Suara.com - Ketua DPR Ade Komarudin mengingatkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Komisaris Jenderal Suhardi Alius bahwa terorisme merupakan bahaya laten. Suhardi merupakan pejabat yang baru dilantik Presiden Joko Widodo hari ini untuk menggantikan Tito Karnavian yang sekarang menjabat Kapolri.
"Terorisme menurut saya adalah ancaman laten. Kita tahu sekarang di Poso bagaimana, tapi bukan berarti tuntas. Saya tidak yakin terorisme tuntas dan kita tidak punya anggapan seperti itu," kata Ade di DPR, Rabu (20/7/2016).
Ketua DPR mengingatkan Suhardi menyusul kasus tembak mati terhadap gembong teroris asal Poso, Santoso. Tetapi, belum semua anak buah Santoso ditangkap.
Ade meminta BNPT meningkatkan koordinasi dengan berbagai lembaga untuk program deradikalisasi. Dengan demikian, diharapkan ekstrimis agama bisa mendapatkan pandangan agama secara tidak keliru.
"Di pihak lain, kita juga tidak boleh setiap saat mencurigai lembaga-lembaga agama, pendidikan, sebagai pusat dari radikalisme. Jangan sampai dengan sikap tadi membungkam demokrasi kita," kata Politikus Golkar.
Menurut Ade, Suhardi merupakan pemimpin yang tepat untuk membawa BNPT. Dengan penempatan Suhardi ini, Ade menilai konsolidasi di tubuh Polri pun bisa berjalan dengan baik.
"Beliau polisi yang cukup handal. Saya sempat berbincang dengan Pak Tito sewaktu beberapa kali pertemuan sebelum bahkan setelah dilantik. Tentang bagaimana beberapa jenderal yang punya track record sangat bagus termasuk Suhardi," kata Ade.
Berita Terkait
-
Link Resmi Cara Cek Penerima Bansos Kemensos September 2025
-
Cara Cek Bansos Kemensos Tahap III 2025, Bisa Online dan Offline
-
Selain Kepala BNN, Prabowo Angkat Komjen Eddy Hartono Jadi Orang Nomor Satu BNPT
-
Bansos PKH & BPNT 2025 Cair Agustus, Kapan Tepatnya? Cek Jadwal dan Penerima Bantuan Tambahan
-
Syarat Mendapatkan Bansos PKH BNPT 2025, Cek Juga Jadwal dan Nominalnya!
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO