Suara.com - Wakil Ketua DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Fahri Hamzah menilai tindakan petugas imigrasi Singapura terhadap pendiri komunitas Teman Ahok, Amalia Ayuningtyas dan Richard Handris Saerang, masih dalam batas yang wajar. Sebab, setiap negara memiliki peraturan masing-masing. Pernyataan Taufik menyusul adanya larangan masuk ke Singapura kedua relawan pada Sabtu (4/6/2016), mereka juga sempat diinterogasi petugas imigrasi karena dicurigai akan melakukan kegiatan politik.
"Sebenarnya begini ya, pengumpulan KTP itu untuk pilkada, sebetulnya kalau di dalam negeri tidak disebut sebagai kegiatan politik. Tapi kalau di luar negeri, bisa saja dianggap kegiatan politik," kata Fahri di gedung Nusantara III, DPR, Jakarta, Selasa (7/6/2016).
Fahri mengatakan meskipun yang menjadi target relawan Teman Ahok di Singapura adalah warga Jakarta yang tinggal di sana, tetap saja pemerintah setempat berhak melakukan tindakan.
"Memang yang disasar adalah orang Indonesia, tentu kalau KTP orang Singapura tidak bisa dong dipakai untuk mendukung Ahok," kata Fahri.
"Tetapi ketika mengumpulkan KTP, secara fisik terutama, mungkin regulasinya Singapura, karena seperti yang kita tahu Singapura ini kan negara yang sangat teliti. Jadi Singapura itu jualannya adalah stabilitas politik dan stabilitas ekonomi. Jadi tingkat pengawasan pada gerakan manusia tinggi sekali. Istilahnya CCTV-nya ada dimana-mana," Fahri menambahkan.
Fahri tidak menyalahkan pemerintah Singapura atas peristiwa tersebut.
"Sebab itu, pemerintah Singapura menganggap kegiatan Teman Ahok sebagai kegiatan politik luar negeri. yang mungkin saja sama dengan kampanye dan lain-lain dalam teritorial mereka," tutur Fahri.
"Jadi tindakan daripada kedutaan besar atau dari pemerintah Singapura itu dapat dimengerti. Kita menghormati mereka," Fahri menambahkan.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Mensos Salurkan Santunan Rp15 Juta bagi Ahli Waris Korban Bencana di Sibolga
-
Anjing Pelacak K-9 Dikerahkan Cari Korban Tertimbun Longsor di Sibolga-Padangsidimpuan
-
Ibu-Ibu Korban Bencana Sumatra Masih Syok Tak Percaya Rumah Hilang, Apa Langkah Mendesak Pemerintah?
-
Eks Wakapolri Cium Aroma Kriminalisasi Roy Suryo Cs di Kasus Ijazah Jokowi: Tak Cukup Dilihat
-
Nasib 2 Anak Pengedar Narkoba di Jakbar: Ditangkap Polisi, 'Dilepas' Gara-gara Jaksa Libur
-
Mendiktisaintek: Riset Kampus Harus Bermanfaat Bagi Masyarakat, Tak Boleh Berhenti di Laboratorium
-
Dengarkan Keluhan Warga Soal Air Bersih di Wilayah Longsor, Bobby Nasution Akan Bangunkan Sumur Bor
-
Di Balik OTT Bupati Bekasi: Terkuak Peran Sentral Sang Ayah, HM Kunang Palak Proyek Atas Nama Anak
-
Warga Bener Meriah di Aceh Alami Trauma Hujan Pascabanjir Bandang
-
Mutasi Polri: Jenderal Polwan Jadi Wakapolda, 34 Srikandi Lain Pimpin Direktorat dan Polres