Hasil survei yang dilaksanakan Wahid Foundation bekerja sama dengan Lembaga Survey Indonesia menunjukkan potensi redikalisme di Indonesia saat ini masih relatif kecil, yakni kurang dari 10 persen.
"Terkait kecenderungan radikalisme, hasil survei menunjukkan bahwa sebagian besar responden (72 persen) menyatakan tidak bersedia untuk bersikap radikal," kata Manajer Riset Program Prioritas Wahid Foundation AA Nugroho dalam Halaqah Ulama serta Tokoh Muda Islam Indonesia di Bogor, Jawa Barat, sebagaimana dikutip dalam siaran persnya, Senin (1/8/2016).
Dari 1.520 responden dari seluruh Indonesia yang disurvei, hanya 7,7 persen responden yang menyatakan bersedia berpartisipasi serta 0,4 persen responden mengaku pernah berpartisipasi dalam kegiatan yang berpotensi melibatkan kekerasan atas nama agama seperti melakukan razia, berdemonstrasi menentang kelompok yang dinilai menodai dan mengancam kesucian Islam atau melakukan penyerangan terhadap rumah ibadah pemeluk agama lain.
"Survei ini sekaligus membantu kami dalam mengidentifikasi faktor-faktor sosial keagamaan yang mempengaruhi persepsi intoleransi dan radikalisme di masyarakat," ujar Nugroho.
Berdasarkan hasil survei "Potensi Radikalisasi & Intoleransi Sosial - Keagamaan di Kalangan Muslim di Indonesia" itu, Nugroho mengatakan faktor yang berpengaruh secara langsung terhadap kecenderungan intoleransi dan radikalisme terutama adalah pemahaman agama Islam yang bersifat literalis atau harfiah.
"Apalagi jika pemahaman tersebut diberi ruang publik dalam bentuk ceramah atau pengajaran keislaman," kata Nugroho.
Sebanyak 74,5 persen responden menganggap bahwa demokrasi masih merupakan bentuk pemerintahan yang paling baik dan 82,3 persen responden menyatakan bahwa Pancasila dan UUD 1945 adalah dasar yang terbaik untuk kehidupan berbangsa dan bernegara.
Tegasnya penegakan hukum Berdasarkan survei ini, Wahid Foundation merekomendasikan pentingnya penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku aksi kekerasan yang mengatasnamakan agama termasuk pelaku tindakan ujaran kebencian (hatred speech) di muka umum. Pemerintah daerah merupakan ujung tombak negara untuk memastikan perlindungan kebebasan beragama dan berkeyakinan warga negara.
Untuk mengatasi kecenderungan intoleransi di kalangan umat Islam, menurut Wahid Foundation diperlukan lebih banyak narasi damai yang disebarkan melalui berbagai kampanye yang sejuk sekaligus progresif.
"Kita perlu menyebarkan lebih banyak pesan Islam damai yang sebenarnya merupakan modal dasar bagi kita dalam berbangsa dan mengelola kehidupan beragama di Indonesia," kata Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid.
Halaqah bertema "Penguatan Toleransi dan Gerakan Merespons Ekstremisme" itu diikuti oleh 35 peserta yang terdiri atas para ulama serta tokoh muda Islam yang akan mengkaji dan merumuskan pesan-pesan Islam sebagai agama toleran berdasarkan khazanah ilmu pengetahuan dan hukum Islam.
Hadir dalam pembukaan halaqah Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan Kepala Kantor Staf Kepresidenan Teten Masduki. Usai pembukaan, acara dilanjutkan dengan panel diskusi menghadirkan perwakilan dari Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Kementerian Agama, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Pimpinan Pusat Muhammadiyah, serta dihadiri oleh perwakilan kedutaan besar negara sahabat. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf