Suara.com - Pengacara tersangka kasus dugaan pencemaran nama baik dan penghasutan berbau SARA Buni Yani, Aldwin Rahadian, membeberkan penyebab hakim tunggal Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, menolak permohonan praperadilan yang diajukan Buni Yani atas penetapan status tersangka oleh Polda Metro Jaya, Rabu (21/12/2016).
"Tadi saya sampaikan bahwa untuk praperadilan ini. Kami dikunci oleh surat edaran Mahkamah Agung Nomor 4 Tahun 2016," kata Aldwin usat persidangan.
Menurut Aldwin pertimbangan hakim tunggal yang didasarkan pada Surat Edaran Mahkamah Agung nomor 4 tahun 2016 tentang pemberlakuan rumusan hasil rapat pleno kamar Mahkamah Agung Tahun 2016 sebagai pedoman pelaksanaan tugas bagi pengadilan terlalu kaku karena hanya sebatas prosedural dan pemeriksaan formil.
"Dan kami tahu sendiri bahwa kepolisian ini anak emas KUHAP. Jadi dalam hal ini punya kewenangan yang penuh kalau dalam soal prosedur secara formil dan lain sebagainya," ujar Aldwin.
Menurut Aldwin surat edaran Mahkamah Agung hanya menyaratkan adanya dua alat bukti untuk menetapkan seseorang menjadi tersangka. Namun, tidak menyaratkan adanya pengujian sah dan tidaknya dua alat bukti tersebut.
"Seharusnya bisa diuji juga alat bukti ini sah atau tidak. Perbuatan itu, perbuatan pidana atau tidak. Kalau dengan adanya surat edaran MA itu, sangat kaku dan pada akhirnya terbentur oleh persoalan-persoalan formil, prosedural," ujar Aldwin.
Lebih lanjut, Aldwin mengatakan karena surat edaran MA dipakai sebagai dasar pertimbangan hakim, keterangan saksi fakta dan saksi ahli dikesampingkan.
"Padahal saksi-saksi Ahli, saksi-saksi fakta menguatkan permohonan dalil kita. Hakim mengesampingkan keterangan saksi-saksi itu," kata Aldwin.
Buni Yani menggugat polisi karena menganggap mekanisme penetapan status tersangka kepadanya menyalahi KUHAP dan Peraturan Kapolri Nomor 12 Tahun 2009.
Buni Yani menjadi tersangka pada Rabu (23/11/2016). Dosen nonaktif LSPR dijadikan tersangka setelah mengunggah video potongan pidato Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan menulis tiga paragraf status di Facebook.
Berita Terkait
-
Buni Yani Sebut Ijazah Gibran Bodong, Yakin Gugatan Rp125 Triliun Menang: Pasti Dikabulkan Hakim!
-
Ojol Tewas, Ahok Sebut DPR Takut: Kenapa Tidak Berani Terima Orang Demo?
-
Ahok Ikut Komentar Soal Kenaikan Gaji Anggota DPR: Mau Rp1 Miliar Sebulan Oke
-
Ahok Tak Masalah kalau Gaji Anggota DPR Rp1 Miliar Sebulan, Tapi Tantang Transparansi Anggaran
-
CEK FAKTA: Ahok Sebut Jokowi Terseret Korupsi Pertamina Rp 193,7
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
Terkini
-
Ratusan Insan Sinar Mas Tuntaskan Pendidikan Komponen Cadangan
-
Dikirim ke Bali, ASN Terlibat Modus Baru Peredaran Ganja Lewat Kerangka Vespa
-
Pencarian Berakhir Pilu: Jasad Mahasiswa KKN UIN Semarang Ditemukan 10 Km dari Lokasi Hanyut
-
Detik-detik Kakak Adik di Kendal Ditemukan Lemas, 2 Minggu Jaga Jasad Ibu Cuma Minum Air Putih
-
Ditangkap di Laut Natuna Utara, Kapal Berbendera Vietnam Diduga Angkut 80 Ton Ikan Hasil Curian
-
Ganja 35 Paket dalam Rangka Vespa, ASN Tangerang Terlibat Jaringan Narkoba Lintas Provinsi
-
Tambang Ilegal Tak Sesuai Good Mining Practice, Rusak Lingkungan dan Tata Kelola
-
Resmikan Pabrik Lotte Chemical Indonesia, Prabowo Ingat Prestasi Jokowi Lobi Pimpinan Korea
-
Muhammadiyah Dukung Soeharto Jadi Pahlawan Nasional: Jasanya untuk RI Tak Terbantahkan
-
Sultan: Indonesia Menjadi Penentu Penting Bagi Masa Depan Ekologi Regional dan Global