Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dibuat kesal oleh belasan aktivis anti rokok dan wartawan media asing. Kemarahan Ahok memuncak saat mereka meminta menolak diselenggarakannya pameran mesin rokok internasional atau World Tobbaco Process and Machinery (WTPM).
Pameran itu akan berlangsung tanggal 27-28 April 2016 di Kemayoran, Jakarta Pusat.
"Orang asing selalu tekan kita nggak boleh ada pameran mesin rokok. Saya tanya sama mereka, sekarang pabrik rokok dilarang nggak? Nggak. Cuma dibatasi lokasi merokok. Kenapa kita jadi agen asing untuk melarang pameran rokok, mesin rokok?" kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (7/4/2016).
Kekesalan Ahok bermula saat sejumlah perwakilan BEM Ikatan Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat UI yang mengajukan kotak petisi agar dirinya membatalkan acara pameran.
Petisi berisi penolakan pameran mesin rokok itu telah ditanda tangani sekitar 12.344 orang dengan dibantu LSM Change.org. Menanggapi petisi itu, Ahok mengaku tidak memiliki wewenang untuk membatalkan pameran itu.
Salah satu alasan Ahok menolak membatalkan acara tersebut karena area pameran bukan keeenangan Pemerintah Provinsi DKI, melainkan pemerintah pusat, dalam hal ini Mensesneg.
"Saya tidak punya wewenang tolak pameran. Saya bilang tugas saya itu mengadministrasikan keadilan sosial. Bukan mau dengerin kelompok begini, kelompok begitu, nggak bisa," ujar Ahok.
Mantan Bupati Belitung Timur ini tidak melarang ada pabrik rokok dan perokok di Jakarta. Pemprov DKI hanya melarang orang merokok di dalam kantor pemerintahan.
"Jadi saya adalah pembela pendukung tidak boleh jangan merokok dalam ruangan. Jangan sampai pasif kena. Saya nggak punya perusahaan rokok, tapi kalau anda melarang (pameran mesin rokok) kok nggak langsung bilang saja demo pabrik rokok tutup seluruh Indonesia dan seluruh dunia?," kata Ahok.
Saat memberikan penjelasan kepada mahasiswa, reporter wartawan televisi asing itu melontarkan pertanyan, "kenapa mengizinkan pameran mesin rokok diselenggarakan, padahal dibeberapa negara dilarang dan menolak?".
Mendengar pertanyaan itu, Ahok lagi-lagi menjawab dengan nada tinggi dan menuding wartawan asing itu sebagai agen farmasi dari luar negeri. Ahok menuding wartawan asing itu adalah agen yang ingin menjual rokok sintetis di Indonesia.
"Anda orang asing semua, jangan menjajah kami dengan pikiran yang konyol. Anda masukan semua produk farmasi, rokok-rokok sintetis, pernah teliti nggak itu bisa bikin kanker apa nggak? Asing jangan atur-atur Indonesia," jelas Ahok.
Belum kapok 'disemprot' Ahok, para aktivis serta wartawan asing kembali menayakan pemasukan dari rokok tidak sebanding dengan biaya apabila mengobati penyakit penderita kanker.
"Jangan membandingkan dengan kena kanker. Kanker gara-gara makan makanan formalin lebih banyak ini daripada yang merokok," ujar dia.
"Tapi kalau Anda bilang melarang rokok dalam ruangan, ya betul. Saya bela. Siapa yang menghentikan pameran mesin rokok karena ada pesenan asing di luar negeri, enak saja lu ngatur," kata Ahok dengan nada tinggi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional
-
Nestapa Ratusan Eks Pekerja PT Primissima, Hak yang Tertahan dan Jerih Tak Terbalas
-
Ahli Bedah & Intervensi Jantung RS dr. Soebandi Jember Sukses Selamatkan Pasien Luka Tembus Aorta
-
Wamen Dzulfikar: Polisi Aktif di KP2MI Strategis Perangi Mafia TPPO