Suara.com - Ribuan orang menghadiri pemakaman petinju legendaris Muhammad Ali di Louisville, Kentucky, Amerika Serikat, Jumat (10/6/2016) waktu setempat. Mereka adalah penggemar Ali. Mereka lantang berteriak "Ali" berkali-kali.
Prosesi pemakaman Ali sangat tertib dan ditonton langsung jutaan pasang mata di dunia.
Ali adalah seorang mualaf islam yang konstroversi. Dia pernah kehilangan 3 tahun kariernya sebagai petinju karena menolak dinas militer AS untuk perang di Vietnam. Ali meninggal Pekan lalu di usia 74 tahun.
Pelayat berdatangan dari seluruh negara bagian Amerika Serikat dan luar AS. Mereka melemparkan bunga ke mobil jenazah yang membawa Ali. Ali dikirab menggunakan peti kayu dan diarak keliling kota sejauh 37 km.
Selama iringan mobil jenazah, di pinggir jalan berkumpul ribuan orang. Mobil itu berkeliling di sepanjang jalan melewati rumah masa kecil Ali, sampai berakhir di pemakaman dengan liang kubur bertuliskan nisan "Ali".
Diperkirakan ada sekitar 14.000 orang yang menggelar shalat jenazah di tanah kelahiran Ali tersebut. Mereka datang dari berbagai penjuru Amerika Serikat, dari berbagai latar belakang dan ras.
Saat masih berlaga di atas ring, Ali dikenal sebagai petinju yang selalu memberikan penampilan memukau. Juara dunia tinju kelas berat tiga kali tersebut juga amat akrab dengan perjuangan masalah kemanusiaan dan dikenal sebagai Muslim yang taat.
Sebelumnya, salat jenazah Ali dipimpin oleh Imam Zaid Shakir, pendiri sekolah seni Zaytuna College di Berkeley, California. Jenazah Ali dimasukkan dalam sebuah peti yang ditutup dengan kain berwarna hitam dan emas.
Ali dan keluarganya sudah merencanakan pemakaman mereka sedemikian rupa selama 10 tahun terakhir. Ali dan keluarga menginginkan agar Ali dimakamkan dengan tata cara Islam, namun tetap menyesuaikan dengan budaya masyarakat Barat.
Jenazah Ali akan dikebumikan pada Jumat setelah prosesi pemakaman yang akan dihadiri ribuan orang, termasuk sejumlah kepala negara dan tokoh penting dunia. Mereka yang hadir antara lain mantan Presiden AS Bill Clinton, Presiden Turki Tayyip Erdogan, dan komedian AS Billy Crystal.
"Ali tidak akan pernah mati. Semangatnya akan tetap hidup," kata promotor tinju ternama Don King saat ditemui Reuters di acara shalat
jenazah di Freedom Hall, tempat di mana Ali mengalahkan petinju Willi Besmanoff dalam pertarungan terakhirnya di Louisville pada tahun 1961 silam. (Reuters)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Dugaan Korupsi BJB Ridwan Kamil: Lisa Mariana Ngaku Terima Duit, Sekalian Buat Modal Pilgub Jakarta?
-
Awas Boncos! 5 Trik Penipuan Online Ini Bikin Dompet Anak Muda Ludes Sekejap
-
Menkeu Purbaya Sebut Mulai Besok Dana Jumbo Rp200 Triliun Masuk ke Enam Bank
-
iPhone di Tangan, Cicilan di Pundak: Kenapa Gen Z Rela Ngutang Demi Gaya?
-
Purbaya Effect, Saham Bank RI Pestapora Hari Ini
Terkini
-
Ada Kejanggalan, Anggota Keluarga Arya Daru Ajukan Perlindungan LPSK
-
Kronologi Penumpang Wings Air Tuding Pramugari Kuras Emas dan Dollar di Pesawat
-
Detik-detik Penumpang 'Ngamuk', Tuding Pramugari Curi Emas & Dollar di Pesawat Wings Air
-
Ada Sinyal Rahasia? Gerak-Gerik Dua Pria di Belakang Charlie Kirk Disebut Mencurigakan
-
Prabowo Setuju Bentuk Komisi Reformasi Polisi dan Tim Investigasi Independen Demo Ricuh
-
Usai Diperiksa KPK, Deputi Gubernur BI Jelaskan Aturan Dana CSR
-
Emas & Ribuan Dollar Lenyap di Pesawat Wings Air Viral, Pramugari Dituduh Jadi Pelaku
-
CEK FAKTA: Isu DPR Sahkan UU Perampasan Aset Usai Demo Agustus 2025
-
7 Cara Melindungi Kulit dan Rambut dari Polusi Udara, Wajib Rutin Keramas?
-
Rehat dari Sorotan, Raffi Ahmad Setia Dampingi Ibunda Amy Qanita Berobat di Singapura