Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar mengatakan penyidik masih menyelidiki kasus Kepala Kepolisian Sektor Karangsembung, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Inspektur Polisi Dua Nyariman, yang meninggal dunia dengan cara gantung diri. Itu sebabnya, polisi juga belum dapat menyimpulkan motif kasus tersebut karena utang piutang.
"Untuk informasi itu (utang piutang), masih kami dalami. Kebenaran-kebenaran latar belakang, motif dalam melakukan aksi tindakan bunuh diri ini, memang kita mendengar ada informasi seperti itu," kata Boy di Jakarta Selatan, Kamis (6/10/2016).
Untuk menelusuri latar belakang kasus tersebut, kata Boy, penyidik akan meminta keterangan rekan Nyariman.
"Kami kan perlu mendengarkan dari teman-teman sejawatnya, anak-anak buahnya, termasuk juga dari pihak keluarga, agar ada informasi yang akurat," ujar Boy.
Di tengah proses penyelidikan, muncul dugaan Nyariman terlibat perjanjian untuk memuluskan anak salah satu anggotanya masuk ke Sekolah Calon Bintara. Sebagai imbalannya, dia meminta uang sebesar Rp250 juta. Tapi ternyata, anak tersebut gagal masuk sehingga orangtuanya meminta uang dikembalikan.
Boy membantah untuk masuk Sekolah Calon Bintara, calon harus membayar uang. Boy mengimbau bila ada anggota polisi yang menjanjikan meloloskan calon dengan cara meminta uang, melapor ke pihak b berwajib.
"Bila ada polisi melakukan aksi yang sifatnya suap menyuap, baik yang memberi dan menerima adalah pelanggaran hukum. Jadi upaya-upaya transparansi dalam rekrutmen itu sudah dilakukan," kata Boy.
Suara.com - Kasus bunuh diri tersebut terjadi pada Rabu (5/10/2016) siang. Dia gantung diri di ruang kerjanya.
Tag
Berita Terkait
-
Siswi 13 Tahun Tewas Gantung Diri di Cipayung, Polisi Dalami Dugaan Bullying
-
Surat Wasiat Pilu Ungkap Penyebab Ibu di Bandung Nekat Gantung Diri dan Racuni Dua Anaknya
-
6 Fakta Penting Dosen UNM Ditemukan Gantung Diri di Kampus Poltekkes Makassar
-
Tewas Gantung Diri di Rumah Kosong, Pria di Palmerah Diduga Nekat Akhiri Hidup Gegara Cinta Segitiga
-
Tak Mampu Kembalikan Uang Setoran Kantor Rp40 Juta, AS Akhiri Hidup Gantung Diri di Kamar Mandi Mertua
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu
-
Misi Penyelamatan Pekerja Tambang Freeport Berlanjut, Ini Kabar Terbarunya
-
Buntut Aksi Pemukulan Siswa ke Guru, Dikeluarkan Sekolah dan Ayah yang Polisi Terancam Sanksi
-
Perkuat Pertahanan Laut Indonesia, PLN dan TNI AL Jalin Kolaborasi