Suara.com - Nama cendekiawan muslim Marwah Daud Ibrahim belakangan ini ramai diperbincangkan. Namanya mencuat setelah pimpinan Padepokan Kanjeng Dimas Taat Pribadi terjerat kasus hukum. Di padepokan tersebut, politikus tersebut menduduki posisi sebagai ketua yayasan.
Wartawan Suara.com menemui perempuan berjilbab tersebut usai menghadir acara program TV One Indonesia Lawyer Club di Hotel Borobudur, Selasa (4/10/2016) malam.
Saat dijumpai, Marwah bercerita panjang lebar mengenai awal mula kenalan dengan Taat Pribadi.
"Jadi saya kenal Mas Kanjeng tahun 2012. Ini sangat terkait dengan perjalanan panjang saya ilmu scientific atau perjalanan spiritual. Saya punya keyakinan memang negeri ini, Indonesia, luar biasa, banyak orang luar biasa. Salah satu saya ketemu orang luar biasa dari Indonesia," kata Marwah Daud.
"Saya terimakasih, sekarang ini saya melihat kita melakukan investigasi menyeluruh, baik secara hukum maupun fenomena yang menarik ada di diri beliau yang dimiliki bangsa ini," Marwah Daud menambahkan.
Marwah Daud merupakan mantan Asisten Peneliti Bank Dunia. Dia memiliki doktor lulusan The American University Washington DC, Amerika Serikat.
Mengenai persoalan sekarang tengah menimpa Taat Pribadi, Marwah Daud mengatakan terlalu dini baginya untuk membuat penilaian.
"Saya terlalu dini untuk memberikan penilaian, apalagi orang yang menilai hanya tiga hari atau satu minggu membaca dengan kontroversi. Begitu kita sabar melewati prosesnya, saya yakin Allah maha melihat, maha adil, dan maha kuasa," kata mantan Sekretaris Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia.
Marwah Daud mengatakan ketika Tuhan telah memilih seseorang untuk membuat langkah yang besar, harus diterima.
"Tapi kita nggak boleh memaksakan orang yang meyakini, karena memang dari awal bilang syirik," katanya.
Marwah kemudian menceritakan Galileo Galilei, seorang ilmuwan besar asal Italia. Dia terkenal akan penyangkalannya terhadap keyakinan bahwa bumi pusat tata surya. Gara-gara pandangannya tersebut, kemudian dia dianggap sebagai perusak iman. Akhirnya, Galileo Galilei diajukan ke pengadilan dan dihukum sampai meninggal.
"Jadi ketika Galileo Galilei karena dia punya teleskop, dia berjalan melewati zamannya, sehingga Gereja Italia sampai menghukum mati karena berani mengatakan bumi itu bulat dan menurut analisa mereka cara mereka menerjemahkan kitab, bumi itu sifatnya semesta. Sementara Galileo mengatakan matahari pusat tata Surya, ini butuh waktu ratusan tahun,tanpa perdebatan. Dulu nggak ada TV, kamera.
"Karena ilmuwan sekarang sudah tiba di batas akhir, dia harus melangkah ke tingkat lebih tinggi untuk menjawab tantangan, ini tidak sederhana," Marwah Daud menambahkan.
Ketika ditanya apakah tindakan Taat Pribadi memiliki dasar ilmu pengetahuan, Marwah memberikan penjelasan secara panjang lebar.
"Kita bicara hukum gravitasi ada Issac Newton. Lalu kita bisa melihat perjalanan planet, tapi, manusia sudah masuk pada sisi quantum itu tidak sekedar masa dan energi, walaupun Einstein sudah mengatakan ini revolusi energi. Ketika dikatakan bahwa ini ketika masa dengan kecepatan cahaya, berarti akan berubah menjadi energi tapi itu bisa berganti," katanya.
"Ini fenomena yang saya lihat tidak bisa dijelaskan dengan itu lagi. Kita harus naik selangkah lagi. Itulah menurut saya scientic harus bergerak menuju yang namanya pendekatan spiritual dan mungkin kita harus meyakini ada kuasa Allah, scientic sekarang sudah masuk tahap berikutnya. Bahwa sekarang di laboratoriun pusat di Amerika sudah mulai melihat bahwa ada dimensi, dimensi keempat bisa melihat dimensi ketiga, tidak sebaliknya," Marwah Daud menambahkan.
Kembali pada kasus Taat Pribadi yang sekarang ditangani Polda Jawa Timur, Marwah mengajak masyarakat tetap mengedepankan azas praduga tak bersalah.
"Mari kita sabar menunggu proses hukum, prosesnya, perkembangannya. Jangan langsung bilang ini kerja jin, setan. Itu hak Tuhan siapa yang lebih islami siap yang lebih beriman," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
Pilihan
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
Terkini
-
Tiga Pesawat Tempur Baru dari Prancis Diserahkan ke TNI AU Awal 2026
-
Istana Bantah Presiden Prabowo Kirim Surpres Penggantian Kapolri ke DPR, Mensesneg: Belum Ada
-
Yakin Ganti Kapolri Cukup? KontraS Sebut Masalah Polri Jauh Lebih Dalam dari Sekadar Pimpinan
-
Komisi III soal Isu Calon Kapolri: Wakapolri atau Suyudi, Kami...
-
Tiga Mahasiswa Masih Hilang Sejak Unjuk Rasa Akhir Agustus, KontraS: Diduga Penghilangan Paksa
-
Pakar Ingatkan Tim Reformasi Polri Jangan Cuma Jadi 'Angin Surga' Copot Kapolri
-
Reformasi Kepolisian Tak Cukup Ganti Kapolri, Butuh Political Will dari Presiden
-
Tewas usai Dicabuli, Jejak Pembunuh Mayat Bocah dalam Karung Terungkap Berkat Anjing Pelacak!
-
Harus Ada TPA Terpadu di PIK usai Ada Sanksi dari KLHK
-
Ganti Kapolri Tak Cukup! Presiden Prabowo Didesak Rombak Total UU Kepolisian