Suara.com - Ketika berkunjung ke Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi di Dusun Cemengkalang, Desa Wangkal, Probolinggo, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2016), anggota Komisi III DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Ichsan Soelistio berbincang dengan salah seorang pengikut. Penjelasan ibu tersebut dinilai Ichsan sama sekali tidak masuk akal.
"Ada ibu-ibu asalnya dari Jakarta Timur. Secara penampilan walaupun pakai jilbab bisa dibilang cukup modislah. Saya tanya, ibu cari apa di sini? Jawabannya cari ketenangan," kata Ichsan di DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (4/10/2016).
Menurut Ichsan jawaban ibu tersebut tidak masuk akal karena mustahil mendapatkan ketenangan di tempat yang kondisinya semrawut.
"Bagaimana bisa dia cari ketenangan di suatu tempat yang panasnya bukan main, terus tidur di bawah plastik beralaskan bambu," ujar Ichsan.
Ibu tersebut juga mengaku selama tinggal di Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi selalu melaksanakan salat tepat waktu.
"Kalau di Jakarta katanya hampir-hampir habis waktu baru kita salat. Tapi kalau di padepokan, waktu subuh jam empat, kita sudah bangun jam tiga. Ya tentu saja orang tidurnya ditempat beginian, mana bisa nyenyak. Jadi cepat bangunlah tentunya," tutur Ichsan.
Ikhsan tak habis pikir dengan para pengikut Taat Pribadi. Mereka merasa mendapatkan ketenangan, meski ditempatkan di tempat yang tidak layak, sementara Taat Pribadi tinggal di rumah besar dan mewah.
"Kalau menurut saya, apa nggak lihat di situ rumahnya begitu gede? Kata ibunya, kami di sini diajarkan susah. Kalau diajarkan susah, tapi ketuanya rumahnya di situ begitu gede. Inilah hal yang tidak masuk diakal," tutur Ichsan.
Ichsan prihatin. Dia mengatakan pemerintah dan tokoh masyarakat harus menyadarkan pengikut Taat Pribadi bahwa ajaran yang mereka terima menyesatkan.
"Itulah saya bilang di sini ada dua masalah, klenik dan hukum. Jadi supaya tidak mempengaruhi masyarakat segala macam itu, masyarakat harus disadarkan," kata Ichsan.
Kasus padepokan Dimas Kanjeng mengemuka setelah terjadi kasus pembunuhan terhadap pengikut bernama Abdul Gani dan Ismail Hidayat.
Taat Pribadi ditangkap atas dugaan keterlibatan dalam perencanaan pembunuhan terhadap dua pengikutnya.
Dalam kasus itu, Taat Pribadi disangka telah memerintahkan anak buahnya bernama Wahyu untuk menghabisi Abdul Gani dan Ismail, karena kedua pengikut berencana membongkar penggandaan uang yang dilakukan sang guru.
Selain itu, Taat Pribadi juga terindikasi kasus penipuan dengan modus mampu menggandakan uang dengan jumlah korban hingga ribuan orang.
Dalam penyidikan kasus tersebut, telah ditetapkan 10 orang tersangka. Selain itu ada empat buronan yang masih dikejar polisi.
Tag
Berita Terkait
-
Setelah di Penjara, Dimas Kanjeng Kembali Berjaya? Fakta di Balik Padepokannya yang Kembali Ramai
-
8 Kasus Dukun Palsu Pengganda Uang yang Pernah Bikin Gempar Seluruh Indonesia
-
4 Kasus Dukun Pengganda Uang yang Menggemparkan, Terbaru Kasus Mbah Slamet
-
Selain Dukun Mbah Slamet, Ini 3 Kasus Penggandaan Uang yang Telan Korban Jiwa
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Tolak Merger dengan Grab, Investor Kakap GoTo Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
Terkini
-
Menteri PPPA Soroti Kasus Gus Elham: Sentuhannya ke Anak Perempuan Bukan Bentuk Kasih Sayang
-
Usai BPKAD, Giliran Dinas Pendidikan Riau Digeledah KPK, Dokumen Apa yang Dicari?
-
Singgung Angka Sakti Presiden, Roy Suryo Minta Prabowo Selamatkan 8 Tersangka Kasus Ijazah Jokowi
-
Warga Sudah Resah dan Gelisah, PKS Minta Pramono Tak Gegabah Normalisasi Kali Krukut
-
Insentif Dapur Makan Bergizi Gratis Rp6 Juta per Hari Bukan Anggaran Baru, Ini Penjelasan BGN
-
Selain Nama Baik, Apa Saja yang Dipulihkan Prabowo Lewat Rehabilitasi Dua Guru di Luwu Utara?
-
DPR Apresiasi Rehabilitasi Guru Luwu Utara, Minta Pemerintah Ganti Biaya Hukum
-
ARAH Laporkan Ribka Tjiptaning ke Bareskrim Terkait Soeharto, Golkar: Monggo Saja
-
Gubernur Ahmad Luthfi Apresiasi TNI Atas Kontribusinya dalam Menjaga Ketahanan Pangan
-
Sutriah Bersyukur Jadi Peserta JKN: Manfaatnya Besar Sekali