Suara.com - Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berencana menggalang dana dari pendukungnya yang tergabung di Teman Ahok sebesar Rp10 ribu sampai Rp50 ribu per orang bila Ahok maju melalui jalur independen ke pilkada Jakarta periode 2017-2022. Dana yang terkumpul, nanti akan dipakai untuk memberi honor saksi yang akan dikerahkan ke tiap tempat pemungutan suara.
"Paling aku yang manfaatkan (Teman Ahok). Aku mau kirim semua pesan, mau SMS balas kepada semua Teman Ahok (menanyakan) kira-kira satu orang mau nggak nyumbang Rp10 ribu," ujar Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (21/7/2016).
Warga Jakarta yang telah menyerahkan salinan KTP melalui organisasi Teman Ahok mencapai lebih dari sejuta orang.
Ahok mengatakan kalau satu warga bersedia menyumbang Rp10 ribu, maka dana yang terkumpul bisa mencapai Rp10 miliar lebih.
"(Apalagi) kalau dia mau nyumbang Rp50 ribu per-orang, ya jadi Rp50 miliar, " kata Ahok.
Tetapi sebelum rencana tersebut diwujudkan, Ahok akan konsultasi dulu dengan tim inti Teman Ahok. Dalam waktu dekat, Ahok akan bertemu mereka sekaligus membicarakan jalur mana yang akan ditempuh untuk maju ke pilkada, apakah tetap lewat jalur independen atau lewat partai politik.
"Nanti aku mau ketemuan Teman Ahok, katanya Teman Ahok mau bikin halal bihalal. (Tapi) nggak tahu, minggu ini apa minggu depan (acaranya)," kata Ahok.
Ahok merupakan bakal calon gubernur yang paling siap maju untuk saat ini. Dia punya dua tiket, yaitu lewat jalur partai politik atau jalur perorangan. Lewat jalur politik, dia telah mendapat dukungan tiga partai, yaitu Nasdem, Hanura, dan Golkar.
Berita Terkait
-
Ojol Tewas, Ahok Sebut DPR Takut: Kenapa Tidak Berani Terima Orang Demo?
-
Ahok Ikut Komentar Soal Kenaikan Gaji Anggota DPR: Mau Rp1 Miliar Sebulan Oke
-
Ahok Tak Masalah kalau Gaji Anggota DPR Rp1 Miliar Sebulan, Tapi Tantang Transparansi Anggaran
-
Dedi Mulyadi Akui Marketnya Makin Luas Gara-Gara Sering Ngonten, Mau Nyapres?
-
CEK FAKTA: Ahok Sebut Jokowi Terseret Korupsi Pertamina Rp 193,7
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO