Ilustrasi uang [Antara]
Cendekiawan muslim yang merupakan Ketua Yayasan Padepokan Kanjeng Dimas Marwah Daud Ibrahim menegaskan yang dilakukan Taat Pribadi bukan menggandakan uang, melainkan mengadakan.
"Saya katakan, bukan menggandakan, tapi mengadakan. Bahwa itu darimana, kemana, dan saya bicara fakta realitas. Pada hakekatnya sepert itu, seperti tax amnesty. Kan nggak tahu datangnya darimana," kata mantan Asisten Peneliti Bank Dunia bergelar doktor lulusan The American University Washington DC, Amerika Serikat, ketika ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu (5/10/2016) dini hari.
Saat ini, Taat Pribadi ditahan di Polda Jawa Timur dalam kasus dugaan terlibat kasus pembunuhan terhadap dua pengikut serta kasus penggandaan uang.
"Saya katakan, bukan menggandakan, tapi mengadakan. Bahwa itu darimana, kemana, dan saya bicara fakta realitas. Pada hakekatnya sepert itu, seperti tax amnesty. Kan nggak tahu datangnya darimana," kata mantan Asisten Peneliti Bank Dunia bergelar doktor lulusan The American University Washington DC, Amerika Serikat, ketika ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu (5/10/2016) dini hari.
Saat ini, Taat Pribadi ditahan di Polda Jawa Timur dalam kasus dugaan terlibat kasus pembunuhan terhadap dua pengikut serta kasus penggandaan uang.
Mantan pengurus Majelis Ulama Indonesia berharap masalah yang sedang merundung Taat Pribadi segera selesai.
"Saya harap beliau bisa segera menyelesaikannya dan mudah-mudahan bisa melanjutkan kerja, semuanya kata beliau sudah hampir selesai," katanya.
"Saya harap beliau bisa segera menyelesaikannya dan mudah-mudahan bisa melanjutkan kerja, semuanya kata beliau sudah hampir selesai," katanya.
"Kalau dari kami bukan menggandakan uang, tapi ada dana-dana Nusantara ini yang kita sudah waktunya untuk dimanfaatkan setelah persiapannya sudah dilakukan," Marwah Daud menambahkan.
Marwah Daud kemudian menjelaskan bahwa Taat Pribadi bukan diangkat menjadi salah satu dari 24 raja Nusantara.
"Bukan diangkat, tapi dianugerahi gelar Sri Raja Prabu Rajasanegara, itu yang terjadi. Memang setelah penganungerahan banyak terjadi kemudahan-kemudahan di sana," kata Marwah Daud.
Marwah Daud kemudian menjelaskan bahwa Taat Pribadi bukan diangkat menjadi salah satu dari 24 raja Nusantara.
"Bukan diangkat, tapi dianugerahi gelar Sri Raja Prabu Rajasanegara, itu yang terjadi. Memang setelah penganungerahan banyak terjadi kemudahan-kemudahan di sana," kata Marwah Daud.
Seperti apa kemudahannya?
"Kalau kemudahan yang kita lihat uang yang ada itu seperti yang kita lihat di tangan, kadang dari peti. Kemudian yang kita lihat itu semakin lama, semakin banyak. Saya lihat bangsa ini kesempatan kerja terlalu sedikit, sarjana banyak yang nganggur, saatnya Indonesia keluar dari krisis. Saya juga tidak menutup diri ingin berubah.Tapi saya mohon pihak lain untuk mengubah. Ayo kita kita melihat bagaimana ini sesungguhnya," katanya.
Ketika dikonfirmasi mengenai kabar adanya shalawat fulus untuk dapat rezeki di padepokan, Marwah menjawab bahwa di padepokan dikenal shalawat nariyah.
"Mungkin ada istilah lain, tapi yang kami tahu di sana shalawat nariyah, dimana-mana itu biasa," kata dia.
Marwah berharap kasus Taat Pribadi cepat selesai. Dia berharap kasus hukum tersebut selesai dengan keadilan.
"Kalau saya berharap, ini kita selesaikan masalah hukumnya dengan adil, kemudian ada banyak hal yang masih misteri dan belum dipelajari. Mudah-mudahan kita bisa belajar lebih banyak tentang proses scientific. Kita memasuki fase baru lagi, kita harus mulai yakin bahwa tidak semua itu yang kita percaya, tidak bisa dilihat oleh nalar kita oleh logika," katanya.
"Banyak hal yang tanpa harus kita lihat prosesnya itu menjadi, kita harus percaya kalau itu ada. Tapi kemudian kita nggak lagi itu menilai salah apalagi katakan orang itu sesat atau kafir. Lihatlah prosesnya dengan baik. Mudah-mudahan, saya yakin Allah Maha kuasa, mudah-mudahan kita dapat solusi yang baik," Marwah Daud menambahkan.
Suara.com - BERITA MENARIK LAINNYA:
Jaksa Cecar Misteri Hilangnya Celana Robek, Ini Jawaban Jessica
Biadab, Bayi 1 Tahun Dimutilasi Ibu Kandungnya Sendiri
Ini Pengakuan Pengikut Dimas Kanjeng yang Sulit Dinalar
Tak Direstui Keluarga, Ini Alasan Asty Ananta Tetap Nikah di Bali
Inilah Pekerjaan Mario Teguh Sebelum Menjadi Motivator Terkenal
Komentar
Berita Terkait
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
Pilihan
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
Terkini
-
Tiga Pesawat Tempur Baru dari Prancis Diserahkan ke TNI AU Awal 2026
-
Istana Bantah Presiden Prabowo Kirim Surpres Penggantian Kapolri ke DPR, Mensesneg: Belum Ada
-
Yakin Ganti Kapolri Cukup? KontraS Sebut Masalah Polri Jauh Lebih Dalam dari Sekadar Pimpinan
-
Komisi III soal Isu Calon Kapolri: Wakapolri atau Suyudi, Kami...
-
Tiga Mahasiswa Masih Hilang Sejak Unjuk Rasa Akhir Agustus, KontraS: Diduga Penghilangan Paksa
-
Pakar Ingatkan Tim Reformasi Polri Jangan Cuma Jadi 'Angin Surga' Copot Kapolri
-
Reformasi Kepolisian Tak Cukup Ganti Kapolri, Butuh Political Will dari Presiden
-
Tewas usai Dicabuli, Jejak Pembunuh Mayat Bocah dalam Karung Terungkap Berkat Anjing Pelacak!
-
Harus Ada TPA Terpadu di PIK usai Ada Sanksi dari KLHK
-
Ganti Kapolri Tak Cukup! Presiden Prabowo Didesak Rombak Total UU Kepolisian