Suara.com - Pers Indonesia kehilangan salah seorang tokohnya, Astrid B. Soerjo, yang selama ini dikenal sebagai sosok yang berusaha mendorong karya jurnalistik yang bermanfaat bagi masyarakat dan bangsa.
Menyandang nama besar sebagai putri bungsu tokoh pers ternama Adinegoro membuat Astrid, putri bungsunya, menjadi pejuang yang gigih dalam mendorong tegaknya pers yang ideal di Indonesia.
Sebagai anggota Dewan Kehormatan Persatuan Wartawan Indonesia serta penasehat tim Anugerah Adinegoro yaitu penghargaan jurnalistik yang diakui tertinggi di Indonesia, Astrid dengan gigih selalu mendorong para wartawan muda untuk berkarya dengan optimal, bukan sekedar melaporkan kejadian.
"Wartawan bukan saja bertugas melaporkan peristiwa namun harus bisa mengirim pesan kepada masyarakat dan mendorong orang untuk memajukan bangsa," ujarnya suatu ketika dalam ajang penjurian lomba karya jurnalistik untuk memperebutkan Anugerah Adinegoro.
Astrid yang lebih populer dengan nama Astrid B. Soerjo tutup usia di rumah sakit MMC, Jakarta, 11 Februari 2016, dalam usia 68 tahun akibat penyakit yang tiga tahun belakangan ini dideritanya.
Perempuan energik yang dalam penampilan sehari-hari kerap mengenakan kebaya itu adalah salah seorang wartawan senior dan putri dari Djamaludin Adinegoro gelar Datuk Maradjo Sutan, yang menjadi satu-satunya penerus di bidang jurnalistik dari Adinegoro.
Semasa hidup, Astrid pernah berkata bahwa sejak remaja dia ingin mengikuti jejak ayahnya menjadi wartawan, namun cita-cita itu justru dicegah dan ayahnya menyarankan agar dia kuliah mengambil bidang lain.
"Saya ke Jerman dan mengambil kuliah arsitektur untuk menyenangkan hati ayah saya, namun ternyata akhirnya saya terjun ke dunia jurnalistik juga ya," ujarnya.
"Mbak Astrid adalah teman lama saya, teman diskusi intelektual yang asyik bertiga bersama Mas Robby Sugiantoro dari Harian Kompas. Ia banyak baca buku. Kebetulan kami sama-sama pernah belajar dan tinggal di Jerman," kata Parni Hadi.
Semangat Astrid untuk mendorong konsistensi pers yang ideal juga diakui oleh para juri Anugerah Adinegoro yang selama enam tahun terakhir ini setiap tahun mengadakan penilaian bagi karya jurnalistik di Indonesia.
"Beliau adalah sosok serorang ibu yang baik dan konsisten menjaga nilai-nilai ideal dunia pers," kata Errol Jonathans, CEO Radio Suara Surabaya, yang selama beberapa tahun ini menjadi juri untuk Anugerah Adinegoro.
Dia sangat tajam dan kritis melihat karya jurnalistik di Indonesia yang menurutnya masih sekedar memberi laporan, bahkan kadang kurang memikirkan dampak pemberitaan kepada masyarakat luas.
"Mengapa karya yang masuk kebanyakan hanya berita-berita yang suram? padahal banyak hal bisa ditulis untuk membuat masyarakat, pemerintah dan pihak-pihak lain sadar dan tergerak untuk memajukan bangsa. Pers harus bisa membuat orang bangga menjadi bangsa Indonesia sehingga bersama-sama terus membangun dan memperkenalkan Indonesia ke dunia luar," ujarnya.
Amalia E. Maulana yang juga berturut-turut selama enam tahun ini menjadi salah seorang juri Anugerah Adinegoro menilai Astrid sebagai sosok berbudi halus, baik hati dan menjadi kesayangan banyak orang.
"Sedih, belum sempat menengok meskipun saya sangat ingin menengoknya. Kita kehilangan seorang sosok yang baik," tutur fotografer Enny Nuraheni.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
-
29 Unit Usaha Syariah Mau Spin Off, Ini Bocorannya
-
Soal Klub Baru usai SEA Games 2025, Megawati Hangestri: Emm ... Rahasia
Terkini
-
KPK 'Obok-obok' Tiga Lokasi, Buru Bukti Fee Proyek Bupati Lampung Tengah
-
Api di Kramat Jati: Saat Ratusan Kios Jadi Abu dan Harapan Pedagang Diuji?
-
7 Fakta Panas Gelar Perkara Khusus Ijazah Jokowi, dari Adu Tuntutan Hingga Narasi Sesat
-
Gubernur Bobby Nasution Fokus Air Bersih-Infrastruktur Pascabencana di Sumut
-
Bantuan Logistik Kementan-Bapanas Tiba di Belawan, Bobby Nasution: Penyemangat Pascabencana di Sumut
-
TelkomGroup Percepat Recovery BTS di Lokasi Bencana Sumatra, Kerahkan Seluruh Kemampuan
-
PPATK Rilis Indeks APUPPT: Penegakan Hukum Tak Cukup Tangkap Pelaku, Aliran Dana Harus Ditelusuri
-
PLN Resmikan SPKLU Center ke-6 di Jawa Barat, Siap Hadapi Lonjakan Pengguna EV Saat Nataru
-
9 Fakta Terkini Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati: Dugaan Sumber Api Hingga Kerugian Rp10 Miliar
-
KPK Jelaskan Keterkaitan Zarof Ricar di Kasus Hasbi Hasan: Ada Bukti Percakapan