Suara.com - Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Helmy Faishal Zaini menyatakan organisasi masyarakat terbesar di Indonesia itu akan membangun Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) di seluruh provinsi di Tanah Air.
"Saat ini, UNU sudah ada 26 unit di beberapa provinsi atau kota. Target hingga akhir tahun ini bisa menambah empat UNU lagi di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi," katanya setelah berbicara di depan 756 mahasiswa baru Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Senin (29/8/2016).
Menurut dia, jumlah itu belum termasuk perguruan tinggi yang tidak ada embel-embel nama NU. Misalnya, jelas dia, Universitas Darul Ulum, Diponegoro, dan sebagainya, yang jumlahnya mencapai 130 unit.
"Cukup besar, kampus-kampus NU di Indonesia saat ini. Namun, ada usulan dari berbagai pihak di mana PBNU tidak hanya mengejar kuantitas, tetapi harus mengutamakan kualitas. Ada benarnya juga. Kalau kita punya sepuluh, tetapi masuk the best five sudah sangat bagus," katanya.
Ia mengakui UNU yang ada saat ini secara kualitas tenaga dosen memang belum merata. Ada yang sangat bagus, ada yang sangat jelek. Selain masih minimnya tenaga pengajar.
"Sampai saat ini, baru Unisma yang terbaik dari semua kampus UNU di Indonesia. Kami berharap di Surabaya, Unusa ini bisa juga menyamai," katanya.
Apalagi, Ketua Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (Yarsis) Mohammad Nuh mengatakan bahwa Unusa tidak pernah kekurangan tenaga pengajar yang berkualitas.
Hal itu karena Unusa berani untuk menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi negeri (PTN) yang ada di sekelilingnya. Misalnya, dari Universitas Airlangga (Unair) dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
"Kami salut, kami mengapresiasi Pak Nuh karena di Unusa ini tidak akan mengalami krisis dosen. Hal ini yang harus dicontoh," katanya.
Dalam pengenalan kampus bagi mahasiswa baru Unusa itu, ratusan mahasiswa menerima tiga motivasi dari tiga mantan menteri, yakni Mohammad Nuh, Helmy Faisal, dan H. Saifullah Yusuf. (Antara)
Berita Terkait
-
Viral Adab Santri, Beda Tipis dengan Siswa Jepang Hormat Guru?
-
PBNU Soroti Tayangan 'Xpose Uncensored', TRANS7 Sampaikan Permohonan Maaf
-
Imbas Protes Acara Trans7, Roy Murtadho Skakmat Gus Yahya 'Tiarap' Bicara Isu Ini: Mana Suara Anda?
-
PBNU Seret Trans7 ke Jalur Hukum, Gus Yahya: Terang-terangan Melecehkan Pesantren!
-
Ponpes Al Khoziny Luluh Lantak, Gus Yahya Sebut Puncak Gunung Es Masalah Infrastruktur, Mengapa?
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Penculik Bilqis Sudah Jual 9 Bayi Lewat Media Sosial
-
Bank BJB Batalkan Pengangkatan Mardigu Wowiek dan Helmy Yahya Jadi Komisaris, Ada Apa?
-
Pemain Keturunan Jerman-Surabaya Kasih Isyarat Soal Peluang Bela Timnas Indonesia
-
Laurin Ulrich Bersinar di Bundesliga 2: Makin Dekat Bela Timnas Indonesia?
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
Terkini
-
Peluk Hangat Anak-anak Soeharto di Istana Usai Terima Gelar Pahlawan Nasional, Titiek Tersenyum
-
Akhir Drama Penculikan Bilqis: Selamat Tanpa Luka, Polisi Ungkap Fakta Mengejutkan
-
Terungkap! 7 Fakta Jaringan Sadis Penculikan Bilqis, Dijual Rp80 Juta ke Suku Anak Dalam
-
Akhirnya Pahlawan! Ini Sederet Fakta di Balik Gelar Nasional Soeharto
-
Babak Baru Korupsi Petral, Siapa Tersangka yang Dibidik Kejagung dan KPK?
-
Dunia Sorot Soeharto Jadi Pahlawan: 'Diktator' Disematkan Gelar Kehormatan oleh Menantunya
-
Jangan Ekstrem! Pesan Tutut Soeharto untuk Pengkritik Gelar Pahlawan Sang Ayah
-
Gelar Pahlawan Tak Hapus Dosa Orde Baru? Respons Putri Soeharto Soal Tuduhan HAM dan Korupsi Ayahnya
-
Soeharto Resmi Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional, Aktivis Sejarah: Ini Mengkhianati Reformasi
-
Pemerintah Pusat Mau Batasi Game PUBG Imbas Kejadian di SMAN 72 Jakarta, Begini Respons Pramono