Suara.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) resmi menahan Panitera Sekretaris pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Edy Nasution di Rumah Tahanan Cabang KPK, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan pada Kamis (21/4/2016). Penahanan dilakukan setelah Edy resmi ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan suap dalam pengajuan permohonan peninjauan kembali (PK) yang didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Saat keluar dari Gedung KPK, penampilan Edy tampak berbeda dengan semua tersangka yang sudah pernah ditetapkan KPK menjadi tersangka selama ini. Mengenakan rompi oranye khas tahanan KPK, Edy juga tampak mengenakan masker.
Soal apakah itu sebuah strategi untuk tidak mudah dikenal oleh para awak media atau sebuah cara untuk menyembunyikan wajahnya dari publik, hanya Edy yang tahu. Namun yang pasti penampilannya tersebut sempat mengecoh sejumlah wartawan, terutama wartawan foto yang mengaku tidak mengenal wajah siapa dibalik masker berwarna hijau tersebut.
"Itu Edy benaran, atau itu si Doddy," kata para fotografer satu terhadap yang lainnya usai Edy meninggalkan Gedung KPK dengan mobil tahanan KPK.
Dengan gayanya itu pula, dia dapat luput dari cecaran peratanyaan wartawan untuk mengomentari kasus yang sudah menjerat dirinya tersebut. Dengan pengawalan dua orang rekannya dan polisi yang bertugas di KPK, Edy langsung menuju ke mobil tahanan yang sudah menunggunya.
Sementara itu, rekannya yang juga terjaring dalam OTT pada Rabu(20/4/2016) kemarin, Doddy Apriyanto Supeno belum keluar dari ruang pemeriksaan penyidik untuk segera ditahan KPK.
Seperti diketahui, dalam kasus yang diungkap melalui operasi tangkap tangan (OTT) Rabu (20/4/5016) tersebut, KPK sudah menetapkan dua orang tersangka. Mereka adalah Panitera Sekretaris pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Edy Nasution dan seorang dari pihak swasta, Doddy Apriyanto Supeno. Saat ditangkap, keduanya diduga melakukan transaksi suap terkait pengajuan permohonan Pengajuan Kembali (PK) sebuah perkara perdata yang didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Dari tangan Edy, KPK menyita uang sejumlah Rp50 juta. Namun, menurut KPK, itu bukanlah pemberian pertama oleh Doddy kepada Edy. Pasalnya, pada Bulan Desember 2015 lalu, uang sejumlah Rp100 juta telah diserahkan oleh Doddy kepada Edy. Sementara jumlah uang secara keseluruhan untuk memulusukan pengajuan tersebut adalah sebesar Rp500 juta, yang sebagiannya belum dipenuhi Doddy hingga saat ini.
Untuk mencari barang bukti, KPK sudah melakukan penggeldahan di empat lokasi. Diantaranya adalah Ruangan Kerja Edy di Lantai 4 Gedung PN Jakpus, Ruangan kerja dan Rumah Nurhadi, dan juga di Kantor PT.Paramount Enterprise International di Serpong Tanggerang Banten.
Sementara hasil penggeledahan beberapa lokasi tersebut, KPK menemukan sejumlah uang. Namun, hingga saat ini KPK belum mengetahui jumlahnya, karena belum dihitung.
Tag
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
BGN Minta Kepala SPPG Awasi Ketat Proses Memasak dan Distribusi MBG
-
Tangkal Hoaks, Polda Metro Jaya dan FWP Gelar Uji Kompetensi Wartawan
-
Menko Usul WFA Nasional 2931 Desember 2025 untuk Dukung Mobilitas Nataru
-
Dana Kampanye Jadi Celah Korupsi, Pakar Sebut Pilkada Tak Langsung Tak Efektif
-
KPK Cecar Zarof Ricar Soal Percakapannya dengan Eks Sekretaris MA Hasbi Hasan
-
Prabowo Bongkar Keterlibatan Oknum TNI-Polri dalam Tambang Ilegal dan Penyelundupan
-
KPK Pastikan Akan Panggil Gus Yaqut Pekan Ini untuk Kasus Kuota Haji
-
BGN Perketat SOP, Mobil Pengantar MBG Tak Lagi Masuk Halaman Sekolah
-
Dua Bibit Siklon Dekati Indonesia, Cek Daftar Daerah Berpotensi Terdampak
-
Terbongkar! Bisnis Pakaian Bekas Ilegal Rp669 M di Bali Libatkan Warga Korsel, Ada Bakteri Bahaya