Suara.com - Anggota Komisi III Fraksi PDI Perjuangan Masinton Pasaribu menyetujui usulan penguatan pemberantasan korupsi yang menyasar hingga ke daerah. Salah satunya adalah dengan membentuk Detasemen Khusus Pemberantasan Korupsi. Usulan ini muncul dari Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah.
"Ide Densus Pemberantasan Korupsi oleh kepolisian harus bisa direalisasi segera," kata Masinton di sela-sela acara diskusi Badan Pemenangan Pemilu Pusat PDI Perjuangan, Gedung Bimasena, Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Minggu (17/7/2016).
Menurutnya, penyelesaian tugas pemberantasan korupsi oleh KPK masih minim. Sebab, KPK belum bisa menjangkau pemberantasan korupsi yang menyebar dari pusat sampai ke daerah.
"Sedangkan, polisi punya infrastruktur yang memadai sampai ke daerah. Maka, untuk meluaskan pemberantasan korupsi, institusi polisi harus berbenah dan membentuk detasemen itu," kata Masinton.
Mengenai pemberantasan korupsi di daerah, ada Satuan Tugas Pemberantasan korupsi yang dibentuk Kejaksaan Agung. Namun, Masinton menganggap Satgas ini masih kurang optimal. Karenanya, setelah terbentuk pasukan ini harus bisa bekerja efektif.
"Kita juga mengacu Satgas yang dibentuk Kejaksaan, ini belum optimal. Jadi, ini (Densus pemberantasan korupsi) jangan dibentuk hanya sebagai papan nama saja. Harus masuk sesuai tupoksinya dalam pemberantasan korupsi," tuturnya.
Menurutnya, dengan Densus Pemberantasan Korupsi ini, tidak akan ada tumpang tindih dengan yang dikerjakan KPK. Karena KPK bisa mendistribusikan penanganan korupsi ke daerah kepada Densus ini.
"Ada ribuan kasus di KPK yang mandek dan mangkrak karena tidak ditangani KPK karena keterbatasan personel dan daya jangkau ke daerah, maka kasus yang ditangani KPK bisa didistribusikan ke polisi dan jaksa dengan supervisi KPK," katanya.
Selain itu, laporan masyarakat perihal korupsi bisa ditindaklanjuti semua. "Jadi jangan monopoli KPK saja. Polisi dan Jaksa harus siap dari limpahan KPK atau laporan masyarakat," ujar Masinton.
Tag
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Tertangkap! 14 ABG Pelaku Tawuran di Pesanggrahan Jaksel Bawa Sajam hingga Air Cabai
-
Bukan Penipuan! Ternyata Ini Motif Pria Tabrakan Diri ke Mobil di Tanah Abang
-
Resmi! Gubernur Riau Jadi Tersangka, Langsung Ditahan 20 Hari!
-
PSI Minta Satpol PP Tegas Tertibkan Parkir Liar di Trotoar: Sudah Ganggu Pejalan Kaki!
-
Drama di MKD DPR Berakhir: Uya Kuya Lolos dari Sanksi Kode Etik
-
Drama Penangkapan Gubernur Riau: Kabur Saat OTT, Berakhir Diciduk KPK di Kafe
-
Usman Hamid Sebut Soeharto Meninggal Berstatus Terdakwa: Sulit Dianggap Pahlawan
-
Ini Pertimbangan MKD Cuma Beri Hukuman Ahmad Sahroni Penonaktifan Sebagai Anggota DPR 6 Bulan
-
MKD Jelaskan Pertimbangan Adies Kadir Tidak Bersalah: Klarifikasi Tepat, Tapi Harus Lebih Hati-hati
-
Dinyatakan Bersalah Dihukum Nonaktif Selama 6 Bulan Oleh MKD, Sahroni: Saya Terima Lapang Dada