Kepala Kepolisan Republik Indonesia Jenderal Polisi Tito Karnavian mengatakan kepolisian memiliki cara yang preentif dan preventif dalam menangani konflik.
Hal ini menyusul kerusuhan yang disertai aksi pembakaran rumah ibadah di Tanjungbalai, Sumatera Utara.
"Ditengah situasi itu maka saya kira langkah preentif dan preventif yang lebih utama dibanding langkah-langkah responsif dan represif," ujar Tito di Kantor CDCC, Jalan Kemiri nomor 24, Menteng, Jakarta, Kamis (4/8/2016).
Kata Tito, cara penanganan konflik yakni pencegahan, penghentian kekerasan dan pemulihan.
Dalam pemulihan pada penanganan konflik yakni rekonsiliasi mendamaikan pihak-pihak yang terkait. Terkait kasus Tanjung Balai, dirinya meminta pihak -pihak yang terkait untuk menuntaskan kasus tersebut ke akar-akarnya.
Selain itu kata Tito, upaya pemulihan yakni upaya melakukan rehabilitasi khusus kepada para korban. Hal tersebut kata Tito, untuk mencegah adanya dendam dari para korban.
"Pada Pemulihan selain rekonsiliasi, juga diberikan rehabilitasi terutama untuk korban yang luka, korban terpinggirkan, meninggal ini harus ditangani khusus. Kalau tidak, karena ini akan menimbulkan dendam yang tinggi," katanya
Lebih lanjut langkah selanjutnya yakni upaya pembersihan tempat ibadah yang terbakar. Ia pun menginstruksikan kepada pejabat setempat seperti Kapolda dan Gubernur untuk segera merapihkan dan membangun kembali. Tito juga telah meminta kepada beberapa tokoh agama untuk saling membantu membangun vihara, sehingga tidak ada bekas .
Dirinya mencontohkan kasus konflik di Poso yakni hingga kini, masih ada puing-puing bekas terjadi kebakaran di Pesantren dan gereja di Poso. Hal tersebut menimbulkan trauma bagi korban yang terkait konflik.
"Ini kita minta cepat perbaiki, cepat rapikan kembali. Kalau memang tidak mau dibangun lagi pesantren gereja, bikin apalah. Jangan sampai masih ada bekas, karena akan menimbulkan trauma. Kita lihat tahap pengentian kekerasan, kepolisian menjadi kunci karena kepolisian penegakan hukum harus jalan, ketika terjadi konflik harus segera turun," ungkapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Semua Agama Dapat Porsi, Menag Nazaruddin Umar: Libur Nasional 2026 Sudah Adil
-
Presiden Prabowo 'Ketok Palu!' IKN Resmi Jadi Ibu Kota Politik 2028 Lewat Perpres Baru
-
Penggugat Ijazah Gibran Bantah Bagian dari Musuh Keluarga Jokowi: Saya Tidak Sedang Mencari Musuh!
-
Rekam Jejak Wahyudin Anggota DPRD Gorontalo, Narkoba hingga Video Rampok Uang Negara
-
Bongkar Gurita Korupsi Pertamina, Kejagung Periksa Jaringan Lintas Lembaga
-
Guntur Romli Murka, Politikus PDIP 'Rampok Uang Negara' Terancam Sanksi Berat: Sudah Masuk Evaluasi!
-
Dasco: UU Anti-Flexing Bukan Sekadar Aturan, tapi Soal Kesadaran Moral Pejabat
-
Harta Kekayaan Minus Wahyudin Moridu di LHKPN, Anggota DPRD Ngaku Mau Rampok Uang Negara
-
Dapat Kesempatan Berpidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Bakal Terbang ke New York?
-
SPBU Swasta Wajib Beli BBM ke Pertamina, DPR Sebut Logikanya 'Nasi Goreng'