News / Nasional
Jum'at, 05 September 2025 | 13:58 WIB
Ilustrasi mayat
Baca 10 detik
  • Seorang ibu berinisial EN di Kabupaten Bandung ditemukan tewas gantung diri
  • Polisi menemukan surat wasiat yang ditulis korban, mengungkapkan penderitaan dan keputusasaannya
  • Polda Jawa Barat telah membenarkan kejadian tersebut dan sedang melakukan penyelidikan
[batas-kesimpulan]

Suara.com - Sebuah tragedi memilukan mengguncang warga Banjaran, Kabupaten Bandung, pada Jumat (5/9/2025). Seorang ibu, yang diidentifikasi berinisial EN, ditemukan tewas dalam kondisi gantung diri, sementara dua buah hatinya yang masih kecil ditemukan tak bernyawa di dekatnya, diduga kuat akibat diracun.

Peristiwa tragis ini dibenarkan oleh pihak Kepolisian Daerah Jawa Barat. Di lokasi kejadian, polisi tidak hanya menemukan tiga jasad, tetapi juga sepucuk surat wasiat yang menyayat hati, diduga ditulis oleh sang ibu sebelum mengakhiri hidupnya dan kedua anaknya.

"Iya benar, ada kejadian tersebut," ujar Kepala Bidang Humas Polda Jabar Komisaris Besar Polisi Hendra Rochmawan saat dikonfirmasi di Bandung sebagaimana dilansir kantor berita Antara, Jumat (5/9/2025).

Hendra menjelaskan bahwa kedua anak yang menjadi korban dalam insiden ini masing-masing baru berusia 11 bulan dan 9 tahun. Dugaan awal mengarah pada tindakan pembunuhan yang dilakukan oleh sang ibu terhadap kedua anaknya, sebelum ia mengambil langkah drastis untuk mengakhiri hidupnya sendiri.

"Sementara ibunya mengakhiri hidup dengan cara gantung diri di tiang pintu kamar. Diduga bunuh diri, ditemukan juga surat wasiat," katanya.

Tim penyidik dari kepolisian segera diterjunkan ke lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mendalami motif di balik keputusan tragis EN. Dari foto yang beredar, tampak pemandangan yang memilukan di mana sang ibu tergantung di tiang pintu, sementara kedua anaknya terbaring tak bernyawa di dalam kamar.

"Untuk saat ini anggota masih dalam perjalanan ke lokasi," kata Hendra.

Pusat dari tragedi ini adalah surat wasiat yang ditinggalkan korban. Ditulis dalam bahasa Sunda, surat tersebut berisi curahan hati yang mendalam tentang keputusasaan, kelelahan lahir dan batin, serta beban hidup yang tak tertanggungkan lagi. Surat itu ditujukan kepada seluruh keluarganya, berisi permohonan maaf atas tindakannya.

Berikut isi surat wasiat tersebut:

Baca Juga: Pria Ini Diduga Korban Salah Sasaran Oknum Polisi Saat Demo Bandung: Niat Cuman Lewat, Malah Digebuk

Versi Sunda:

"Mamah, bapa, ema, bapa, teteh, aa sadayana hampura abi, hampura abi ngalakukeun kieu.

Abi tos cape lahir batin, abi tos teu kuat ngajalani hirup kieu, abi cape hirup ngagugulung hutang nu euweuh beresna, kalah beuki nambahan beuki dieu teh. Bari abi te apal hutang ka saha wae, sabaraha atawa urut naon…

Abi cape boga salaki gede bohong wae teh, euweuh sadarna. Abi cape dinyerihatekeun wae teh, puguh ning ku batur geus dikucilkan, pada ngomongkeun, pada mikangewa bari jeung teu ramasa salah.

Boga salaki kalah hayoh we gede bohong jeung gede hutang, CAPEEEEEEEEEEEEE sugan abi jeung budak geus maot mah aya sadarna, mun henteu sadar ge keun bae nu penting teu nyangsarakeun ka budak abi.

Era karunya ngahesekeun wae lanceuk + kolot teh, abi geus eweuh mah moal ngahesekeun wae.

Load More