Suara.com - Komisioner Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta Muhammad Sidik mengatakan KPUD belum memegang data pemilih yang kini direlokasi Pemerintah Provinsi DKI ke rumah susun dari pemukiman kumuh.
"Calon-calon pemilih yang terkena gusuran atau relokasi, yang dipindahkan ke rusun. Tentu saja KPU sekarang belum punya data itu," kata Sidik di kantor KPU DKI Jakarta, Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat, Kamis (16/9/2016).
Saat ini, petugas KPUD tengah melakukan pemutakhiran data melalui pendataan RT dan RW dan data yang dipegang Kementerian Dalam Negeri.
"Ini sedang kita lakukan pemutakhiran data karena yang kita turunkan ke lapangan itu berbasis TPS, di dalamnya RT/RW. Bisa jadi data yang ada di kami, yang DP4-nya dari Kemendagri, itu data sebelum dilakukan penggusuran atau relokasi," katanya.
Pemuktahiran data dilakukan untuk memastikan data warga tak berbeda-beda.
"Kita akan mau pastikan di lapangan apakah nama-nama di form A KWK yang dipegang PPDP (Petugas Pemuktahiran Data Pemilih), apakah orang-orang itu masih ada di domisilinya. Kalau tidak ada, tentu saja kita akan koordinasi dengan RT/RW. Misalnya kalau di situ sudah dilakukan relokasi dan penggusuran, penduduk di situ dipindahkan ke rumah susun. Kita pastikan rusunnya di mana," kata dia.
"Itu kita pastikan orang itu sudah pindah domisili dan sudah dilengkapi dengan identitasnya, KTP supaya tidak lagi misalnya KTP-nya di alamat berbeda. Yang lebih aman kalau orang itu sudah memegang e-KTP," Sumarno menambahkan.
KPUD intensif berkoordinasi PPDP, RT, RW, kelurahan, Disdukcapil untuk memastikan keberadaan warga.
"Tapi prinsip komprehensif itu selama dia warga DKI, hak konstitusional akan kita akomodir di mana pun dia bertempat tinggal. Dipastikan saja dia akan menggunakan hak pilihnya di TPS mana," Sumarno menambahkan.
Berita Terkait
-
Ojol Tewas, Ahok Sebut DPR Takut: Kenapa Tidak Berani Terima Orang Demo?
-
Ahok Ikut Komentar Soal Kenaikan Gaji Anggota DPR: Mau Rp1 Miliar Sebulan Oke
-
Ahok Tak Masalah kalau Gaji Anggota DPR Rp1 Miliar Sebulan, Tapi Tantang Transparansi Anggaran
-
Dedi Mulyadi Akui Marketnya Makin Luas Gara-Gara Sering Ngonten, Mau Nyapres?
-
CEK FAKTA: Ahok Sebut Jokowi Terseret Korupsi Pertamina Rp 193,7
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Dicibir Makin Liar Usai Copot Hijab, Olla Ramlan: Hidup Harus Selalu...
Pilihan
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
-
Kata Media Prancis Soal Debut Calvin Verdonk: Agresivitas Berbuah Kartu
Terkini
-
Akhir Tragis Nasir di Yalimo: Hilang Saat Kerusuhan, Ditemukan Tewas Mengenaskan Penuh Anak Panah
-
Tak Setuju Gaji Anggota DPR Dipotong Gegara Bolos Rapat, Adian PDIP: Nanti Kita Terjebak Absensi
-
Dukung KLHK, NHM Laksanakan Aksi Bersih-bersih Serentak World Cleanup Day 2025 bersama Mitra Lokal
-
Sejak 2003, Haji Robert Konsisten Membina Ribuan Santri Penghafal Qur'an
-
Mendagri Ingatkan Pemda Jaga Kamtibmas & Susun Strategi Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi
-
Mimpi Jadi Tentara Terhalang Duit? KSAD Maruli Simanjuntak: Siapa Pun Bisa Daftar Tanpa Biaya!
-
Tragedi Minggu Pagi, Atap Gedung Rp120 Miliar KPT Brebes Ambruk, Warga dan Pekerja Jadi Korban
-
11 Buku Pendemo Disita, Dandhy Laksono Kritik: Bukti Polisi Tidak Membaca
-
Panglima TNI Ungkap Alasan RI Butuh Tank Harimau, Senjata Pamungkas Penjaga Kedaulatan
-
Kinerja DPR Banyak Dikritik, Adian Napitupulu: Terbelenggu Aturan Sendiri