Suara.com - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo mengatakan selama ini pihaknya belum pernah menerima masukan Inspektorat Jenderal di instansi Kementerian, terkait banyaknya pelaporan masyarakat terkait pelayanan publik yang tidak bisa ditindak lanjuti KPK hanya karena minimnya data.
Pasalnya, inspektorat di daerah seperti di kabupaten atau provinsi kurang terbuka kepada pemerintah terkait pelayanan publik.
Oleh karena itu KPK mengusulkan adanya penguatan sistem pengawasan internal Inspektorat di seluruh daerah.
"Kami sedang berpikir, dalam waktu dekat akan usulkan ke presiden, tentang sistem pengawasan internal kita. Hari ini KPK tidak pernah terima masukan dari inspektorat Kabupaten, Pemprov, maupun Irjen. Info selalu dari masyarakat," ujar Agus dalam rapat koordinasi dan dialog terbuka dengan seluruh gubernur di Kemendagri, Jakarta, Kamis (22/11/2016).
Dirinya mencontohkan bahwa Inspektorat di Amerika Serikat tidak bertanggungjawab kepada menterinya tapi bertanggungjawab ke presiden.
"Kalau kita lihat pengalaman inspektorat di AS, tidak bertanggungjawab ke menteri tapi ke presiden," katanya.
Maka dari itu, ia menyarankan pertanggungjawaban Inspektorat dilakukan secara berjenjang, agar pemerintah bisa mengawasi kinerja pegawai secara keseluruhan.
"Mungkin secara jenjang yang bupati ke gubernur tanggungjawabnya dan gubernur ke Kementerian Dalam Negeri supaya mereka bisa melakukan check and balances terhadap pejabat di daerahnya," ucap Agus.
"Kalau bupati di bawah gubernur dan gubernur di bawah Kemendagri kan bisa diawasi dua-duanya, bukan hanya eksekutif. Nanti ada beberapa poin yang segera kami usulkan," sambungnya.
Lebih lanjut, Agus menambahkan, jika itu dilakukan KPK tidak hanya mendapatkan laporan dari masyarakat tapi dari Inspektorat.
"Kalau berjalan seperti itu, masukan tidak hanya dari rakyat. Dari 7,000 per tahun,hanya jadi kasus 90 (ditangani KPK). Ini tidak terlepas dari kualitas laporan yang diserahkan masyarakat kepada KPK. Bukannya tidak bagus, kualitas laporan masih kurang menggembirakan. Kalau Inspektorat dia tahu data, pasti lebih berkualitas," ungkapnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional