Suara.com - Ketua Bidang Advokasi Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra, Habiburokhman, meragukan tingginya elektabilitas Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok berdasarkan hasil survei yang banyak beredar.
Sebaliknya, Habiburokhman menuding bisa saja tingginya elektabilitas bakal calon gubernur DKI Jakarta dari pihak petahana itu karena lembaga surveinya dibayar.
Untuk itu, dia meminta lembaga survei melakukan riset lagi setelah tiga bakal pasangan calon mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) DKI.
Habiburokhman meyakini setelah adanya tiga bakal pasangan calon peserta Pilkada DKI tingkat keterpilihan petahana Ahok menurun.
"Terjadi perubahan peta yang signifikan. Selama ini lembaga survei entah dibayar atau tidak, memposisikan Ahok di level tinggi," kata Habiburokhman dalam diskusi bertajuk "Pilgub DKI Rasa Pilpres" di Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (28/9/2016).
"Dengan formasi yang baru ini kita percaya survei-survei tersebut harus diulang kalau ingin dianggap tepat, presisi, dan profesional," lanjut Habiburokhman.
Lebih mendalam, Habiburokhman mengatakan selama ini persepsi masyarakat masih bagus terhadap Ahok karena tidak ada pembandingnya.
Karena itu, dia yakin kali ini akan ada perubahan penilaian masyarakat terhadap mantan Bupati Belitung Timur itu mengingat munculnya dua pasangan calon penantang, seperti Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
"Kalau di meja ini ada donat, dan kita ditanya suka donat atau kue tart. Tentu kita akan pilih donat karena kue tart-nya tidak ada. Begitu juga Ahok," katanya.
Politisi Gerindra tersebut menambahkan sulit bagi Ahok mendongkrak tingkat keterpilihan sekarang ini jika tak ada tindakan yang luar biasa.
Pasalnya, dia menilai, sosok Anies Baswedan dan Agus Harimurti juga mendapat respon positif dari warga DKI.
"Sulit bagi Ahok, harus melakukan sesuatu yang luar biasa untuk mendongkrak (elektabilitas) karena yang dua ini (Anies dan Agus) masih fresh, kecuali mereka berdua ada kasus ya," tutup Habiburokhman.
Berita Terkait
-
Ramalan Ahok Soal Banjir Sampai Monas Meleset, Ini Kata Pramono Anung
-
Air Laut Nyaris Sejajar Tanggul Pantai Mutiara, Bisa Bikin Monas Kebanjiran?
-
Janji Rano Karno Benahi Tanggul Pantai Mutiara yang Mulai Rembes
-
Misteri Sumber Waras Berakhir: KPK Hentikan Penyelidikan, Gubernur Pramono Bisa Ambil Alih Aset
-
Puput Nastiti Devi Umumkan Kehamilan Anak Ketiga Lewat Foto Keluarga Harmonis
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka