Suara.com - Pengelola Pondok Pesantren Al-Hikam di Desa Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, milik keluarga Rio Haryanto, memuji penampilan pembalap Formula One asal Indonesia itu ketika tampil di Kanada.
"Pembalap asal Indonesia Rio Haryanto yang berhasil finis di peringkat 19 Grand Prix Formula One 2016 Kanada, sudah luar biasa," kata Pelaksana Harian Yayasan Ponpes Terpadu Al-Hikam Moh. Kholid Ismail di Boyolali, Selasa.
Menurut Kholid Ismail, Rio Haryanto merupakan satu-satunya pembalap Indonesia yang masuk di F1 dengan ikut timnya yang kecil atau tidak besar nama Marcedes atau Ferrari bisa masuk finis itu sudah luar biasa.
Rio merupakan orang yang sederhana dan bekerja keras. Dia masih perlu waktu untuk menyesuaikan diri di arena balapan kelas dunia F1 ini.
"Kami memang sering mengikuti perkembangan Rio dalam laganya di balapan F1 dan terakhir di Kanada, pada Senin (13/6) dini hari yang berada di urutan 19 dari 22 pembalap yang turun," kata Kholid yang mengaku mengelola yayasan Pompes Al-Hikam sejak 2003 hingga sekarang.
Kholid menjelaskan bahwa Rio sejak turun di F1 sudah lama tidak menengok kembali Ponpes Al-Hikam di Boyolali ini karena dia sangat sibuk mengikuti balapan kelas dunia itu.
"Jika dia pulang menengok ke Ponpes sempat mengikuti salatnya berjemaah. Dia rajin salat lima waktu," katanya.
Bahkan, lanjut dia, di setir mobil balap Rio ada tulisan Ayat Kursi, artinya dia memiliki keimanan yang kuat.
Ia mengatakan bahwa Yayasan Pompes Terpadu Al-Hikam milik keluarga Rio Haryanto di Dukuh Sorowaden, Desa Banyudono, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali ini kini memiliki sebanyak 65 santri, sedangkan jumlah siswa dari kelompok PAUD, SD, dan madrasah sanawiah terpadu sebanyak 500 siswa.
Menurut dia, Rio saat masih ikut di balapan Formula 2 masih banyak waktu luang untuk bisa menengok di Ponpes, dan dia menjadi inspirasi para santri di sini.
Sementara itu, Rio harus puas kembali finis di urutan terakhir atau posisi ke-19. Rio mengakhiri balapan di urutan itu setelah pembalap lain, Felipe Massa, Jolyon Palmer, dan Jenson Button, tidak bisa meneruskan balapan hingga selesai. (Antara)
Berita Terkait
-
Kalah 2 Poin Saja, Max Verstappen Tetap Bangga Meski Gagal Rebut Gelar Juara Dunia F1 2025
-
Lando Norris Kunci Gelar Juara Dunia Formula 1 2025
-
Ogah Pusing, Max Verstappen Anggap Gelar Juara Dunia Tidak Terlalu Penting
-
Siapa Hannah Schmitz? Wanita Inggris Otak di Balik Keajaiban Max Verstappen di F1
-
Jadwal F1 GP Abu Dhabi 2025: 3 Pembalap Siap Rebut Gelar Juara Dunia
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Antrean Panjang di Stasiun, Kenapa Kereta Api Selalu Jadi Primadona di Periode Libur Panjang?
-
Kasus Deforestasi PT Mayawana, Kepala Adat Dayak Penjaga Hutan di Kalbar Dijadikan Tersangka
-
Eks Pejabat KPI Tepis Tudingan Jaksa Atur Penyewaan Kapal dan Ekspor Minyak
-
Diperiksa KPK Soal Korupsi Haji, Gus Yaqut Pilih Irit Bicara: Tanya Penyidik
-
Buka-bukaan Kerry Riza di Sidang: Terminal OTM Hentikan Ketergantungan Pasokan BBM dari Singapura
-
MBG Dinilai Efektif sebagai Instrumen Pengendali Harga
-
Ultimatum Keras Prabowo: Pejabat Tak Setia ke Rakyat Silakan Berhenti, Kita Copot!
-
Legislator DPR: YouTuber Ferry Irwandi Layak Diapresiasi Negara Lewat BPIP
-
Racun Sianida Akhiri Pertemanan, Mahasiswa di Jambi Divonis 17 Tahun Penjara
-
Ramai Narasi Perpol Lawan Putusan MK, Dinilai Tendensius dan Tak Berdasar