Suara.com - Penampilan calon gubernur Jakarta nomor urut tiga, Anies Baswedan, saat kampanye hari ini, beda. Anies yang biasanya tampil formal dengan kemeja, celana kain, dan sepatu pantofel, kali ini tidak demikian. Meski kemeja putihnya masih tetap dipakai, untuk bawahan, dia hanya mengenakan celana casual dan sepatu kets.
Anies kemudian menceritakan penampilannya. Sepatu yang ia kenakan hari ini adalah sepatu lama. Sepatu tersebut ia pakai karena dirasa serasi dengan celana.
"Ini sepatu saya dari zaman dulu. Sebetulnya saya itu gonta-ganti, selalu ya pakai pantofel. Ya pakai ini sesuai kebutuhan saja. Saya pakai celana coklat bagusnya pakai sepatu ini," kata Anies sambil memperlihatkan sepatu di kawasan Tamansari, Jakarta Barat, Kamis (3/11/2016).
Pasangan Sandiaga Uno juga menjelaskan kenapa punya kebiasaan memasukkan kemeja ke dalam celana.
"Saya selalu pakai baju dimasukkan dari zaman dulu, nggak berubah. Suka pakai kaos, tapi bukan acara kayak gini (kampanye) kalau weekend. Anda malah perhatiin style juga. Soalnya (sepatu) coklat, ikat pinggangnya juga coklat," ujar Anies.
Sambil bercanda dengan para wartawan, Anies mengaku geli sekaligus tegang ditanya-tanya soal penampilan.
"Saya geli ditanyain ini tuh. masa yang kaya gini tegang sih, ditanyain sepatu dan lain-lain," kata Anies sembari tertawa bersama para wartawan.
Anies juga menceritakan ukuran sepatunya.
"Sepatu ini biasa saya pakai kalau jalan, udah dua tahun, kaki saya size 44, kalau pakai pantofel saya size 43. Kalau sepatu olahraga saya size 44," ujar Anies.
Sedangkan sepatu pantofel yang sering ia pakai, katanya, sudah berumur lima tahun. Ia mengaku jarang ganti sepatu.
"Sepatu jalan (pantofel) itu sepatu yang sudah saya pakai 5 tahun, yang saya pakai itu. sebetulnya sepatu itu sudah agak peot sih sekarang, sudah lima tahun. Saya itu jarang ganti sepatu loh," kata Anies.
Dapat curhat warga
Selama kunjungan, dia mendapat banyak laporan dari warga. Ketua RW 7, Kelurahan Tamansari, Amirullah, melaporkan tentang aplikasi Qlue. Aplikasi yang merupakan program pemerintah untuk sarana pengaduan masyarakat kepada pemerintah dikatakan tidak efektif, bahkan berdampak negatif.
"Kalau bisa, Pak Anies, (aplikasi) Qlue itu ditingkatkan lagi. Selama ini, buat saya sebagai pengurus RW, Qlue itu menyesatkan," kata Amirullah.
Amirullah menilai aplikasi Qlue sebagai hal yang menyesatkan karena banyak aduan masuk yang justru menyusahkan masyarakat kecil. Dia mencontohkan tentang laporan keberadaan pedagang kaki lima di atas trotoar jalan.
"PKL di atas trotoar itu memang melanggar perda, tetapi kalau misalkan saluran itu masih bisa berjalan dan kami rapikan, ya masih bisa dikeruklah. Qlue itu memang ada baiknya, tapi dipakai juga jadi alat yang bersifat sentimen ke PKL," ujar Amirullah.
Meski demikian, kata Amirullah, aplikasi Qlue juga memiliki sisi baik yaitu mempermudah laporan warga langsung ke Gubernur DKI Jakarta. Sebab itu, Amirullah meminta kepada Anies jika kelak terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta, supaya fitur dan fungsi Qlue bisa diperbaiki lagi.
Anies mengatakan peran pengurus RT dan RW harus ditingkatkan. Khususnya terkait kehadiran para pengurus RT dan RW pelayanan masyarakat di tingkat warga.
Anies juga mengatakan akan mengembangkan aplikasi laporan warga seperti Qlue dengan menyertakan program kerja pemerintah dan dinas-dinas di dalamnya. Katanya, hal itu penting untuk dilakukan agar para pengurus RT dan RW dapat mengikuti pergerakan pemerintah daerah, khususnya terkait apa saja yang akan dicapai atau dibangun.
"Jadi, warga juga tahu apa yang lagi mau kami bangun. Hal yang mau dikembangkan itu informasi agar RT dan RW dan warga, bisa mengawasi kami," kata Anies.
Berita Terkait
-
Dedi Mulyadi Akui Marketnya Makin Luas Gara-Gara Sering Ngonten, Mau Nyapres?
-
Jatuh Bangun Nasib Ridwan Kamil: Gagal di Jakarta, Kini Terseret Isu Korupsi dan Perselingkuhan
-
Tim RIDO Laporkan KPU ke DKPP dan Minta Pemungutan Suara Ulang, Anies: No Comment!
-
Pilkada DKI: El Rumi Pilih Dharma-Kun, Soroti Masalah Kabel Listrik
-
Cak Lontong 'Ronda' Amankan Suara Pramono-Rano di Masa Tenang Pilkada
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Heboh! Rekening Nasabah Bobol Rp70 Miliar di BCA, OJK dan SRO Turun Tangan, Perketat Aturan!
-
Emiten Sejahtera Bintang Abadi Textile Pailit, Sahamnya Dimiliki BUMN
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
Terkini
-
Bus Transjakarta Tabrakan dengan Truk di Cideng, Manajemen Pastikan Penumpang Selamat
-
DPR Ungkap Seabrek PR Besar Menko Polkam Djamari Chaniago, Salah Satunya Masalah Demokrasi Cacat!
-
Sengketa Nikel di Malut Memanas, Kubu PT WKM Ungkap Fakta Mencengangkan!
-
Orang yang Memecatnya Kini Diangkat Menko Polkam, Bukti Prabowo Tak Dendam ke Djamari Chaniago?
-
Dampingi Wapres Gibran ke Papua, Wamendagri Ribka Akan Segera Tindak Lanjuti Hasil Kunjungan
-
Menteri HAM Sebut Mudah Temukan 3 Mahasiswa Hilang dengan CCTV, DPR: Kalau Gampang Laksanakan Dong!
-
Update Orang Hilang Peristiwa Agustus: Satu Telah Ditemukan, Dua Belum Kembali!
-
Sebut Geng Solo Virus di Kabinet, Soenarko : Keluarkan Menteri Diduga Korupsi dan Orang Jokowi
-
Mendesak Reformasi Polri, Peluang Anak Buah Prabowo Naik Pangkat Terbuka? Ini Kata Pengamat!
-
DPRD DKI Ungkap Parkir Ilegal Bisa Rugikan PAD Rp 700 Miliar per Tahun, 50 Operator Diduga Nakal