Suara.com - Legenda balap Italia, Massimiliano "Max" Biaggi optimis Jorge Lorenzo tetap punya peluang menjadi salah satu kandidat juara dunia MotoGP musim depan meski tidak lagi bersama Yamaha.
Seperti diketahui, pertengahan April lalu, Lorenzo memutuskan mencari tantangan baru dengan hijrah ke Ducati mulai musim depan setelah sembilan musim di Yamaha.
Keputusan Lorenzo ini membuat banyak orang sangsi terhadap peluangnya jadi juara dunia. Hal itu didasarkan faktor motor Ducati yang dinilai masih 'kalah kelas' dibanding dua pabrikan Jepang, Yamaha dan Honda.
Namun hal itu ditampik Biaggi. Mantan pebalap MotoGP dan juara dunia Superbike 2010 dan 2012 ini menilai performa motor Ducati telah meningkat pesat.
Terbukti, pada kompetisi balap MotoGP 2016, pabrikan motor terkemuka asal Italia itu tercatat dua kali jadi juara. Pertama di Grand Prix Austria, 14 Agustus, lewat pebalapnya Andrea Iannone.
Setelah itu, Ducati kembali jadi yang terbaik pada balapan GP Malaysia lewat usaha Andrea Dovizioso yang bakal jadi tandem Lorenzo musim depan di Ducati.
Sementara, saat ditanya siapakah yang bakal jadi rival Lorenzo musim depan, Biaggi menilai hal itu tidak akan jauh-jauh dari seperti yang selama ini berkembang, yakni Marc Marquez dan Valentino Rossi.
Selain itu, Biaggi menganggap Lorenzo patut mewaspadai kiprah Maverick Vinales yang notabene penggantinya di Yamaha musim depan.
Vinales telah membuktikan punya talenta besar saat menjuarai GP Inggris, 4 September lalu, walau dengan motor Suzuki yang dinilai masih jauh levelnya di bawah Honda, Yamaha, dan Ducati.
Baca Juga: Ibra Ibaratkan Dirinya seperti Anggur Merah
"Di atas kertas, rival pertama Lorenzo selalu sang juara bertahan, yakni Marquez. Setelah itu, di posisi kedua ada Rossi dan tempat ketiga adalah Vinales. Tapi, segalanya masih bisa berubah," ungkap Biaggi, juara dunia lima kali kelas 250cc. (Speedweek)
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO