Suara.com - Ketua Majelis Syuro Partai Bulan Bintang M. S. Kaban meminta Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berhati-hati berucap. Hal ini terkait ucapan Ahok yang menyebut PBB ingin mengubah sila pertama Pancasila yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa.
"Ahok sebagai seorang gubernur dan pemimpin, dalam berkomentar tentang partai, harus hati-hati. Apalagi menyangkut ideologi negara," kata Kaban saat menggelar konferensi pers di kantor DPP PBB, Jalan Raya Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (6/4/2016).
Mantan Menteri Kehutanan meminta Ahok jangan mengaitkan cuitan Duta Besar Indonesia Jepang untuk jepang Yusron Ihza Mahendra dengan PBB. Sebagai pemimpin, katanya, seharusnya Ahok bisa membedakan persoalan personal dan organisasi.
"Opini yang dia sampaikan sangat dangkal pemahamannya terhadap partai. Kalau tidak paham jangan berkomentar. Kalau dia tidak cocok dengan pikiran Yusron, Ahok nariknya ke partai, itu tidak bijak," kata Kaban.
"Harusnya gesekannya dengan Yusron, partai malah dilibatkan," Kaban menambahkan.
Ketua Harian DPP PBB Jamuluddin Karim mengatakan partainya serius menanggapi pernyataan Ahok. Dia berharap Ahok berjiwa kesatria dengan meminta pernyataan maaf kepada partai.
"Nggak ada juga bertemu dengan beliau (Ahok). Kalau kesatria dia pasti minta maaf, kalau tidak ya dia ngeles sana sini," kata Jamaluddin.
Pernyataan yang disoal PBB dilontarkan ketika Ahok menghadiri peresmian Ruang Publik Terpadu Ramah Anak di Cipinang Besar Utara, Jatinegara, Jakarta Timur, pada 30 Maret 2016.
"Jangan taruh orang yang mau ubah Pancasila. Orang Partai Bulan Bintang itu pengen ubah Pancasila kayak Masyumi. Itu masalah," kata Ahok.
Pernyataan Ahok terlontar ketika dia menanggapi cuitan Duta Besar Indonesia untuk Jepang Yusron Ihza Mahendra -- adik Yusril -- yang dinilai bernuansa rasis.
"Ada yang ngetweet nakutin, kasihan lho, turunan Cina miskin, nanti dibantai gara-gara Ahok. Itu kurang aja, namanya rasis. itu Dubes Jepang adiknya Yusril ngomong pakai nasihat. Ini negara bahaya," ujar Ahok ketika itu.
Ketika itu, Ahok sampai meminta Menteri Luar Negeri Retno Marsudi untuk tegas dalam menilai sikap Dubes Yusron. Belakangan, Kementerian Luar Negeri meminta seluruh duta besar untuk fokus pada tugas.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka
-
Si Jago Merah Mengamuk di Kemanggisan, Warung Gado-Gado Ludes Terbakar
-
ODGJ Iseng Main Korek Gas, Panti Sosial di Cengkareng Terbakar
-
Diplomasi Tanpa Sekat 2025: Bagaimana Dasco Jadi 'Jembatan' Megawati hingga Abu Bakar Baasyir
-
Bobby Nasution Berikan Pelayanan ke Masyarakat Korban Bencana Hingga Dini Hari
-
Angka Putus Sekolah Pandeglang Tinggi, Bonnie Ingatkan Orang Tua Pendidikan Kunci Masa Depan
-
Pramono Anung Beberkan PR Jakarta: Monorel Rasuna, Kali Jodo, hingga RS Sumber Waras
-
Hujan Ringan Guyur Hampir Seluruh Jakarta Akhir Pekan Ini
-
Jelang Nataru, Penumpang Terminal Pulo Gebang Diprediksi Naik Hingga 100 Persen