Suara.com - Aksi tawuran anak-anak remaja di Ibu Jakarta masih marak. Terakhir terjadi di Cipinang Besar, Jatinegara, Jakarta Timur, Minggu (1/5/2016). Satu warga meninggal dunia.
Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyerahkan penanganan kasus tersebut ke polisi.
Mengenai kenapa terjadi tawuran, Ahok mengatakan hal itu terkait dengan lingkungan tempat tinggal mereka. Anak-anak yang tinggal di pemukiman padat penduduk dan minim tempat bermain, cenderung terjadi kasus.
"Kalau anak-anaknya kurang tidur, saya nggak tahu apa penyebabnya, tapi ada beberapa kajian karena anak-anaknya ini kurang tempat bermain sebetulnya," kata Ahok.
Lingkungan rumah yang sumpek dan tak nyaman untuk istirahat, kata Ahok, juga bisa jadi sebab.
"Dan dia tinggal terlalu sempit. Mau istirahat aja nggak sempat karena rumahnya itu gantian tidur juga," katanya.
Lebih jauh, Ahok ingin warga Jakarta tinggal di tempat yang layak. Itu sebabnya, pemerintah menggenjot pembangunan rumah susun sewa sederhana untuk warga yang tinggal di pemukiman kumuh.
"Langkahnya itu tadi, kita mesti bangun banyak rumah susun, jadi nggak boleh daerah terlalu sempit," kata Ahok.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu