Badan Narkotika Nasional mengatakan bahwa kekuatan gembong narkoba Freddy Budiman dalam menjalankan bisnis narkoba di Indonesia masih tergolong rendah. BNN lalu mengatakan jika masih ada puluhan jaringan atau gembong narkoba yang jauh lebih besar dari Freddy yang sudah dieksekusi pada Jumat (29/7/2016) dini hari.
"Masih ada 72 jaringan di seluruh Indonesia. Kalau dari segi kelas, Freddy belum ada apa-apanya. Freddy terlalu gampang lah, itu masih kelas kacang," kata Kepala bagian Hubungan Masyarakat BNN, Komisaris Besar, Slamet Pribadi dalam diskusi bertajuk Hitam Putih Pemberantasan Narkoba di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (6/8/2016).
Kata Slamet, salah seorang terpidana mati Chandra Halim alias Akiong adalah gembong yang kelasnya lebih tinggi daripada Freddy. Katanya, Akionglah yang sebenarnya menjadi penyandang dana Freddy selama ini.
"Kepandaian dia (Freddy Budiman), pandai action saja. Freddy Budiman itu kepandaiannya mencari sensasi hingga menuai kontroversi. Padahal masih ada yang lebih kuat seperti Akiong itu salah satunya," kata Slamet.
Akiong terbukti membeli ekstasi dan menjadi perantara jual-beli ekstasi. Pengadilan Negeri Jakarta Barat telah memvonis Akiong dengan hukuman mati setelah terbukti bersalah dalam kasus kepemilikan 1,4 juta pil ekstasi.
Akiong sendiri ditangkap pada 8 Mei 2012, saat BNN berhasil membongkar penyelundupan 1,4 juta pil ekstasi. Dalan kasus ini, Akiong tak bermain sendiri. Ada enam orang lainnya yang terlibat, termasuk oknum TNI, yakni Sema Supriyadi.
Sementara itu, Freddy Budiman akhirnya meregang nyawa di hadapan regu tembak saat dilakukan eksekusi mati jilid III di Lembaga pemasyarakatan Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, pada Jumat dini hari, 29 Juli 2016.
Freddy merupakan terpidana mati pertama yang dieksekusi. Hal itu dilakukan setelah permohonan Peninjauan Kembali Freddy ditolak Mahkamah Agung. Tiga lainnya yang dieksekusi mati adalah Michael Titus, Humprey Ejike, dan Sekh Osmani.
Tag
Berita Terkait
-
Jaksa Agung: Tulisan Haris Azhar Kesannya seperti Bola Liar
-
Kontras Dalami Hasil Wawancara Haris dengan Freddy Budiman
-
Tiga Jenderal Harus Mediasi dengan Haris Agar Isu Tak Kemana-mana
-
Haris Dipolisikan, Istri Munir: Polri, TNI, BNN Kebakaran Jenggot
-
Publik Bela Haris Azhar, Langkah Polri, TNI, BNN Disayangkan
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Wamenkomdigi: Pemerintah Harus Hadir untuk Memastikan AI Jadi Teknologi yang Bertanggung Jawab
-
Gubernur Riau Jadi Tersangka KPK! Kemendagri Siapkan Pengganti Sementara
-
Pramono Anung Rombak Birokrasi DKI: 1.842 Pejabat Baru, Janji Pelayanan Publik Lebih Baik
-
Gubernur Riau Jadi Tersangka, PKB Proses Status Kader Abdul Wahid Secara Internal
-
Raperda KTR DKI Disahkan! Ini Titik-Titik yang Dilarang untuk Merokok dan Jual Rokok
-
BNN Gerebek Kampung Bahari, 18 Orang Ditangkap di Tengah Perlawanan Sengit Jaringan Narkoba
-
KPK Kejar Korupsi Whoosh! Prabowo Tanggung Utang, Penyelidikan Jalan Terus?
-
Ahli Hukum Nilai Hak Terdakwa Dilanggar dalam Sidang Sengketa Tambang Nikel Halmahera Timur
-
Cak Imin Instruksikan BGN Gunakan Alat dan Bahan Pangan Lokal untuk MBG
-
MRT Siapkan TOD Medan Satria, Bakal Ubah Wajah Timur Jakarta