Suara.com - Di tengah wacana PDI Perjuangan akan mendukung Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di pilkada Jakarta periode 2017-2022, Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Ahmad Basarah menegaskan partainya tidak akan mengubah haluan dengan mendukung calon yang maju lewat jalur non partai politik.
"PDI Perjuangan berpedoman, pada prinsipnya berpolitik yang tidak bisa diubah dan digantikan, bahwa PDI Perjuangan tidak mungkin mendukung calon perseorangan," kata Basarah di DPR, Selasa (7/6/2016).
Anggota Komisi III menambahkan PDI Perjuangan memiliki mazhab gotong royong sehingga tidak mungkin mendukung Ahok yang mau lewat jalur perseorangan.
Namun, kata Basarah, keadaan bisa berubah kalau Ahok mau meninggalkan jalur perseorangan dan melamar ke PDI Perjuangan.
"Kalau kemudian Ahok mau ubah sendiri jalurnya, mau bertobat dari jalur perseorangan masuk ke jalur parpol, dia harus ikut tradisi setiap parpol," kata Basarah.
"Kalau cara yang ada di PDI Perjuangan adalah empat tahap mendaftar, verifikasi, penyaringan, dan keempat: cawagubnya harus dari PDI Perjuangan. Ada Pak Djarot dan Pak Boy," Basarah menambahkan.
Sebelumnya, Ketua DPP Hanura Dadang Rusdiana menilai Ahok merupakan tokoh yang memiliki daya magnetis yang kuat jelang pilkada Jakarta periode 2017-2022. Apalagi, kalau Ahok disandingkan dengan lagi dengan Wakil Gubernur Djarot Syaiful Hidayat. Djarot merupakan politisi PDI Perjuangan.
"Kalau kita melihat, pasangan Ahok-Djarot ini adalah pasangan yang kuat. Didukung oleh mayoritas masyarakat, dan tentu akan lebih stabil dalam pemerintahan kalau partai pemerintah berada pada sisi ahok. Itu lebih ideal. Kalau bicara seperti itu pasangan Ahok-Djarot ini ideal dari berbagai sisi," kata Dadang di DPR.
Itu sebabnya, Dadang menyarankan kepada PDI Perjuangan mendukung Ahok maju ke pilkada. Dadang menyarankan PDI Perjuangan jangan meminta Ahok yang melamar ke PDI Perjuangan, mengingat Ahok sudah berkomitmen maju lewat jalur non partai politis.
Lebih jauh, Dadang mengatakan bila nanti PDI Perjuangan mendukung Ahok, mereka tetap harus berkoordinasi dengan partai yang sudah lebih dulu mendukung, yaitu Hanura dan Nasdem.
Dadang mengatakan masyarakat Jakarta akan memilih figur.
"Tapi, faktor pentingnya itu adalah pada Ahoknya, bukan pasangannya. Dengan siapapun pasangannya, Ahok akan menang," kata dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO