Suara.com - Presiden Filipina Rodrigo Duterte, Senin, memperingatkan bahwa IS, yang terusir dari Suriah dan Irak, bisa beraksi di negaranya dan jika itu terjadi, ia akan mengorbankan kewajiban hak asasi manusia untuk memastikan rakyatnya aman.
Duterte mengatakan provinsi Mindanao, Filipina selatan, sudah menjadi sarang pemberontakan dan bandit dan ia khawatir "dengan ancaman terorisme" dan perusuh masuk, yang bisa memanfaatkan rasa tidak aman.
"Setelah teroris dari Timur Tengah, yang terusir dari kawasan itu. Mereka akan mengembara ke tempat lain dan akan datang ke sini dan kita harus menyiapkan diri untuk itu," katanya saat pidato di hadapan lembaga penegak hukum.
"Ingat, mereka tidak memiliki sedikit pun penghargaan pada hak asasi manusia, percayalah. Saya tidak akan membiarkan rakyat saya dibunuh demi hak asasi manusia, itu omong kosong," katanya.
Hak asasi manusia menjadi topik peka bagi Duterte, yang rutin menyampaikan kemarahan pada aktivis dan pemerintah Barat yang telah menunjukkan kekhawatiran atas perang terhadap narkoba dan tingginya angka kematian di Filipina.
Warga asli Mindanao dan walikota Davao City selama 22 tahun, Duterte mengatakan ada pemberontakan "sangat kuat" di sana dan pemberontak Abu Sayyaf yang melakukan penyanderaan hampir setiap hari.
Abu Sayyaf saat ini menyandera 21 tawanan, sebagian besar dari mereka warga asing, dan meskipun serangan militer sedang berlangsung untuk memusnahkan mereka, pembajakan dan penculikan terus berlanjut.
Duterte mengatakan Filipina, Indonesia dan Malaysia bekerja sama untuk menjauhkan ekstrimis asing dari kawasan mereka.
Pada Jumat, ia memperingatkan bahwa ia mungkin menggunakan kekuasaan eksekutif untuk mengatasi pelanggaran hukum di Filipina dengan menunda harbeas corpus atau sebuah upaya perlindungan hukum terhadap penangkapan sewenang-wenang dan penahanan.
konstitusi yang memungkinkan 60-hari penundaan "dalam kasus invasi atau pemberontakan, ketika keselamatan publik memerlukan itu" dan akan mengizinkan penangkapan tanpa surat perintah dan penahanan tanpa tuduhan selama tiga hari.
Duterte menyebut habeas corpus pada Jumat dalam konteks dua hal yaitu kerusuhan selatan dan perang terhadap narkoba dan mengatakan membangun kasus untuk menangkap tersangka memerlukan terlalu banyak waktu dan sumber daya.
Kantor presiden pada Senin mengeluarkan pernyataan, yang mengatakan Duterte memberi peringatan keras kepada mereka di balik kekerasan dan ia bisa mengambil tindakan lebih keras untuk menghentikan mereka. [Antara]
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Dokter Lulusan Filsafat yang 'Semprot' DPR Soal Makan Gratis: Siapa Sih dr. Tan Shot Yen?
-
Gile Lo Dro! Pemain Keturunan Filipina Debut Bersama Barcelona di LaLiga
-
BCA Mobile 'Tumbang' di Momen Gajian, Netizen Mengeluh Terlantar Hingga Gagal Bayar Bensin!
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
Terkini
-
KPK Serius! Atalia Praratya Akan Dipanggil Terkait Kasus Korupsi Iklan BJB, Ada Apa?
-
Wakil Ketua Komisi X DPR: Keracunan MBG Merupakan Tantangan Menuju Kesuksesan
-
Perang Klaim Ketum PPP: Mardiono Vs Agus Suparmanto, Siapa yang Sah?
-
Penembakan Mengerikan Guncang Gereja Mormon Michigan, 2 Tewas 8 Luka-luka
-
Cegah Keracunan, BPOM Siapkan Modul Nasional untuk Juru Masak Program MBG
-
Kapan Sebaiknya Mengajukan Pinjaman Daring agar Lebih Menguntungkan?
-
Presiden Prabowo Turun Tangan Atasi Kasus Keracunan MBG, Ini Instruksi Detailnya!
-
Terungkap! Ini Identitas dan Pangkat Anggota TNI Penganiaya Pegawai Artis Zaskia Adya Mecca
-
Cuaca Hari Ini: BMKG Rilis Peringatan Dini Hujan Lebat dan Angin Kencang di 8 Kota Besar
-
Agus Suparmanto Ungkap Tantangan Terbesar PPP Usai Muktamar: Pulihkan Kepercayaan Umat