Presiden Direktur PT Paramount Enterprise International Ervan Adi Nugroho memenuhi panggilan KPK, di Jakarta, Senin (30/5). [suara.com/Oke Atmaja]
Pihak Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia membantah kalau Chairman PT.Paramount Enterprise, Edi Sindoro sedang berada di luar negeri. Berdasarkan keterangan Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Ditjen Imigrasi, Heru Santoso, Edi memang pernah berada di luar negerinya, persisnya di Singapura, namun tidak setelah dicekal oleh lembaganya.
"Nggak ada, di Singapura kan sebelum dicegah," kata Heru di Gedung KPK Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Jumat(10/6/2016).
Lebih lanjut Heru menegaskan bahwa keberadaan Mantan Petinggi Lippo Grup tersebut saat ini masih berada di Indonesia. Namun, dirinya tidak mengetahui dengan pasti, di wilayah Indonesia mana Edi tepatnya berada.
"Masih di Indonesia, kan sebelum dicegah dia sudah balik ke Indonesia," kata Heru.
Belakangan ini, beredar informasi bahwa dua kali mangkirnya Edi Sindoro dari panggilan KPK karena sedang dirawat pada salah satu Rumah Sakit di Singapura. Oleh karena itu, Edi pun tidak bisa memenuhi panggilan KPK untuk menjadi saksi dalam kasus yang menjerat anak buahnya, Doddy Aryanto Supeno terkait dugaan suap pengajuan permohonan peninjauan kembali yang didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Terkait kasus ini, KPK sudah memanggil sejumlah saksi, termasuk Sekretaris Mahkamah Agung, Nurhadi. Untuk Nurhadi sendiri, KPK sudah berulang kali memanggilnya, meskipun hanya sekali dijadwalkan secara resmi. Terhitung, Nurhadi sudah dua kali datang di luar jadwal resmi untuk melanjutkan pemeeriksaannya.
Sebelumnya, KPK menduga Nurhadi terlibat dalam kasus ini. Pasalnya, saat menggeledah kantor dan Rumahnya di Jalan Hang Laukir Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, KPK menemukan uang dalam berbagai jenis mata uang senilai Rp1,7 miliar. Selain itu, KPK juga menemukan sejumlah dokumen yang berkaitan dengan kasus tersebut.
Komentar
Berita Terkait
-
Program Makan Bergizi Gratis Bermasalah, DPR Soroti Praktik Jual-Beli Dapur Fiktif di 5.000 Lokasi
-
Bentrok Agenda Penting: Dipanggil KPK, Dirjen Haji Hilman Latief Justru Muncul di DPR
-
Bongkar 'Dapur Fiktif' di Program Makan Bergizi Gratis, Anggota DPR: Anak Kita Butuh Makan!
-
7 Fakta Baru Pembunuhan Brigadir Nurhadi: Dipiting Jurus Maut & Dihantam Cincin Akik
-
Istri Brigadir Nurhadi Ajukan Permohonan Bantuan Biaya Hidup ke LPSK
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Misi Bangkit Dikalahkan Persita, Julio Cesar Siap Bangkit Lawan Bangkok United
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
-
Momen Langka! Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir di Kediamannya di Solo
-
Laga Klasik Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Kartu Merah Ismed, Kemilau Boaz Solossa
-
Prabowo 'Ngamuk' Soal Keracunan MBG: Menteri Dipanggil Tengah Malam!
Terkini
-
Terpuruk Pasca-Muktamar, Mampukah PPP Buktikan Janji Politiknya? Pengamat Beberkan Strateginya
-
Hapus BPHTB dan PBG, Jurus Jitu Prabowo Wujudkan Target 3 Juta Rumah
-
Buntut Bobby Nasution Razia Truk Aceh, Senator Haji Uma Surati Mendagri: Ini Melanggar Aturan!
-
Bongkar 7 Cacat Fatal: Ini Alasan Kubu Nadiem Makarim Yakin Menang Praperadilan
-
MK Hindari 'Sudden Death', Tapera Dibatalkan tapi Diberi Waktu Transisi Dua Tahun
-
Romo Magnis Ajak Berpikir Ulang: Jika Soekarno Turuti Soeharto, Apakah Tragedi '65 Bisa Dicegah?
-
Bye-bye Kehujanan di Dukuh Atas! MRT Jadi Otak Integrasi 4 Moda Transportasi Jakarta
-
Bukan Drama Hukum, Nadiem Makarim Dibantarkan dari Sel Tahanan karena Sakit Ambeien
-
Jejak Riza Chalid Terus Diburu, Kejagung Periksa Saksi Kunci Korupsi Pertamina
-
Kejagung 'Skakmat' Protes Hotman Paris: Penyidik Punya Alasan Tertentu