Suara.com - Ahli patologi forensik Universitas Hasanuddin Gatot Susilo Lawrence menduga Wayan Mirna Salihin, yang meninggal diduga akibat kopi bersianida, memiliki penyakit kronis pada lambungnya.
Gatot, yang hadir sebagai saksi ahli dari pihak terdakwa Jessica Wongso, mengatakan hal itu terlihat dari bukti forensik yang menunjukkan adanya kerusakan ("korosif") berupa luka pada lambung.
"Kerusakan lapisan atau mukosa lambung Mirna bukan akut. Itu disebabkan peristiwa yang sudah terjadi lebih dari tiga bulan," ujar Gatot di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu malam.
Luka itulah, lanjut dia, yang menyebabkan adanya bercak kehitaman pada lambung Mirna.
Dalam persidangan sebelumnya, ahli forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati Jakarta Slamet Purnomo mengatakan kondisi lambung Mirna mengalami korosif hingga muncul bercak-bercak hitam bekas pendarahan lambung. Hal ini didapatkan setelah Slamet melakukan pengambilan sampel lambung korban.
Ketika sidang dengar keterangan saksi ahli itu, Slamet meyakini lambung mengalami korosi karena adanya zat berbasa kuat yang masuk ke dalamnya dan itu adalah sianida.
Sementara itu, walau menduga Mirna memiliki penyakit kronis, Gatot menegaskan bahwa dirinya tidak bisa menentukan sebab kematian Mirna.
"Hanya bisa dipastikan melalui otopsi lengkap," kata dia.
Tim forensik Mabes Polri, Slamet masuk di dalamnya, mengaku hanya melakukan pemeriksaan luar (patologi anatomi) dan pengambilan sampel lambung, hati, empedu dan urine Mirna, dan bukan otopsi.
Kebijakan ini disayangkan oleh beberapa ahli yang didatangkan oleh pihak Jessica, seperti pakar patologi forensik asal Australia Beng Beng Ong dan pakar patologi forensik Unversitas Indonesia Djaja Surya Atmadja.
Wayan Mirna Salihin tewas pada Rabu, 6 Januari 2016 di Kafe Olivier, Grand Indonesia, Jakarta. Korban diduga meregang nyawa akibat menenggak kopi es vietnam yang dipesan oleh temannya, terdakwa Jessica Kumala Wongso. (Antara)
Berita Terkait
-
PK Jessica Wongso Ditolak Lagi! Babak Akhir Kasus Kopi Sianida?
-
Drama Kasus Kopi Sianida: PN Jakpus Kembali Tolak Mentah-mentah PK Jessica Kumala Wongso
-
Jessica Wongso di Media Australia, Wawancara Kontroversial Picu Kemarahan Masyarakat
-
MA Proses PK Jessica Wongso dalam Kasus Kopi Sianida Mirna
-
Pernah Diisukan Penyuka Sejenis, Jessica Wongso Ngaku Banyak Cowok Mendekatinya Usai Bebas
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
Riwayat Pendidikan Gibran di KPU Jadi Sorotan, Masa SMA Ditempuh 5 Tahun
-
Korupsi Kuota Haji: KPK Endus Aliran Duit Haram Sampai ke Meja Dirjen, Hilman Latief Dicecar 11 Jam
-
Siswi MTS Cipayung Gantung Diri Akibat Bullying, Menteri PPPA: Anak Butuh Ruang Aman untuk Curhat
-
5 Fakta Dugaan Skandal Panas Irjen Krishna Murti dan Kompol Anggraini Berujung Mutasi Jabatan
-
Ribuan Siswa Keracunan MBG, Warganet Usul Tim BGN Berisi Purnawirawan TNI Diganti Alumni MasterChef
-
Detik-detik Mengerikan Transjakarta Hantam Deretan Kios di Jaktim: Sejumlah Pemotor Ikut Terseret!
-
Serukan Green Policy Lawan Krisis Ekologi, Rocky Gerung: Sejarah Selalu Berpihak ke Kaum Muda
-
Kunto Aji Soroti Kualitas Makanan Bergizi Gratis dari 2 Tempat Berbeda: Kok Timpang Gini?
-
Rekam Jejak Sri Mulyani Keras Kritik BJ Habibie, Kinerjanya Jadi Menteri Tak Sesuai Omongan?
-
Pajak Kendaraan di RI Lebih Mahal dari Malaysia, DPRD DKI Janji Evaluasi Aturan Progresif di Jakarta