta berbagai elemen masyarakat untuk merespon isu SARA dengan bijak.
"Tokoh agama, aktivis, petinggi parpol dan media harus benar-benar berani bersikap untuk tidak mengkapitalisasi isu SARA ini. Warga Jakarta sendiri juga sudah semakin dewasa untuk tidak percaya lagi dengan isu-isu SARA," kata peneliti senior dan mantan Koordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih Untuk Rakyat (JPPR) ini.
KPU dan Bawaslu Jakarta, kata dia, seharusnya sudah mengantisipasi hal ini sekaligus untuk tidak telat dalam menghadapi ramainya isu SARA yang berulang hampir di setiap Pilkada Jakarta. (Antara)
Berita Terkait
-
Bhineka Tunggal Ika: Menelusuri Sejarah Masuknya Kristen Ortodoks ke Indonesia
-
Bhinneka Tunggal Ika! Seruan Paus Fransiskus di Hadapan Puluhan Ribu Umat di GBK
-
Paus Fransiskus Tiba di Indonesia, Disambut Buket Bunga 'Bhineka Tunggal Ika'
-
President University Perkenalkan Budaya Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika di East-West Center AS
-
Ahok Kembali Koar-koar: Bicara Kecurangan Pemilu, Ungkit Ayat dan Mayat
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
Tepis Kabar Rektor IPB Arif Satria Bakal Dilantik Jadi Kepala BRIN, Mensesneg: Belum Ada Hari Ini
-
Alasan Kuat Prabowo Tunjuk Dony Oskaria Jadi Plt Menteri BUMN: Beliau COO Danantara
-
Profil Dony Oskaria, Plt Menteri BUMN Pilihan Prabowo yang Hartanya Tembus Rp 29 Miliar
-
Polisi Bongkar Modus Lempar Bola Komplotan Copet di Halte TransJakarta, Begini Praktiknya!
-
Sudah Komitmen, Mensesneg Sebut Mahfud MD Bakal Diajak Gabung ke Tim Reformasi Kepolisian
-
BREAKING NEWS! Prabowo Tunjuk Dony Oskaria Jadi Plt Menteri BUMN Gantikan Erick Thohir
-
Jalur Tol Gratis dari Gerbang Tol Fatmawati 2 Kurangi Macet 24 Persen, Bakal Dibuka hingga Oktober?
-
Bantah Aktivis Syahdan Husein Mogok Makan di Tahanan, Polisi Tunjukkan Bukti Ini!
-
Warning dari Senayan Buat Erick Thohir: Boleh Rangkap Jabatan, Tapi....
-
Nasib Wali Kota Prabumulih Buntut Ulah Anak: Disemprot Kemendagri, LHKPN Diubek-ubek KPK