Suara.com - Kementerian Luar Negeri RI menyampaikan bahwa tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam peristiwa penembakan di kampus University of California, Los Angeles (UCLA) di Amerika Serikat pada Rabu (1/6/2016) kemarin.
"Saya mendapat laporan dari KJRI (Konsulat Jenderal RI) LA (Los Angeles) bahwa tidak terdapat korban WNI pada peristiwa penembakan di kampus UCLA yang diduga dilakukan oleh beberapa orang," kata Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi dalam keterangan persnya, Kamis (2/6/2016).
Pernyataan tersebut dia sampaikan dalam perjalanannya menuju Paris untuk menghadiri pertemuan persiapan Paris Peace Conference.
Menlu RI telah menerima informasi dari KJRI LA bahwa pada Rabu (1/6/2016) pukul 10.00 pagi (waktu setempat) di Kampus UCLA telah terjadi penembakan yang diduga dilakukan oleh empat orang berseragam hitam-hitam.
Pada pukul 10.44 pagi, pihak keamanan kampus menyampaikan bahwa pihaknya telah menutup seluruh kampus UCLA yang luasnya sekitar 419 ribu hektare. Selanjutnya, pada pukul 11.53 telah diumumkan adanya dua orang korban tewas dan keduanya adalah laki-laki.
Menlu Retno menyampaikan bahwa KJRI LA saat ini terus memonitor perkembangan situasi di UCLA secara seksama, dan menugaskan tiga orang staff KJRI untuk memantau keadaan di lapangan serta berkoordinasi dengan aparat keamanan setempat.
Pihak KJRI LA juga terus berkomunikasi dengan beberapa mahasiswa dan tenaga pengajar WNI yang berada di dalam kampus tersebut melalui pesan singkat via "WhatsApp".
Sekitar pukul 12.10, Kepala Polisi LA telah mengumumkan bahwa kampus UCLA telah berada dalam situasi aman dan memberikan penilaian sementara bahwa kejadian tersebut sebagai kasus "murder-suicide case" (kasus pembunuhan lalu bunuh diri) dengan satu pelaku dan satu korban ditemukan tewas.
Kepolisian setempat masih terus menyisir area kampus dan mengevakuasi mahasiswa yang berada di lokasi.
Berdasarkan data KJRI LA, saat ini terdapat 87 mahasiswa Indonesia dan satu tenaga pengajar di UCLA. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi "hotline" KJRI LA pada nomor +1(213) 590 8095. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO