Suara.com - Mantan komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi Bambang Widjojanto menjelaskan tindakan-tindakan yang dapat disebut dengan perilaku koruptif ketika mengikuti peringatan Hari Anti Korupsi di posko pemenangan pasangan calon gubernur dan calon wakil gubenur Jakarta, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, .
"Yang disebut tindakan koruptif, kolusif dan nepotistik, itu tidak sekedar suatu tindakan yang sudah diskualifikasi sebagai perbuatan melawan hukum yang menimbulkan kerugian," kata Bambang di Jalan Cicurug nomor 6, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (9/12/2016).
Menurut Bambang kata korupsi berasal dari kata corruptio yang maknanya sangat luas. Namun, kata Bambang, di Indonesia maknanya dipersempit.
"Karena corruptio itu artinya orang yang tidak menepati janji, orang yang brengsek, orang yang tidak pantas ditiru, orang yang berkhianat. Bahkan ada kata-kata agak lebih kasar lagi, busuk, bejat, bangsat," ujar Bambang
Itu sebabnya, kata Bambang, penggunaan kewenangan oleh penyelanggaran negara harus ditujukan untuk melaksanakan tugas dan kewajiban.
"Nah, ketika diberikan tugas, kewenangan itu tidak ditujukan untuk kepentingan kemasalahatan rakyat banyak. Maka itu tindakan bisa disebut koruptif," tutur Bambang.
Bambang kemudian menyontohkan seorang pemimpin. Ketika kampanye janji tidak akan menggusur pemukiman warga, tetapi ternyata tetap menggusur, maka hal itu adalah perilaku koruptif.
"Seseorang yang berjanji tidak melakukan gusur, tapi melakukan penggusuran itu koruptif, karena ia berkhianat terhadap janjinya. Seseorang yang mengklaim dirinya bersih, tapi kemudian ketika bisa ditunjukkan bahwa dia tidak bersih dan memanipulasi pencitraannya, itu koruptif," ujar Bambang.
"Seseorang yang pandai menyalah-nyalahkan orang lain tapi tak mengambil tanggung jawab sebagai pemimpin, itu namanya tindakan koruptif," Bambang menambahkan.
Berita Terkait
-
2 Hal Ini Bikin Eks Pimpinan KPK Miris Dengar Nadiem Makarim Jadi Tersangka, Singgung Nama Jokowi
-
Dedi Mulyadi Akui Marketnya Makin Luas Gara-Gara Sering Ngonten, Mau Nyapres?
-
Bambang Widjojanto : Bendera One Piece di Indonesia Bagian dari Perlawanan Atas Penindasan
-
Arya Daru Agen Mata-mata? Ini 3 Teori Mengapa Sang Diplomat Harus Dihabisi Versi BW
-
Jatuh Bangun Nasib Ridwan Kamil: Gagal di Jakarta, Kini Terseret Isu Korupsi dan Perselingkuhan
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
800 Polantas Bakal Dikerahkan Blokade Sudirman-Thamrin di Malam Tahun Baru 2026
-
Kapuspen TNI: Pembubaran Massa di Aceh Persuasif dan Sesuai Hukum
-
Jangan Terjebak, Ini Skema Rekayasa Lalin Total di Sudirman-Thamrin Saat Malam Tahun Baru 2026
-
Viral Dosen UIM Makassar, Ludahi Kasir Perempuan Gegara Tak Terima Ditegur Serobot Antrean
-
Jadi Wilayah Paling Terdampak, Bantuan Akhirnya Tembus Dusun Pantai Tinjau Aceh Tamiang
-
Elite PBNU Sepakat Damai, Gus Ipul: Di NU Biasa Awalnya Gegeran, Akhirnya Gergeran
-
Ragunan Penuh Ribuan Pengunjung, Kapolda: 151 Polisi Disiagakan, Copet Nihil
-
Tolak UMP 2026, Buruh Bakal Gugat ke PTUN dan Kepung Istana
-
Kecelakan Hari Ini: Motor Kebut Tabrak Viar Pedagang Tahu Bulat di Kalimalang, Satu Pemuda Tewas
-
Buruh Tolak Keras UMP Jakarta 2026: Masa Gaji Bank di Sudirman Kalah dari Pabrik Panci Karawang