Suara.com - Satu demi satu aset milik pengasuh Padepokan Dimas Kanjeng, Taat Pribadi, di Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo, diamankan petugas. Taat Pribadi terjerat sejumlah kasus, dugaan pembunuhan, penggandaan uang, dan terakhir tindak pidana pencucian uang.
Aset yang telah diamankan, di antaranya mobil, tanah, dan rumah.
Sampai, Jum'at (7/10) kemarin, polisi sudah mendata sebanyak 20 aset. Namun, petugas belum merinci jenisnya.
Selain mengamankan aset, petugas gabungan polisi, TNI, dan satpol PP merazia sejumlah rumah yang disinyalir menjadi tempat penampungan pengikut padepokan. Dalam razia, petugas menemukan dua warga Cianjur dan Kalimantan.
Mereka ditemukan di rumah Suharti di Kelurahan Semampir, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo.
“Mereka itu hanya numpang, tidak tinggal lama di sini,” kata Suharti.
Identitas kedua pengikut kemudian didata dan diberi pembinaan.
Disinyalir, masih banyak pengikut padepokan asal luar daerah yang menetap rumah-rumah penduduk di sekitar padepokan, seperti di Kecamatan Gading, Krejengan, Kraksaan, dan Maron.
Camat Kraksaan, Sugeng Wiyanto, mengatakan tengah berupaya untuk menjaga kondusifitas lingkungan.
Sebab, kasus Padepokan Dimas Kkanjeng diperkirakan meluas hingga ke beberapa wilayah kecamatan sekitar. Guna mengantisipasi tindakan yang tidak diinginkan, petugas melakukan razia.
“Kami gandeng semua kalangan, untuk mengantisipasi gangguan kamtibmas,” kata dia.
Tim peneliti
Untuk mengetahui langsung kondisi sosial dan keagamaan di Padepokan Dimas Kanjeng, tim peneliti dan pengembangan Kementerian Agama turun ke sana.
Tim berada di lokasi mulai Rabu (5/10/2016) lalu akan bekerja sampai Minggu (9/10/2016).
"Sudah berada di sana mulai Rabu lalu. Mereka akan meneliti seputar kehidupan santri dan lingkungan padepokan," ujar Kasubag Umum Kemenag Kabupaten Probolinggo, Ato'illah.
Tim peneliti sempat mendapat penolakan dari pengikut padepokan.
Ketika didatangi tim peneliti yang terdiri dari Rosyidi dan Agus Mulyono, pengikut Taat Pribadi malah menginterogasi mereka.
"Kita yang juga mengantar mereka untuk mewawancara langsung para pengikut Dimas Kanjeng ke sana," kata dia.
"Mereka bilang jangan ikut campur terkait tinggal di pedepokan karena merupakan hak asasi setiap manusia," ujar Rosidi.
Imbauan pemerintah agar para pengikut Taat Pribadi pulang ke kampung masing-masing tidak digubris. Mereka beralasan bisa pulang sendiri dan bisa datang lagi ke padepokan kapan pun.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Aktivis Jogja 'Diculik' Aparat, YLBHI: Ini Penangkapan Ilegal dan Sewenang-wenang!
-
Tak Mau PPP Terbelah, Agus Suparmanto Sebut Klaim Mardiono Cuma Dinamika Biasa
-
Zulhas Umumkan 6 Jurus Atasi Keracunan Massal MBG, Dapur Tak Bersertifikat Wajib Tutup!
-
Boni Hargens: Tim Transformasi Polri Bukan Tandingan, Tapi Bukti Inklusivitas Reformasi
-
Lama Bungkam, Istri Arya Daru Pangayunan Akhirnya Buka Suara: Jangan Framing Negatif
-
Karlip Wartawan CNN Dicabut Istana, Forum Pemred-PWI: Ancaman Penjara Bagi Pembungkam Jurnalis!
-
AJI Jakarta, LBH Pers hingga Dewan Pers Kecam Pencabutan Kartu Liputan Jurnalis CNN oleh Istana
-
Istana Cabut kartu Liputan Wartawan Usai Tanya MBG ke Prabowo, Dewan Pers: Hormati UU Pers!
-
PIP September 2025 Kapan Cair? Cek Nominal dan Ketentuan Terkini
-
PLN Perkuat Keandalan Listrik untuk PHR di WK Rokan Demi Ketahanan Energi Nasional