Kapolri Jenderal Pol. Tito Karnavian memimpin apel gelar pasukan Operasi Mantap Praja Jaya 2017, dalam rangka pengamanan Pilkada Serentak 2017, di halaman Monumen Nasional, Jakarta, Rabu (12/10). [suara.com/Oke Atmaja]
Kepala Kepolisian Republik Indonesia I Jenderal Polisi Tito Karnavian mengatakan semakin banyak jumlah masyarakat yang memilih pada Pemilihan Umum atau Pemilihan Kepala Daerah serentak 2017, akan semakin menentukkan kredibiltas pemimpin yang dipilih.
"Antisipasi Pemilu banyak yang gunakan hak pilihnya, maka akan kredibel pemimpin yang dipilih. Namun makin banyak yang golput, pemimpin yang terpilih menunjukkan kurang dapat persetujuan dari masyarakat," ujar Tito di Apel Gelar Pasukan Operasi Mantap Praja Jaya 2017, di Lapangan Monas, Jakarta, Rabu (12/10/2016)
Oleh karena itu, ia menilai Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) merupakan indikator sistem demokrasi di Indonesia yang memberikan hak kepada masyarakat untuk memilih pemimpinnya secara langsung.
"Untuk itu ini adalah pesta merayakan demokrasi. Jangan sampai terjadi pelanggaran hukum untuk tidak mengindahkan norma. Kita sudah 19 tahun menerapkan demokrasi yang lebih bebas. Kita sudah dewasa dalam demokrasi. Tidak ada aksi-aksi kekerasan dan anarakis. Kalau itu terjadi berarti bangsa kita belum dewasa,"katanya.
Selain itu, Tito meminta seluruh pihak yang terlibat seperti KPU, Bawaslu, Media, tokoh masyarakat, warga masyarakat, pasangan calon dan pendukung, lembaga pengawas Independen serta aparat keamanan ikut mengawasi jalannya Pilkada serentak 2017 mendatang. Tito juga mengingatkan kepada tokoh masyarakat atau pihak-pihak untuk tidak memanaskan suhu poliitik.
"Makin banyak yang mengawasi makin baik. Kepada tokoh masyarakat sama, jangan memanaskan suasana dan jangan golput," kata Tito.
Lebih lanjut, jenderal bintang empat itu menghimbau masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya pada Pilkada serentak 2017 mendatang.
"Kita harap masyarakat menggunakan hak pilihnya dan menggunakan cara yang demokratis," ungkapnya.
Komentar
Berita Terkait
Terpopuler
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
PSSI Protes AFC, Wasit Laga Timnas Indonesia di Ronde 4 Kok dari Timur Tengah?
-
Kuliah di Amerika, Tapi Bahasa Inggris Anak Pejabat Ini Malah Jadi Bahan Ledekan Netizen
-
Shell Rumahkan Karyawan, BP Tutup 10 SPBU Akibat BBM Langka Berlarut-larut
Terkini
-
Tuai Kritik, KPU Batal Sembunyikan Ijazah Capres dan Cabut Keputusan Kontroversial
-
Resmi Dibatalkan, KPU Klaim Gandeng KPI Rancang Aturan Rahasiakan Ijazah Capres-Cawapres
-
Blusukan ke RSUD Budi Asih, Gubernur Pramono Soroti 95 Persen Pasien BPJS dan Janjikan Renovasi IGD
-
Golkar Usul Pengendalian Medsos Lewat SIM Card, Bukan Batasi Akun
-
Dasco - Sjafrie Sjamsoeddin Sempat Bicara 4 Mata di Ruang Tertutup, Ini yang Dibahas
-
KPK Telusuri Dana Korupsi Haji ke PBNU, Mahfud MD: Segera Tetapkan Tersangkanya Siapa Saja
-
Viral Isu Perselingkuhan Guncang Polri, Irjen Krishna Murti Dimutasi Jadi Staf Ahli Kapolri
-
Mendagri Tito Pacu Daerah Optimalkan Bonus Demografi Menuju Indonesia Emas 2045
-
'Ini Tugas Negara!' DPR Ultimatum Polisi Usut Tuntas 3 Mahasiswa Hilang Usai Demo Akhir Agustus
-
Prabowo Segera Terbitkan Keppres, Komisi Reformasi Polri Bukan Cuma Omon-omon?