Suara.com - Pemerintah Indonesia yakin keputusan rakyat Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa (Brexit) tidak akan mempengaruhi hubungan bilateral dan kedua negara akan terus memupuk kerja sama di berbagai bidang strategis.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, Indonesia terus mencermati proses dan hasil referendum yang dilakukan di Inggris pada 23 Juni 2016 itu. Hasilnya merupakan cerminan kehendak mayoritas rakyat Inggris.
Dalam keterangan persnya, Menlu menyatakan hasil referendum akan melahirkan tatanan politik dan ekonomi baru di Inggris dan Eropa. Namun demikian dampak langsung referendum tersebut baru akan terlihat setidaknya dua tahun mendatang.
"Hasil referendum di Inggris tidak serta merta langsung berlaku, karena pasal 50 perjanjian Uni Eropa (treaty on European Union) harus diaktifkan dan proses negosiasi antara Inggris dan Uni Eropa harus berlangsung untuk menyepakati "Withdrawal Agreement" (Kesepakatan Pengunduran Diri)," tegas Menlu dalam keterangan persnya, Jumat (24/6/2016).
Retno menambahkan Hubungan Inggris dan Uni Eropa ke depan akan ditentukan dan diatur dalam "Withdrawal Agreement" seperti terkait isu-isu mengenai tarif perdagangan, kebebasan pergerakan warga (freedom of movement of people), pengaturan keuangan dan status hukum Inggris dalam berbagai perjanjian internasional Uni Eropa.
Dari segi politik dampak langsung bagi Indonesia atas hasil referendum Inggris akan sangat terbatas. Prioritas kemitraan Indonesia-Inggris maupun kemitraan Indonesia-Uni Eropa tidak akan berubah.
Sedangkan dari segi kerja sama ekonomi dampak dari hasil referendum masih harus mencermati tindak lanjut dari hasil "Withdrawal Agreement" Inggris-Uni Eropa.
"Dampak terhadap berbagai perjanjian yang ada antara Indonesia dengan UE maupun Inggris seperti status Inggris dalam skema kerja sama kemitraan ekonomi komprehensif dengan UE (Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement/Indonesia-UE CEPA) dan Lisensi Penegakan Hukum Kehutanan, Tata Kelola dan Perdagangan (FLEGT) baru akan terlihat setelah disepakatinya "Withdrawal Agreement" Inggris-Uni Eropa," sebut Menlu RI.
Inggris merupakan mitra strategis Indonesia sejak tahun 2012. Nilai perdagangan kedua negara pada 2015 mencapai 2,35 miliar dolar AS sementara itu nilai investasi Inggris di Indonesia mencapai 503,2 juta dolar AS. Pada tahun yang sama jumlah wisatawan Inggris ke Indonesia tercatat sebesar 69.798 orang.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO