Suara.com - Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, berjanji akan melakukan transisi kekuasaan yang mulus ke tangan Donald Trump, calon presiden dari Partai Republik yang telah dipastikan memenangkan pemilihan presiden AS pada Rabu (9/11/2016).
Dalam pidato pertamanya setelah Trump dipastikan memenangkan pemilihan Presiden, Obama mengajak rekan-rekannya dari Partai Demokrat untuk menyisihkan kekecewaan atas kekalahan jagoan mereka, Hillary Clinton dan bergandengan tangan untuk mendukung presiden terpilih.
"Bukan rahasia lagi bahwa presiden terpilih dan saya punya beberapa perbedaan signifikan," kata Obama di Gedung Putih.
Komentar itu mengacu pendapat Trump, yang meragukan kewarganegaraan AS Obama dan menuding bahwa presiden kulit hitam pertama AS itu tak pantas duduk di Gedung Putih.
"Kita semua kini harus bersatu mendukung keberhasilannya dalam memimpin negara ini," imbuh Obama.
Obama dan istrinya, Michelle dalam masa kampanye bekerja keras agar Clinton terpilih sebagai pemenang. Obama berharap Clinton bisa meneruskan beberapa kebijakannya kuncinya dalam sektor layanan kesehatan, lingkungan hidup, dan reformasi keuangan yang kini terancam dirombak oleh Trump.
Tetapi Obama dalam pidatonya itu menekankan pada pentingnya transformasi kekuasaan yang mulus, sembari mengingatkan bahwa pendahulunya dari Partai Republik, George W. Bush, juga melakukan hal yang sama delapan tahun silam.
"Semua orang sedih ketika pihaknya kalah dalam pemilihan umum, tetapi setelah itu kita harus ingat bahwa kita semua adalah satu tim. Saya akan memastikan bahwa peralihan kekuasaan akan dijalankan dengan baik, karena kita semua adalah satu tim," tegas Obama. (Reuters)
Berita Terkait
-
Trump Bagi-bagi Duit Rp 32 Juta ke Warganya, Dorong Harga Bitcoin Meroket?
-
AS Shutdown, Trump Mau Ganti Subsidi ObamaCare dengan BLT Ratusan Miliar Dolar
-
3 Fakta Pertemuan Xi Jinping-Trump: China dan AS 'Mesra', Perang Dagang Berakhir Damai?
-
Kenapa Keputusan Trump Buka Suaka Margasatwa Arktik untuk Pengeboran Minyak Tuai Kontroversi?
-
Misteri Lawatan Trump ke Asia: Sinyal Kejutan dari Korut, Kim Jong Un Sudah Menanti?
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Pemerintah Mau 'Bebaskan' Reynhard Sinaga, Predator Seksual Terkejam di Sejarah Inggris
-
Bahlil soal Izin Tambang di Raja Ampat : Barang Ini Ada, Sebelum Saya Ada di Muka Bumi!
-
Berapa Gaji Zinedine Zidane Jika Latih Timnas Indonesia?
-
Breaking News! Bahrain Batalkan Uji Coba Hadapi Timnas Indonesia U-22
-
James Riady Tegaskan Tanah Jusuf Kalla Bukan Milik Lippo, Tapi..
Terkini
-
Anak-anak Nilai Program Makan Bergizi Gratis Bikin Hemat Uang Jajan
-
PSI Kritik Pemprov DKI Hanya Ringankan Pajak BPHTB: Harusnya Sekalian Gratis...
-
Refly Harun Pasang Badan Selamatkan Roy Suryo Cs: Kasus Ijazah Jokowi Tak Layak Diproses!
-
Komisi I DPR Usul Indonesia Tiru Kebijakan China, Influencer Harus Punya Sertifikat Profesi
-
PBNU dan Wamenag Bersuara Keras: Perilaku Gus Elham Nodai Dakwah, Tak Pantas Ditiru!
-
Soeharto Jadi Pahlawan, Media Asing Sorot Sisi Gelap Diktator dan Pembantaian Massal
-
Profil Gus Elham Yahya: Pendakwah Viral 'Kokop Pipi' Asal Kediri, Cucu Kiai dan Idola Anak Muda
-
Rektor Sudirman Said: Pemimpin Sejati Juga Pendidik, Bangsa Butuh Teladan Bukan Kekuasaan
-
Kasus Korupsi Kuota Haji, KPK Panggil Eks Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kemenag
-
Jasad Istri Pegawai Pajak Manokwari Ditemukan Tak Utuh di Septic Tank, Diduga Dimutilasi Pelaku