Suara.com - Ketiga pasangan calon mendapat kesempatan untuk menyampaikan pidato singkat usai memperoleh nomor urut dalam kontestasi Pilkada DKI Jakarta 2017. Masing-masing paslon tak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini dengan menyampaikan pidato yang cukup bersemangat.
Calon Gubernur Agus Harimurti Yudhoyono dalam pidatonya menekankan Pilkada yang damai. Cagub yang berpasangan dengan Sylviana Murni ini juga menyinggung soal kondisi warga DKI yang masih miskin.
"Saya Agus Harimurti Yudhoyono bersama Sylviana murni menyatakan siap berkompetisi secara damai, sehat, dan demokratis. Sesungguhnya yang terpenting adalah bagaimana visi, misi yang ditawarkan dan bagaimana ketulusan hati gubernur untuk menjadikan Jakarta rumah untuk semua, Jakarta untuk rakyat," kata Agus.
Agus menginginkan agar Pilkada DKI Jakarta tak menjadi beban bagi masyarakat yang hidupnya sudah susah.
"Kami turun ke pelosok Jakarta, ke pasar-pasar, kami melihat, dari mata, kata, dan jabat tangan dengan mereka kami rasakan cinta dan harapan besar agar Jakarta berkembang. Mereka berkomitmen agar Pilkada berjalan aman dan adil. Mereka tak ingin Pilkada menjadi beban tambahan bagi hidup mereka," ujarnya.
Sementara calon wakil gubernur Djarot yang berpasangan dengan Ahok dalam pidatonya menyinggung soal kebersihan di masa kampanye nanti. Dia meminta kepada pendukungnya agar tak mengotori Jakarta yang sudah bersih dan tertata rapih di masa kepemimpinannya.
"Khusus untuk pendukung setia Basuki-Djarot, saya minta betul-betul jangan pasang baliho di taman, tempel stiker di tembok dan pohon, tiang listrik. Jakarta sudah bersih, kalinya bersih, tamannya baik, mari kita jaga betul kebersihan kita semua. Tunjukkan betul kedewasaan kita dalam berdemokrasi," kata Djarot.
Tak sampai di situ, Djarot juga meminta agar tak ada caci mencaci satu sama lain di ajang pesta demokrasi yang digelar pada Februari mendatang. Dia yakin pendukungnya bisa memberikan contoh yang baik.
"Saya yakin pendukung setia Basuki Djarot bisa menjadi tauladan dan contoh, panutan yang memberi cahaya kepada seluruh warga DKI Jakarta bahwa Pilkada betul-betul merupakan perwujudan demokrasi yang dewasa, bukan demokrasi yang mencaci maki satu sama lain," ujar kader PDIP ini.
Adapun calon gubernur Anies Baswedan yang berpasangan dengan Sandiaga Uno lebih menekankan kesejahteraan warga DKI dalam pidatonya. Kata dia, perhatian terhadap warga tak kalah penting ketimbang penataan kota.
"Kami hadir disini bukan untuk kami. Kami ingin menghadirkan harapan, kita ini maju bersama, bahagia warganya. Kita ingin kotanya berbudaya, cerita panjang Jakarta, rasa aman cerdas ekspresi seni. Jakarta kembali catatan sejarah kota masa depan Indoensia dan dunia. Jakarta harus kita jaga kebhinekaan yang simpulnya di tanah ini. Memikirkan warganya, membahagiakan warganya, kita lakukan ini. Salam jakarta salam bersama," kata Anies menuturkan.
Sandiaga pun menimpali. Dia mengatakan Pilkada DKI Jakarta bukan tempat untuk bertarung dan memecah belah, melainkan untuk maju bersama.
"Salam bersama mengangkat 90 derajat, salam bersama. Ajak warga menyambut salam itu mengangkat 5 jari, maju bersama. Kami percaya maju bersama, masa depan jakarta bukan maju kotanya yang paling penting bahagia warganya, lalangan kerja tersedia, stabilnya harga, bahagia dan keadilan," ujarnya.
Untuk diketahui, pada pengundian n0mor urut ini, paslon Agus-Sylviana mendapat nomor urut satu, Ahok-Djarot nomor urut dua, dan Anies-Sandi nomor urut tiga.
Berita Terkait
-
Pidato Politik Pertama Agus Usai Dapat Nomor Satu Diakhiri Pantun
-
Djarot Wakili Ahok Pidato Politik, Suaranya Kok Mirip Bung Karno
-
Agus Yudhoyono: Semoga Mendapat Suara Nomor Satu Juga
-
Nomor Ahok Sama Nomor Jokowi Saat Menang Pilpres: Salam Dua Jari
-
Agus-Sylvi Dapat Nomor Satu, Ahok-Djarot Dua, Anies-Sandi Tiga
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO