Suara.com - Sebanyak 33 anggota Polda Metro Jaya diamankan Divisi Propam Mabes Polri dan Bidang Propam Polda Metro Jaya dalam operasi pemberantasan praktik pungutan liar. Wakil Kepala Polda Metro Jaya Brigjen Suntana mengatakan ini bukti polisi ikut mendukung pemberantasan pungutan liar untuk memperbaiki sistem layanan publik.
"Sebelum ada (penindakan pungli) di Kemenhub, penindakan (di Polda Metro) sudah dilaksanakan. Bukan hal yang baru dalam polisi. Kita berkomitmen OTT (pungli) ini kita laksanakan agar (tercipta) ruang pelayanan publik yang bersih dan berintegritas," kata Suntana di Polda Metro Jaya, Selasa (18/10/2016).
Suntana mengapresiasi operasi tangkap tangan yang dilakukan jajaran kepolisian, kemarin.
Suntana memastikan mereka yang terbukti melakukan pungutan liar kepada masyarakat akan dihukum. Hukumannya, di antaranya pemecatan.
Kasus puluhan anggota Polda Metro Jaya saat ini tengah ditangani Bidang Propam Polda Metro Jaya.
"Proses penindakan profesi secara internal ada tahap-tahapan yang harus kita lakukan sesuai kadarnya. Apabila berat, polisi akan lakukan pemecatan," katanya.
"Itu akan dilakukan polisi. Lebih baik memecat polisi yang tidak menjalankan tugasnya daripada mempertahankan dalam organisasi dan akan merusak," Suntana menambahkan.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Awi Setiyono mengatakan Polda Metro Jaya akan terus menggiatkan operasi praktik pungutan liar.
"Akan terus melakukan operasi, kita akan terus bersih-bersih. Jadi jangan coba-coba anggota melakukan pungli," kata Awi di Polda Metro Jaya.
Operasi ini dilakukan sebagai upaya polisi mendukung kebijakan Presiden Joko Widodo untuk memperbaiki pelayanan publik bebas pungli.
"Karena memang untuk memperbaiki pelayanan publik di kepolisian, sehingga sesuai arahan Bapak Presiden, pelayanan publik di kepolisian tidak ada pungli," katanya.
Operasi ini sekaligus untuk memperbaiki citra kepolisian, katanya.
"Kan sekarang sudah era keterbukaan, buat apa kita jaga image, tapi kita, kan ingin memperbaiki. Ini niat yang tulus dari pimpinan kita untuk bersih-bersih, jadi untuk apa kita nutup-nutupi," kata Awi.
Berita Terkait
-
Buku "Jokowi's White Paper" Ditelanjangi Polisi: Cuma Asumsi, Bukan Karya Ilmiah
-
Polisi Tantang Balik Roy Suryo dkk di Kasus Ijazah Jokowi: Silakan Ajukan Praperadilan!
-
Polda Metro Jaya Ungkap Jaringan Uang Palsu USD dan SGD, Ribuan Lembar Disita
-
Upaya Roy Suryo cs Mentah di Polda Metro Jaya, Status Tersangka Ijazah Jokowi Final?
-
Gelar Perkara Khusus Rampung, Polisi Tegaskan Ijazah Jokowi Asli, Roy Suryo Cs Tetap Tersangka!
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Gus Yahya Ngaku Sejak Awal Inginkan Islah Sebagai Jalan Keluar Atas Dinamika Organisasi PBNU
-
Rais Aam PBNU Kembali Mangkir, Para Kiai Sepuh Khawatir NU Terancam Pecah
-
Puasa Rajab Berapa Hari yang Dianjurkan? Catat Jadwal Berpuasa Lengkap Ayyamul Bidh dan Senin Kamis
-
Doa Buka Puasa Rajab Lengkap dengan Artinya, Jangan Sampai Terlewat!
-
Pedagang Korban Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati Mulai Tempati Kios Sementara
-
Buku "Jokowi's White Paper" Ditelanjangi Polisi: Cuma Asumsi, Bukan Karya Ilmiah
-
Gibran Turun Gunung ke Nias, Minta Jembatan 'Penyelamat' Siswa Segera Dibangun
-
Mensos Salurkan Santunan Rp15 Juta bagi Ahli Waris Korban Bencana di Sibolga
-
Pengamat: Sikap Terbuka Mendagri Tito Tunjukkan Kepedulian di Masa Bencana
-
Anjing Pelacak K-9 Dikerahkan Cari Korban Tertimbun Longsor di Sibolga-Padangsidimpuan